Petenis Muda Lebih Diutamakan Wakili Indonesia Lawan Filipina
Oleh
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Petenis muda lebih diutamakan untuk mewakili tim Indonesia di Grup II Zona Asia-Oseania Piala Davis melawan Filipina di Stadion Tenis Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, 3-4 Februari 2018. Langkah ini dilakukan sebagai upaya regenerasi yang lebih baik di pertenisan Indonesia. Seleksi pun digelar untuk mencari empat petenis muda terbaik yang akan maju di ajang tersebut.
Ketua Umum Pengurus Pusat Persatuan Tenis Seluruh Indonesia (PP Pelti) Rildo Ananda Anwar mengatakan, petenis muda perlu diberi kesempatan agar menambah ”jam terbang” mereka.
”Beri kepercayaan dan kesempatan kepada mereka yang muda untuk main. Kalau mereka tidak pernah dikasih kesempatan, regenerasi ini bisa berhenti,” ujar Rildo di sela-sela seleksi pembentukan tim Piala Davis di lapangan tenis Hotel Senayan, Jakarta, Jumat (15/12).
Beri kepercayaan dan kesempatan kepada mereka yang muda untuk main. Kalau mereka tidak pernah dikasih kesempatan, regenerasi ini bisa berhenti.
Hingga saat ini, Indonesia baru memiliki Justin Barki yang direncanakan tampil di Piala Davis. Sementara untuk berlaga di ajang tersebut, Indonesia harus mengirim lima pemain.
Oleh karena itu, Pelti mengadakan seleksi nasional yang diikuti delapan petenis muda untuk mencari empat pemain lagi. Kedelapan petenis itu adalah David Agung Susanto, Anthony Susanto, Arief Rahman, M Althaf Dhaifullah, Panji Untung Setiawan, Yoga Argisyahputra, Iqbal Bilal Saputra, dan M Rifqi Fitriadi. Sistem seleksi tersebut menggunakan sistem setengah kompetisi, yakni setiap pemain akan bertemu satu kali.
Rildo mengatakan, prioritas federasi saat ini adalah mencari petenis cadangan sebagai pengganti Christopher ”Christo” Rungkat. Rildo juga berjanji akan memperbanyak turnamen yang lebih melibatkan petenis yunior.
”Yang sulit bagi saya, kan, sekarang mencari second layer-nya Christo, tidak gampang. Saya akui, regenerasinya lambat. Tetapi, setelah hasil seleksi ini, kami akan fokus bagaimana meningkatkan petenis muda ini berlatih lebih serius dan punya jiwa profesional,” tutur Rildo.
Berusaha
M Althaf Dhaifullah menjadi pemain termuda dalam seleksi pembentukan tim Piala Davis. Meski demikian, Althaf tetap berusaha untuk bisa masuk skuat tim nasional nanti.
”Saya coba main yang terbaik di kesempatan ini. Saya akan latihan mati-matian untuk bisa bersaing dengan senior-senior yang lain,” ujar pria berumur 17 tahun itu.
Saya coba main yang terbaik di kesempatan ini. Saya akan latihan mati-matian untuk bisa bersaing dengan senior-senior yang lain.
Pada seleksi kemarin, Althaf mampu mengalahkan seniornya, Arief Rahman, 4-6, 6-1, 6-2. Namun, sayangnya, di pertandingan kedua, Atlhaf harus kalah dari M Rifqi Fitriadi, 6-3, 4-6, 3-6.
Petenis lain, Anthony Susanto, mengapresiasi adanya seleksi pembentukan tim Piala Davis. Menurut dia, dengan seleksi tersebut, pemain yang akan tampil nanti adalah petenis yang terbaik.
”Seleksi ini, kan, menunjukkan Pelti fair dalam memilih pemain. Jadi memang pemain yang terbaik yang terpilih,” ujar peraih tiga medali emas tenis pada Pekan Olahraga Nasional XIX/2016 di Bandung, Jawa Barat, itu.
Pada pertandingan kemarin, Anthony kalah dari kakaknya, David Agung Susanto, 3-6, 6-3, 3-6. Namun, di pertandingan selanjutnya, Anthony menang atas Iqbal Bilal Saputra, 7-6 (3), 6-1.
Christo yang hadir di seleksi kemarin menyebutkan, potensi petenis muda Indonesia sangat besar. Namun, menurut dia, belum ada pemain yang berani secara konsisten untuk bermain secara profesional. Ia menilai, salah satunya karena masalah biaya.
”Petenis muda kita banyak yang potensial, tetapi banyak yang terhambat biaya. Harus ada sistem memang untuk menjadi profesional. Mungkin dari Pelti bisa membantu agar semangat petenis ini terus konsisten sampai akhir,” ucap Christo. (DD18)