Bendungan Ciawi dan Sukamahi Kurangi Volume Banjir Jakarta sampai 30 Persen
Oleh
NINA SUSILO
·3 menit baca
BOGOR, KOMPAS — Pembangunan dua bendungan kering, yaitu Bendungan Ciawi dan Sukamahi, ditarget rampung dua tahun lagi. Harapannya, kedua bendungan ini bisa mengurangi volume banjir di Jakarta sampai 30 persen.
Presiden Joko Widodo, Jumat (15/12) pagi, meninjau kemajuan pembangunan Bendungan Sukamahi di Desa Sukamahi, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor, dan Bendungan Ciawi yang berlokasi di bagian hulu Sungai Ciliwung di empat desa di Kecamatan Megamendung dan Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Dalam kunjungan ini, Presiden didampingi Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, dan Kepala Kantor Staf Kepresidenan Teten Masduki. Selain itu, hadir pula Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan.
Di lokasi pembangunan Bendungan Ciawi, Presiden sempat menunjukkan alat hitung mundur digital bertulisan angka 702. ”Begini ini kalau kerja. Semua harus ada targetnya,” ujar Presiden. Angka 702 menunjukkan sisa waktu sekitar dua tahun untuk menyelesaikan pembangunan Bendungan Ciawi.
Bendungan Ciawi berlokasi di Desa Cipayung, Desa Gadog, dan Desa Sukakarya, Kecamatan Megamendung, dan Desa Kopo di Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor. Bendungan ini memerlukan lahan total 899 bidang seluas 78,7 hektar. Adapun luasan tersebut digunakan untuk area konstruksi 28,59 hektar, area genangan 31,96 hektar, dan area sabuk hijau 18,15 hektar.
Bendungan Ciawi akan menampung aliran Sungai Cisarua, Sungai Cibogo. dan anak Sungai Ciliwung dengan volume tampungan 6,74 juta meter kubik. Adapun Bendungan Sukamahi akan dapat menampung air dari Sungai Cisukabiru dan anak Sungai Ciliwung dengan volume 1,68 juta meter kubik.
Untuk itu, Bendungan Sukamahi memerlukan lahan sebanyak 621 bidang seluas 49,82 hektar. Luasan ini digunakan sebagai area konstruksi 34,38 hektar, area genangan 5,23 hektar, area sabuk hijau 8,89 hektar, area jalan masuk 0,44 hektar, dan area fasilitas umum 0,88 hektar.
Kedua bendungan ini adalah bendungan kering pertama di Indonesia. Sebagai bendungan kering, air baru akan menggenangi jika intensitas hujan tinggi. Sementara saat musim kemarau, bendungan relatif kering.
Dengan adanya dua bendungan ini, air yang biasanya melimpah ke Jakarta akan berkurang sekitar 30 persen. Banjir di Jakarta pun diharapkan bisa berkurang sampai 30 persen.
”Oleh sebab itu, hulu dan hilirnya semua harus dikerjakan. Hulunya sudah, dengan Bendungan Sukamahi dan Ciawi. Di hilirnya, di Jakarta, Kementerian PUPR terus akan mengerjakan pelebaran Sungai Ciliwung. Kita harapkan juga Pemerintah Provinsi DKI mengerjakan hal-hal yang berkaitan dengan banjir itu. Pertama, drainase di kampung-kampung semuanya harus dibersihkan. Kedua, sungai-sungai kecil yang ada di Jakarta itu semuanya harus dibersihkan. Ketiga, pemeliharaan waduk-waduk yang ada di Jakarta itu harus dikerjakan. Plus kalau bisa, waduk-waduk yang ada di Jakarta ditambah,” tutur Presiden kepada wartawan di Bendungan Sukamahi.
Pengerjaan Bendungan Ciawi dan Sukamahi dibiayai APBN. Untuk Bendungan Sukamahi, dialokasikan anggaran Rp 400 miliar dan Bendungan Ciawi Rp 700 miliar.