Waspadai Hujan Lebat
JAKARTA, KOMPAS — Siklon tropis Kai-Tak yang terjadi di Filipina memicu gelombang tinggi di Indonesia bagian utara, tetapi memicu kurangnya hujan di Jabodetabek dua hari terakhir. Seiring berkurangnya pengaruh siklon ini, peluang hujan lebat di Jabodetabek akan kembali meningkat.
Informasi dari Pusat Peringatan Siklon Tropis Jakarta-Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Jumat (15/12), siklon tropis Kai-Tak berada di timur Filipina. Siklon itu bergerak dengan kecepatan 4 knot atau 8 kilometer per jam menjauhi wilayah Indonesia.
Kepala Bidang Informasi dan Prediksi Cuaca BMKG Ramlan, di Jakarta, mengatakan, siklon tropis Kai-Tak berdampak terhadap cuaca di Indonesia. Dampak tersebut berupa hujan dengan intensitas sedang dan lebat di wilayah Kalimantan bagian utara dan Sulawesi bagian utara.
Gelombang dengan tinggi 1,25 meter-2,5 meter berpeluang terjadi di perairan utara Sulawesi, Laut Sulawesi bagian barat dan tengah, Laut Maluku bagian utara, Laut Halmahera, dan perairan utara Papua Barat. Gelombang setinggi 2,5 meter-4 meter berpeluang terjadi di Laut Sulawesi bagian timur, perairan Kepulauan Sangihe-Kepulauan Talaud, hingga Papua Barat.
”Pertumbuhan siklon Kai-Tak di Filipina itu menarik udara ke utara sehingga aliran udara lebih dominan dari area selatan Jawa yang lebih kering. Untuk Jawa Timur dan Yogyakarta, curah hujan tetap tinggi, tetapi sekitar Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi) jadi kurang hujan dalam dua hari terakhir,” kata Ramlan.
Pertumbuhan siklon Kai-Tak di Filipina itu menarik udara ke utara sehingga aliran udara lebih dominan dari area selatan Jawa yang lebih kering.
Peneliti cuaca ekstrem BMKG, Siswanto, menjelaskan, siklon tropis Kai-Tak awalnya terbentuk di barat daya Filipina pada 13 Agustus lalu. Siklon ini juga disebut Urduja oleh PAGASA atau Badan Meteorologi Filipina. Siklon itu memicu banjir serta longsor sehingga 900 orang dievakuasi dari Provinsi Misamis Oriental, Mindanao Utara.
Meski dampak terbesar dialami Filipina, wilayah Indonesia bagian utara terdampak tak langsung. Sebab, siklon ini memengaruhi posisi area pertemuan angin antartropis atau inter tropical convergence zone (ITCZ) bergeser ke utara di sisi timur. Fenomena ITCZ adalah zona pembentukan awan penghasil hujan sehingga ada perubahan pola hujan.
Kembali tinggi
Ramlan dan Siswanto memprediksi, pengaruh siklon tropis Kai-Tak akan berkurang seiring pergerakan terakhirnya yang menjauhi khatulistiwa. Karena itu, peluang terbentuknya awan hujan di Jabodetabek akan kembali menguat.
Ramlan mengingatkan agar masyarakat di sekitar Jabodetabek waspada mengingat hujan yang terjadi pekan lalu dan memicu banjir di sejumlah wilayah Ibu Kota masih tergolong kecil intensitasnya, yaitu rata-rata di bawah 100 milimeter per hari. ”Potensinya ke depan bisa lebih tinggi karena belum mencapai puncak musim hujan,” ucapnya.
Selain meluruhnya pengaruh siklon Kai-Tak, saat ini muncul sirkulasi siklonik di Papua. Itu memicu pemusatan angin dari Lampung sampai Kepulauan Seribu dan Maluku. Sementara daerah belokan angin ada di Samudra Hindia barat Sumatera, selatan Jawa, utara Kalimantan, Laut Sulawesi, dan Papua.
Dalam tiga hari ke depan, hujan lebat diprediksi kembali terjadi di Indonesia. Beberapa daerah itu adalah Jambi, Bengkulu, Sumatera Selatan, Kepulauan Bangka Belitung, Lampung, Yogyakarta, Sulawesi, Kalimantan, dan Papua. (AIK)