BOGOR, KOMPAS — Nilai-nilai kemanusiaan ditunjukkan PMI dengan berbagai kegiatan di daerah bencana, demikian pula para donor darah sukarela yang menyelamatkan nyawa orang lain. Nilai-nilai kemanusiaan ini sudah semestinya disebarkan ke seluruh pelosok Tanah Air. Sebab, Indonesia dan dunia memerlukan kepribadian yang manusiawi.
”Saya berharap nilai-nilai kemanusiaan yang telah ditunjukkan PMI dan para donor darah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kepribadian setiap insan Indonesia,” ujar Presiden Joko Widodo seusai menyerahkan penghargaan Satyalancana Kebaktian Sosial kepada donor darah sukarela 100 kali di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Minggu (17/12) pagi.
Hadir juga dalam acara ini Wakil Presiden Jusuf Kalla, yang menjabat sebagai Ketua Umum PMI, dan Wakil Ketua Umum PMI Ginandjar Kartasasmita, Menteri Kesehatan Nila F Moeloek, Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo, dan Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki. Selain itu, turut mendampingi Ny Iriana Joko Widodo dan Ny Mufidah Jusuf Kalla.
Presiden menyampaikan apresiasi kepada para donor darah sukarela tersebut. Sebab, untuk mencapai 100 kali donor darah, setidaknya diperlukan waktu 25 tahun. Dari 100 kali donor darah, setidaknya 30 liter darah disumbangkan dan ini setara dengan menyelamatkan lebih dari 150 nyawa.
Presiden menyebut para penerima penghargaan ini sudah pantas disebut pahlawan kemanusiaan. Pengabdian kemanusiaan para pahlawan ini bisa menjadi sumber motivasi bagi orang lain untuk melakukan berbagai aksi kemanusiaan lainnya.
Petugas PMI selalu hadir di setiap wilayah yang membutuhkan, baik dalam kondisi bencana maupun saat ada rakyat Indonesia yang memerlukan darah, untuk menyelamatkan nyawa.
Petugas PMI selalu hadir di setiap wilayah yang membutuhkan, baik dalam kondisi bencana maupun saat ada rakyat Indonesia yang memerlukan darah, untuk menyelamatkan nyawa.
Indonesia dan dunia memerlukan pribadi-pribadi manusiawi yang mau turun tangan membantu sesama dan peduli kepada orang lain. ”Oleh karena itu, saya minta PMI terus menyebarkan nilai-nilai kemanusiaan ini di seluruh pelosok Tanah Air. Teruskan keberhasilan program donor darah di Indonesia. Terus ingatkan orang bahwa setetes darah mengandung kehidupan yang dapat menyelamatkan nyawa seorang manusia,” tutur Presiden.
Saya minta PMI terus menyebarkan nilai-nilai kemanusiaan ini di seluruh pelosok Tanah Air. Teruskan keberhasilan program donor darah di Indonesia. Terus ingatkan orang bahwa setetes darah mengandung kehidupan yang dapat menyelamatkan nyawa seorang manusia.
Tanda kehormatan Satyalancana Kebaktian Sosial kali ini diserahkan kepada 897 orang dari 22 provinsi. Salah satu provinsi dengan penerima penghargaan terbanyak adalah Jawa Timur dengan 334 orang.
Hadiyanto (53), salah seorang penerima penghargaan, mengatakan, dirinya sudah jadi donor darah sejak 1987. Beberapa waktu lalu, dia sempat vakum dari donor darah akibat tekanan darah tinggi. Saat tak bisa donor darah, Hadiyanto merasa lebih sering pusing.
”Pertama, ya, takut karena jarumnya besar, padahal enak,” ujarnya.
Wakil Ketua Umum PMI Ginandjar Kartasasmita mengatakan, saat ini Indonesia membutuhkan 5 juta kantong darah dengan standar keamanan WHO, yakni 2 persen. PMI melalui unit transfusi darah (UTD) pusat dan 219 UTD yang tersebar di daerah berhasil memenuhi 92 persen dari total donasi darah.
Oleh karena itu, masyarakat dapat berdonor secara rutin. PMI pun sudah mampu menerima donor darah dengan metode aferesis. Dalam metode ini, hanya komponen darah tertentu yang diambil, sedangkan komponen darah lain dikembalikan ke tubuh donor sehingga seseorang dapat mendonorkan darahnya kembali dalam dua minggu. Dalam donor darah dengan metode umum, pengambilan darah utuh dilakukan dua bulan sekali.
Untuk membangun kemandirian dan memenuhi kebutuhan dalam negeri, PMI sejak 2015 juga membangun pabrik kantong darah. Pabrik ini selesai Maret 2018.
Upaya-upaya ini akan sangat berguna karena Indonesia adalah negara rentan bencana. Pelayanan untuk mengatasi dampak bencana merupakan salah satu tugas pokok PMI.
PMI menyediakan sarana prasarana, seperti ambulans, tangki air, kendaraan segala medan, alat pelayanan kesehatan, dan kebutuhan hidup, serta sukarelawan terlatih, baik PMR maupun korps relawan mahasiswa.
Oleh karena itu, PMI menyediakan sarana prasarana, seperti ambulans, tangki air, kendaraan segala medan, alat pelayanan kesehatan, dan kebutuhan hidup, serta sukarelawan terlatih, baik PMR maupun korps relawan mahasiswa. Selain relawan, PMI juga melatih masyarakat di wilayah rawan bencana supaya waspada dan mampu meminimalkan risiko.
PMI juga membantu negara sahabat yang ditimpa musibah, seperti Filipina, Jepang, dan Myanmar. Selain itu, bekerja sama dengan Kementerian Luar Negeri, PMI membangun rumah sakit di Provinsi Rakhine, Myanmar. Pembangunan dimulai 7 November 2017 dengan melibatkan kontraktor dan tenaga kerja lokal dan koordinator lapangan dari Mer-C.
Adapun dana masyarakat terbesar, bahkan hampir separuhnya, berasal dari masyarakat yang beragama Buddha yang tergabung dalam Walubi. ”Ini menunjukkan toleransi dan solidaritas sangat kuat di Indonesia,” kata Ginandjar.