Waspadai Macet di Akhir Tahun
Puncak arus mudik atau libur panjang akhir tahun ini diperkirakan terjadi pada Jumat (22/12) hingga Minggu (24/12). Kementerian Perhubungan memperkirakan jumlah kendaraan yang melintasi ruas tol Jakarta-Cikampek melonjak sekitar 32 persen dibandingkan dengan hari normal, pada Jumat, 22 Desember. Sebanyak 103.000 kendaraan diperkirakan akan melintasi pintu tol Cikarang Utama.
Lonjakan juga diperkirakan terjadi pada Jumat (29/12). Sekitar 95.500 kendaraan diperkirakan akan melintasi pintu tol Cikarang Utama, naik 22,4 persen dibandingkan dengan hari biasanya.
Dihubungi terpisah, Kepala Korps Lalu Lintas Polri Inspektur Jenderal Royke Lumowa membenarkan kemungkinan terjadinya kemacetan di jalur tol strategis yang menghubungkan Jakarta dengan Bandung dan daerah lain di Pulau Jawa itu. ”Natal tahun ini tidak hanya bersamaan dengan libur anak sekolah, tetapi juga bertepatan dengan libur panjang para pekerja,” ujarnya di Jakarta, kemarin.
Potensi kemacetan di ruas tol Jakarta-Cikampek, selain banyaknya kendaraan yang keluar Jakarta, juga karena ada pembangunan jalur kereta ringan atau light rail transit (LRT) yang menghubungkan Jakarta-Bekasi mulai dari Cawang hingga Bekasi Timur.
Selain itu, ada pembangunan jalan layang tol di Kilometer 9 hingga Kilometer 47, serta pembangunan jalur kereta cepat Jakarta-Bandung di Kilometer 0 hingga Kilometer 42.
Waspadai Brebes
Potensi kemacetan selanjutnya, ungkap Royke, terjadi di pintu keluar tol Brebes Timur, Jawa Tengah. Itu adalah pintu keluar terakhir di seluruh ruas tol Jakarta-Cikampek-Palimanan yang bisa dilintasi kendaraan pada musim libur akhir tahun ini.
Adapun ruas tol Pejagan hingga Gringsing (Batang) yang dibuka pada libur Lebaran lalu tidak bisa digunakan kembali pada akhir tahun ini. Ruas tol fungsional sepanjang 105 kilometer itu saat ini tengah ditutup.
”Ruas tol ke Gringsing yang sempat difungsikan pada mudik Lebaran 2017 tidak akan dioperasikan karena masih dalam proses pembangunan. Itu ditargetkan selesai pada Lebaran tahun depan,” ujar Zurmalyan Iskandar, Kepala PT Jasa Marga Cabang Tol Kanci-Pejagan-Pemalang.
Oleh karena itu, kendaraan selepas Brebes Timur bisa melanjutkan ke arah Pemalang-Pekalongan atau jika akan mengambil ke arah selatan keluar di pintu tol Pejagan selanjutnya ke arah Ketanggungan-Prupuk-Bumiayu.
Transaksi nontunai
Pada hari normal, pintu keluar tol Brebes Timur hanya dilewati 5.000-6.000 kendaraan. Namun, pada puncak libur Natal dan Tahun Baru akhir pekan ini, jumlah kendaraan yang melintas diprediksi naik tiga kali lipat.
Potensi terjadinya penumpukan kendaraan di pintu tol Brebes Timur bakal kian besar setelah transaksi nontunai diterapkan di semua jalan tol di Pulau Jawa mulai bulan Oktober lalu.
Zurmalyan mengakui, penerapan transaksi nontunai di satu sisi bisa mengefisiensikan proses pembayaran di gerbang tol oleh para pengguna jalan. Waktu transaksi bisa dipangkas empat hingga lima detik per kendaraan jika dibandingkan dengan transaksi tunai.
Namun, transaksi nontunai itu di sisi lain dapat menjadi sumber penghambat jika saldo atau jumlah uang dalam kartu elektronik para pengguna tol tidak mencukupi. Sebagai catatan, tarif tol dari gerbang Cikarang Utama hingga Brebes Timur adalah Rp 165.000 untuk kendaraan di golongan I.
Untuk itu, Zurmalyan mengimbau para calon pemudik agar memastikan kartu elektroniknya memiliki saldo yang cukup sebelum bepergian. Jika saldo tidak mencukupi, gerbang tol keluar tidak bisa terbuka dan dapat memicu antrean bahkan penumpukan kendaraan di belakangnya.
Meskipun demikian, Zurmalyan mengatakan akan tetap menerjunkan sejumlah petugas Jasa Marga di pintu-pintu keluar tol. ”Petugas dibekali kartu elektronik untuk melakukan tapping di pintu keluar. Jadi, pengguna tol yang nominal kartu elektroniknya kurang dapat membayar secara tunai kepada petugas,” ucapnya.
Dihentikan sementara
Terkait antisipasi kemacetan di ruas jalan tol Jakarta-Cikampek, Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Budi Setiyadi mengatakan, pihaknya telah meminta Badan Pengatur Jalan Tol dan PT Adhi Karya (kontraktor LRT Jakarta-Bekasi) untuk menghentikan sementara proyek pembangunan kereta cepat itu pada 22 Desember hingga 2 Januari mendatang.
Materi pembatas proyek LRT itu, antara lain berupa seng, juga wajib disingkirkan pada jangka waktu yang telah ditetapkan itu. ”Pekerjaan kecil tidaklah masalah. Namun, penghentian wajib dilakukan untuk pekerjaan-pekerjaan besar yang memobilisasi alat berat,” ujar Budi Setiyadi.
Guna mencegah kemacetan, Kementerian Perhubungan juga sudah mengeluarkan surat pembatasan operasional untuk angkutan barang dengan sumbu tiga atau lebih di sejumlah jalan tol yang dilintasi pemudik, seperti Jakarta-Cikampek-Palimanan-Brebes. Aturan itu berlaku pada 22-23 Desember dan 29-30 Desember 2017.
Kendaraan pengangkut bahan bakar, ternak, barang antaran pos dan uang, serta bahan kebutuhan pokok, masih diperbolehkan melintasi ruas-ruas jalan tol itu. ”Hampir sama dengan tahun sebelumnya (larangan truk). Namun, pada tahun ini, aturan operasional angkutan barang ini kami berlakukan lebih singkat,” ujar Budi.
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) Gilang Tarigan mendukung kebijakan Kemenhub itu. Ia bersyukur pemerintah tidak melarang, tetapi hanya membatasi truk-truk melintas saat libur Natal. Dengan demikian, ucapnya, kegiatan ekspor-impor tidak mengalami gangguan.
”Hampir semua pabrik mengejar target akhir tahun ini. Kebijakan pemerintah itu membuat mereka tetap dapat beroperasi meskipun terpaksa hanya bisa melewati jalan nasional (bukan tol),” kata Gilang.
Sementara itu, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengimbau masyarakat untuk mengatur pola perjalanannya agar terhindar dari kemacetan di akhir pekan. Ia berharap sebagian masyarakat bisa mudik lebih awal, tidak menunggu hingga akhir pekan ini.
(TAM/JUM/DD10)