Membangun Kesadaran Ekonomi di Tahun Politik
Kesadaran bersama dan sikap kolektif menentukan. Tinggal pilihannya kemudian adalah mau proaktif atau sekadar reaktif. Dan bukankah ekonomi adalah soal pilihan?
Dalam salah satu adegan film ”Finding Nemo”, Dory (ikan Blue Tang yang menjadi salah satu karakter utama) terperangkap dalam jaring kapal nelayan bersama ribuan ikan tuna. Mereka sadar terperangkap tetapi tidak tahu cara keluar sehingga pasrah menuju kematian.
Namun Nemo (ikan giru sebagai karakter utama) mempunyai kesadaran lain dan memiliki solusi. Tapi ia tak mungkin menjalankan sendiri formula itu. Maka formula itu harus menjadi kesadaran bersama dan sikap kolektif. Singkat cerita, Dori dan ribuan ikan tuna akhirnya merdeka kembali ke lautan bebas berkat kesadaran bersama dan sikap kolektif yang positif tersebut.
Ada perasaan ambigu dan gamang yang menyeruak sepanjang 2017. Sementara cakrawala 2018 masih menjanjikan tanda-tanya yang membersitkan kerisauan.
Gambar dan pesan terkandung dalam adegan tersebut relevan untuk menutup tahun 2017 sekaligus menatap 2018. Ada perasaan ambigu dan gamang yang menyeruak sepanjang 2017. Sementara cakrawala 2018 masih menjanjikan tanda-tanya yang membersitkan kerisauan. Di sinilah kesadaran bersama dan sikap kolektif menentukan.
Ambigu
Tahun 2017 adalah tahun di mana para ekonom kesulitan menjelaskan situasi lautan ekonomi. Hal yang pasti, ada ambigu. Ada kompleksitas baru. Dan semuanya itu berbaur menjadi gelombang ekonomi yang tak mudah untuk dijelaskan sehingga menebarkan rasa gamang.
Indikator ekonomi makro umumnya positif. Ini tecermin antara lain dari inflasi rendah, cadangan devisa meningkat, ekspor-impor membaik, nilai tukar rupiah stabil, defisit transaksi berjalan dalam batas wajar, dan stabilitas sistem keuangan normal.
Satu sisi, indikator ekonomi makro umumnya positif. Ini tecermin antara lain dari inflasi rendah, cadangan devisa meningkat, ekspor-impor membaik, nilai tukar rupiah stabil, defisit transaksi berjalan dalam batas wajar, dan stabilitas sistem keuangan normal.
Persepsi dunia internasional terhadap Indonesia juga bagus. Ini terefleksi dari predikat layak investasi yang disematkan tiga lembaga pemeringkat utama di bidang investasi global, yakni Fitch Ratings (per 21 Desember 2016), Moody’s Investors Service (per 9 Februari 2017), dan Standard & Poor’s (per 19 Mei 2017).
Namun di sisi lain, ekonomi tumbuh tetapi sangat lambat. Hal ini seolah tidak linier atau tidak sefrekuensi dengan capaian ekonomi makro dan persepsi dunia internasional di atas. Di sinilah perekonomian 2017 tampak ambigu.
Di sisi lain, ekonomi tumbuh tetapi sangat lambat. Hal ini seolah tidak linier atau tidak sefrekuensi dengan capaian ekonomi makro dan persepsi dunia internasional di atas. Di sinilah perekonomian 2017 tampak ambigu.
Kompleksitas
Tahun 2017 adalah juga soal kompleksitas yang didorong oleh ekonomi yang mulai berubah. Perubahan ini dipicu perkembangan teknologi informasi yang kemudian merubah gaya hidup manusia. Dalam kegiatan ekonomi, ini membuat perubahan pola konsumsi dan produksi.
Dalam hal konsumsi, misalnya, terjadi perubahan hierarki kebutuhan. Ini tampak pada laju pertumbuhan hotel dan restoran serta pendidikan dan kesehatan yang lebih tinggi ketimbang konsumsi rumah tangga.
Bersama dengan daya beli masyarakat miskin dan rentan miskin yang turun, perubahan tersebut memengaruhi pelambatan konsumsi rumah tangga. Pada triwulan III-2017, pertumbuhannya hanya 4,93 persen alias terendah sejak minimal 2006.
Kebutuhan tenaga kerja pun juga berubah. Beberapa tahun terakhir, jumlah tenaga kerja di sektor jasa tumbuh tinggi. Sementara di sektor manufaktur relatif stagnan. Adapun di komoditas primer berkurang.
Bagi dunia usaha, perubahan ini membawa konsekuensi pada perubahan kompetisi dan bisnis. Ini mensyaratkan kemampuan perusahaaan untuk berubah secara bisnis dan mampu menarik tenaga kerja terbaik.
Cakrawala 2018
Pertumbuhan ekonomi global pada 2013-2015 stagnan di 3,4 persen. Tahun 2016, lajunya melambat menjadi 3,2 persen, atau terendah sejak krisis keuangan global pada 2007-2008.
IMF dalam Proyeksi Ekonomi Dunia per Oktober 2017 memproyeksikan pertumbuhan global tahun ini dan tahun depan menjadi 3,6 persen dan 3,7 persen. Artinya, pemulihan pertumbuhan ekonomi global mulai terjadi pada tahun ini dan diharapkan berlanjut pada tahun depan.
Kenaikan harga komoditas, faktor yang sangat relevan bagi Indonesia, sudah terjadi pada tahun ini. Mengacu proyeksi Bank Dunia, situasi ini akan berlanjut di tahun depan. Catatannya adalah, tingkat kenaikannya tidak setinggi tahun ini.
Hal yang perlu diantisipasi adalah pertumbuhan ekonomi sejumlah negara tujuan utama ekspor Indonesia tak setinggi tahun ini. Misalnya adalah China, Jepang, dan Uni Eropa. Namun Amerika Serikat, India, dan beberapa negara ASEAN yang juga merupakan negara tujuan utama ekspor Indonesia, diperkirakan tumbuh lebih tinggi.
Sejumlah persoalan geopolitik diperkirakan masih akan terjadi di tahun 2018. Ini tentu akan memengaruhi perekonomian global.
Sejumlah persoalan geopolitik diperkirakan masih akan terjadi di tahun 2018. Ini tentu akan memengaruhi perekonomian global. Persoalan di kawasan Timur Tengah misalnya, hampir selalu berpengaruh pada harga minyak dunia yang implikasinya selalu luas di perekonomian global.
Tahun Politik
Di dalam negeri sendiri, tahun 2018 adalah tahun politik. Pemilihan kepala daerah akan diselenggarakan di 171 daerah yang meliputi 17 provinsi, 39 kota, dan 115 kabupaten. Persiapan tahapan pemilihan umum legislatif dan pemilihan presiden-wakil presiden juga akan dimulai tahun depan. Pendaftaran pasangan calon presiden dan calon wakil presiden dijadwalkan pada 4-10 Agustus 2018.
Salah satu jajak pendapat dalam seminar yang digelar salah satu perbankan di Jakarta pada akhir November lalu menanyakan tentang opini undangan terhadap situasi politik nasional tahun depan. Hasilnya, 56,9 persen menyatakan cemas, 23,7 persen menyatakan optimistis, dan 19,4 persen menyatakan biasa saja. Jajak pendapat diikuti oleh sekitar 500 undangan nasabah korporasi dan nasabah prioritas.
Apakah ini menggambarkan persepsi umum masyarakat dan pelaku usaha? Entahlah. Hal yang pasti, semua pihak berkepentingan atas terjaganya keamanan dan iklim usaha di tahun politik. Belajar dari tahun-tahun politik sebelumnya, situasi keamanan dan iklim usaha di tahun politik biasanya tetap terjaga baik.
Semua pihak berkepentingan atas terjaganya keamanan dan iklim usaha di tahun politik. Belajar dari tahun-tahun politik sebelumnya, situasi keamanan dan iklim usaha di tahun politik biasanya tetap terjaga baik.
Dengan situasi itu semua, pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun depan diperkirakan lebih baik ketimbang tahun ini. Pemerintah dan DPR menargetkan 5,4 persen. Bank Dunia memperkirakan 5,3 persen. CORE Indonesia menyebutkan, tanpa inovasi berarti, pertumbuhan ekonomi 2018 hanya akan berkisar 5,1-5,2 persen.
Untuk memaknai angka-angka itu, ada baiknya kita melihat Indonesia dalam rentang waktu yang lebih panjang. Pertumbuhan ekonomi nasional dalam beberapa dasawarsa terakhir sejatinya melambat. Pada era 1970-an, ekonomi tumbuh rata-rata 8 persen per tahun. Era 1990-an, pertumbuhannya rata-rata 7 persen. Selanjutnya era 2000-an, lajunya melambat menjadi rata-rata 6 persen.
Sejak 2012 sampai tahun ini, ekonomi terus tumbuh melambat, yakni rata-rata 5 persen. Titik nadir terjadi pada 2015 dengan pertumbuhan sebesar 4,79 persen. Selanjutnya di 2016, pertumbuhan ekonomi mulai menunjukkan gejala pemulihan dengan tumbuh 5,02 persen. disebut gejala karena untuk bisa disebut tren harus ada keberlanjutan.
Tahun ini, pemerintah dan DPR menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,2 persen. Realisasi pertumbuhan ekonomi kumulatif triwulan I-III adalah 5,03 persen. Atas dasar ini, Kementerian Keuangan memproyeksikan, realisasi sampai dengan akhir 2017 adalah 5,17 persen. Bank Indonesia memperkirakan 5,15 persen. Artinya ada momentum pemulihan ekonomi tetapi lajunya sangat lambat.
Ada catatan menonjol di triwulan III-2017 yang bisa menjadi modal positif untuk 2018, yakni ekspor dan investasi yang tumbuh signifikan. Investasi sebagai komponen penyumbang PDB terbesar kedua tumbuh 7,11 persen. Ini adalah pertumbuhan tertinggi sejak 2013.
Meningkatnya peringkat Indonesia ke ke-72 dari 190 negara dalam Laporan Kemudahan Usaha 2018 yang diterbitkan Bank Dunia pada awal November lalu diharapkan akan semakin mendorong investasi ke Indonesia di tahun depan.
Sementara ekspor triwulan III-2017 tumbuh 17,27 persen. Ini merupakan pertumbuhan ekspor tertinggi sejak triwulan IV-2011. Catatan terakhir yang lebih tinggi terjadi pada triwulan III-2011, yakni 17,76 persen. Saat itu adalah ledakan komoditas.
Meningkatnya peringkat Indonesia ke ke-72 dari 190 negara dalam Laporan Kemudahan Usaha 2018 yang diterbitkan Bank Dunia pada awal November lalu diharapkan akan semakin mendorong investasi ke Indonesia di tahun depan.
Konsumsi rumah tangga sebagai basis pertumbuhan ekonomi Indonesia perkirakan naik. Kenaikan harga komoditas yang terjadi pada tahun ini akan terefleksi pada peningkatan konsumsi rumah tangga pada 2018.
Konsumsi masyarakat menengah ke atas diharapkan juga meningkat seiring perbaikan intermediasi perbankan. Hal itu sejalan dengan berlanjutnya dampak penurunan suku bunga acuan dan pelonggaran kebijakan makroprudensial di samping kemajuan konsolidasi perbankan dan korporasi.
Akhirnya, tantangan adalah kawan seperjalanan peluang. Seperti halnya pilihan yang diambil Nemo dan ikan-ikan tuna dalam Finding Nemo, hanya kesadaran bersama dan sikap kolektif positif yang akan membawa pada hasil yang positif pula. Untuk itu pilihannya hanya dua, proaktif atau reaktif.