Penerbangan Internasional Jadi Primadona Baru
JAKARTA, KOMPAS — Pada libur Natal dan Tahun Baru kali ini, angkutan udara diprediksi kembali menjadi primadona. Kenaikan signifikan akan terjadi pada rute internasional, yang dipengaruhi oleh arus penumpang yang ingin berlibur dan beribadah umrah.
Sementara itu, ketegangan di Israel dan Palestina akibat penolakan terhadap pengakuan Presiden Amerika Serikat Donald Trump atas Jerusalem sebagai ibu kota Israel dinilai tidak berpengaruh terhadap minat peserta paket wisata ziarah ke Timur Tengah.
Berdasarkan data Kementerian Perhubungan yang diperoleh Kompas, Rabu (20/12), pada 2017, penumpang angkutan udara pada masa Natal dan Tahun Baru diprediksi mencapai 7,238 juta orang.
Kenaikan itu cukup signifikan karena pada 2013, penumpang udara hanya 3,796 juta orang. Jumlah itu mengalami kenaikan menjadi 6,522 juta orang dan 6,88 juta orang pada 2015 dan 2016.
Kenaikan signifikan terjadi pada rute internasional, yaitu 11,73 persen. Penumpang internasional diperkirakan bertambah 100.000 orang.
Pada tahun ini, kenaikan penumpang diprediksi hanya 4,09 persen pada rute domestik, dari 5,88 juta orang ke 6,12 juta orang. Kenaikan signifikan terjadi pada rute internasional, yaitu 11,73 persen. Penumpang internasional diperkirakan bertambah 100.000 orang.
Sebelumnya, Selasa (19/12), pada uji petik di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Direktur Jenderal Perhubungan Udara Agus Santoso mengatakan, rute internasional sedang mengalami perkembangan yang fantastis.
Banyak orang Indonesia berlibur ke luar negeri, begitu juga sebaliknya. ”Peningkatan jumlah penumpang diperkirakan ke negara Timur Tengah, Singapura, dan negara Asia lainnya,” kata Agus.
Hal itu terbukti di Bandara Soekarno-Hatta. Pada data posko disebutkan bahwa dua hari pertama, Senin (18/2), rute internasional mengalami kenaikan 5,24 persen dan Selasa (19/12) alami kenaikan 7,54 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Penggunaan pesawat memang meningkat, terutama untuk tujuan luar negeri. Penumpang Natal dan Tahun Baru identik dengan berlibur ke luar negeri.
”Penggunaan pesawat memang meningkat, terutama untuk tujuan luar negeri. Penumpang Natal dan Tahun Baru identik dengan berlibur ke luar negeri,” kata Dewandono Prasetyo Nugroho, Branch Communication Manger Angkasa Pura II, Rabu (20/12), saat ditemui di Posko Natal dan Tahun Baru Bandara Soekarno-Hatta.
Dewandono mengatakan, penumpang cenderung mencari tujuan berlibur yang tidak jauh dan mahal. ”Paling Singapura, Bangkok, Jepang, dan Hongkong. Kalau yang jauh sekali jarang,” katanya.
Tercatat pada posko, sampai hari ketiga, rute internasional dari Bandara Soekarno-Hatta dengan penumpang terbanyak adalah dari Singapura dengan 17.062 orang, Kuala Lumpur 11.631 orang, Jeddah 5.185 orang, diikuti Hong Kong, Bangkok, dan Jepang.
Salah seorang penumpang asal Balikpapan, Lulu (42), sedang transit sebentar di Jakarta. Ia akan menuju Tokyo bersama istri dan ketiga anaknya untuk berlibur. ”Bosan kalau liburan di Balikpapan dan Jakarta. Jadi sekalian ke Jepang karena ada ipar juga di sana,” tuturnya.
Lulu selalu memanfaatkan momen libur panjang untuk berlibur, terutama Tahun Baru. Libur panjang pada Natal dan Tahun Baru ini membuat Lulu bisa menghabiskan 12 hari di luar negeri bersama keluarganya. Selain Jepang, sebelumnya ia pernah ke Thailand, Korea Selatan, dan negara Asia lainnya.
Perjalanan umrah
Selain liburan, penerbangan internasional juga diramaikan dengan perjalanan ibadah umrah menuju Jeddah. Pantauan Kompas, Rabu, ratusan orang berkumpul di ruang tunggu Terminal 3 untuk umrah. Mereka berkumpul dengan kelompok-kelompok besar, seperti rombongan.
Slamet Riyadi (50), seorang penumpang, yang sedang menunggu keberangkatan ke Jeddah. ”Saya umrah bersama istri dan anak, bareng rombongan menggunakan agen perjalanan. Dari dulu memang sudah rencana untuk umrah. Hanya waktunya saja tepat sekarang,” katanya.
Daripada libur ke tempat yang macam-macam, mendingan beribadah.
Menurut Slamet, libur akhir tahun dan libur sekolahan ini menjadi waktu yang pas. Ia bisa mengajak anak-anaknya untuk sekalian beribadah. ”Daripada libur ke tempat yang macam-macam, mendingan beribadah,” ujarnya.
Di tempat yang sama, Abdul Manaf (32), seorang pegawai agen perjalanan, menyampaikan, ia baru saja mengantarkan 13 orang untuk umrah. ”Baru saja berangkat, mulai dari kemarin sudah ramai,” kata Abdul.
Abdul mengatakan, puncak keberangkat umrah masih akan berlangsung panjang. Pada akhir bulan, akan ada rombongan yang berjumlah 27 orang.
Ketegangan di Israel dan Palestina akibat penolakan terhadap pengakuan Trump atas Jerusalem sebagai ibu kota Israel tidak berpengaruh terhadap minat peserta paket wisata ziarah ke Timur Tengah.
General Manager Mahaloka Tour and Travel Treidy C Tengker menambahkan, ketegangan di Israel dan Palestina akibat penolakan terhadap pengakuan Jerusalem sebagai ibu kota Israel oleh Trump tidak berpengaruh terhadap minat peserta paket wisata ziarah ke Timur Tengah.
Tidak ada peserta wisata ziarah yang mengundurkan diri ataupun meminta penjadwalan ulang akibat meningkat meningkatnya ketegangan di kota suci Jerusalem.
”Tidak ada yang mengundurkan diri. Semua peserta tetap berangkat berziarah,” kata Treidy ketika ditemui di kantornya di Bendungan Hilir, Jakarta, Rabu sore.
Selama masa Natal dan akhir tahun kali ini, Mahaloka memberangkatkan tiga kelompok dengan jumlah total sekitar 100 orang. Peserta ini dijadwalkan akan mengunjungi tempat-tempat ziarah umat Nasrani di Mesir, Jordania, dan Israel selama 12-15 hari.
Mengurai kepadatan
Untuk mengatasi lonjakan penumpang pesawat, Dewandono mengatakan, pihaknya akan menyiapkan sumber daya manusia. Kini ada petugas piket Natal dan Tahun Baru yang membantu operasional bandara.
Kami sudah sediakan 12 mesin di tiap terminal. Kalau pakai itu bisa langsung naik ke ruang tunggu. Tidak perlu ke dalam lagi mengantre di loket.
Bantuan itu akan digunakan untuk mengurus antrean agar tidak panjang. ”Misalnya ada kepadatan di loket, bisa diarahkan langsung ke loket lainnya secara sigap,” kata Dewandono.
Dewandono juga mengimbau penumpang yang tidak menaruh barang di bagasi untuk melakukan check-in sendiri melalui mesin. ”Kami sudah sediakan 12 mesin di tiap terminal. Kalau pakai itu bisa langsung naik ke ruang tunggu. Tidak perlu ke dalam lagi mengantre di loket,” katanya. (DD06/DD17)