SIBOLGA, KOMPAS — Tiga orang tewas dan satu orang terluka parah di Kapal Wira Glori, yang berlayar dari Pelabuhan Sambas, Kota Sibolga, menuju Gunungsitoli, Kabupaten Nias, Sumatera Utara, Rabu (20/12) sekitar pukul 00.30. Mereka terlibat pergumulan saat kapal berlayar di perairan Pulau Mursala, Tapanuli Tengah, sekitar 25 mil dari Pelabuhan Sibolga.
Korban meninggal adalah Masinis II Kapal Wira Glori yang juga warga Gunungsitoli, Nias, bernama Anugrah Waozalato Zebua (25), dan Peringatan Nduru (25), petani Desa Botohili, Kecamatan Lahusa, Kabupaten Nias Selatan. Anugrah mengalami luka tusuk di bagian dada kanan atas, sedangkan Peringatan luka parah di leher kanan dan luka sobek di jempol kaki kanan.
Mereka diduga dibunuh oleh penumpang kapal berinisial BL (56), petani Desa Gilihoro II, Kecamatan Lahusa, Nias Selatan. Pelaku kemudian bunuh diri.
Korban terluka parah adalah Odalige Harefa (50), warga Desa Limba Barora, Kecamatan Gunungsitoli Utara, Nias. Korban dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah FL Tobing di Sibolga.
Kepala Kepolisian Resor Sibolga Ajun Komisaris Besar Edwin H Harianja melalui Kepala Subbagian Humas Polres Sibolga Inspektur Satu Sormin mengatakan, Kapal Wira Glori berangkat dari Pelabuhan Sibolga, Selasa (19/12) sekitar pukul 22.00. Selepas tengah malam, petugas keamanan kapal mendapat laporan ada insiden di anjungan kapal.
Beringas
Saat petugas mengecek, ia melihat dua orang terkapar di anjungan kapal bagian belakang. Saat didekati, tampak BL membawa pisau dan tombak besi bersikap beringas di dekat korban. Petugas coba membujuk BL, tetapi BL justru menyerang petugas.
Sormin mengatakan, petugas memberikan tiga tembakan peringatan, tetapi BL tidak peduli. Akhirnya petugas menembak tangan dan kaki BL. Namun, BL malah melukai dirinya sendiri dengan pisau dan tewas kehabisan darah. Pisau yang dipegang tercebur ke laut. Petugas hanya menemukan tombak besi.
Setelah kejadian, kapal kembali ke Sibolga. Korban tewas dan pelaku dibawa ke ruang jenazah RSUD FL Tobing di Sibolga, sementara korban yang terluka parah ditangani tim medis di RS itu. Keluarga korban sudah ke rumah sakit untuk mengurus korban. Mereka tak mengizinkan korban tewas diotopsi.
Polisi menyatakan sudah meminta keterangan petugas keamanan kapal dan operator kapal. Namun, belum semua saksi dimintai keterangan karena ada ratusan penumpang yang harus diantar ke Nias.
Dengan alasan kemanusiaan, kata Sormin, kapal diperbolehkan melanjutkan perjalanan ke Nias sekitar pukul 05.00.
Menurut Sormin, sejauh ini pihaknya belum mengetahui secara pasti penyebab pembunuhan. Pihaknya akan meminta keterangan saksi-saksi lebih lengkap setelah kapal kembali ke Sibolga, Kamis ini.
Terkait pengamanan kapal, Sormin mengakui, dibandingkan dengan pesawat, pengawasan terhadap penumpang kapal berikut barang yang mereka bawa jauh lebih longgar. Karena itu, berbagai senjata tajam di kapal tersebut bisa lolos. (WSI)