Kecelakaan itu bermula saat 13 warga Kampung Rawabaru, Desa Sinargalih, Maniis, Purwakarta, hendak pulang ke rumah setelah berkebun di Pulau Cinusa, Desa Tegaldatar, Maniis. Jalur memotong melintasi Waduk Cirata dengan perahu tempel lazim dilakukan warga untuk menghemat waktu dan biaya.
Namun, kali ini mereka yang semua berkerabat itu tertimpa musibah. Diduga kelebihan muatan, perahu kayu yang dinakhodai Dana itu tenggelam pada Kamis sekitar pukul 14.00. Lokasi tenggelam beberapa puluh meter dari Pulau Cinusa, atau sekitar 60 kilometer dari Kota Bandung.
Tak hanya mengangkut manusia, diduga perahu juga membawa serta hasil panen jagung dan singkong sehingga bobotnya melebihi kapasitas perahu.
Kepala Bidang Humas Kepolisian Daerah Jawa Barat Komisaris Besar Yusri Yunus mengatakan, tidak semua penumpang bisa menyelamatkan diri. Penumpang berusia lanjut dan anak-anak tenggelam. Hingga Kamis malam, mereka belum ditemukan.
Korban yang belum ditemukan adalah Ny Cicah (60), Dadang (60), Ny Iat (60), Ny Rus (50), Dudun (8), dan Siti Nurhasanah (10). Seorang korban, Ny Elis (36), masih dirawat di Rumah Sakit Bayu Asih, Purwakarta. ”Enam penumpang lain dan nakhoda sudah pulang ke rumah masing-masing setelah dirawat di Puskesmas Maniis,” kata Yusri.
Makassar banjir
Hujan deras sepekan terakhir membuat Kota Makassar kebanjiran. Selain di kawasan pinggiran yang berbatasan dengan Kabupaten Maros dan Kabupaten Gowa, sejumlah wilayah di dalam kota, Kamis (21/12), terendam. Ketinggian air bervariasi antara 30 sentimeter dan 1 meter lebih.
Banjir parah di antaranya terjadi di Kecamatan Manggala, Biringkanaya, Panakukang, Tamalanrea, dan sebagian Rappocini. Sejumlah ruas jalan, termasuk jalan poros Trans-Sulawesi, juga terendam. Banjir menyebabkan kemacetan panjang di banyak ruas jalan. Banyak kendaraan mogok karena terendam.
Pantauan di Biringkanaya, genangan air hingga setinggi lebih dari 1 meter. Di wilayah ini, tim SAR dan polisi menurunkan tim evakuasi berikut peralatan, seperti perahu karet untuk mengangkut warga. Sebagian warga juga membuat rakit dari bambu dan batang pisang, sebagai alat transportasi.
Lebih dari 1.600 warga di wilayah ini terpaksa mengungsi ke masjid dan rumah kerabat, terutama saat malam hari. Sebagian lain bertahan untuk menjaga barang-barang.
”Anak-anak saya titipkan ke keluarga. Begitu juga barang-barang penting. Saya dan suami menjaga rumah, siang sampai sore. Malam, kami mengungsi ke masjid,” kata Badriah (35), warga Paccerakkang, Biringkanaya.
Waduk Borong yang merupakan salah satu waduk penampungan air di Makassar juga meluap. Warga cemas jika luapan membesar akan membuat pembatas jalan dan waduk tidak lagi tampak sehingga membahayakan warga.
Bencana banjir di Kecamatan Jabon, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, juga meluas saat memasuki hari kelima. Jika sebelumnya di Desa Kupang dan Semambung, kini merambah ke Desa Kedungpandan. Lebih dari 1.367 rumah tergenang dengan ketinggian air 30-50 sentimeter.
Tinggi genangan di badan jalan yang mencapai 50 cm membuat warga harus berjalan pelan dan hati-hati agar tidak terperosok di kubangan atau selokan. Kepala Desa Semambung Jainuri mengatakan, di wilayahnya terdapat 300 rumah warga yang tergenang banjir dengan ketinggian air 20-50 cm.
Dari Palangkaraya, Pontianak, dan Tarakan siklon tropis Kai-Tak membuat gelombang laut naik.