Bandara Soekarno-Hatta Lewati Puncak Arus Mudik, Keterlambatan Masih Terjadi
Oleh
·3 menit baca
TANGERANG, KOMPAS — Bandara Soekarno-Hatta telah melewati puncak arus mudik libur Natal, Jumat (22/12). Namun, keterlambatan penerbangan masih terjadi pada Sabtu (23/12).
Direktur Utama Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin mengatakan, puncak arus mudik libur Natal di Bandara Soekarno-Hatta telah terjadi pada Jumat kemarin. Total terdapat 88.564 penumpang dengan tujuan penerbangan dalam negeri yang bepergian melalui Bandara Soekarno-Hatta pada puncak arus mudik.
”Untuk hari Sabtu ini, kami masih perkirakan angkanya hampir sama dengan puncak arus mudik kemarin. Mungkin Minggu besok sudah menurun karena sudah mendekati Natal,” kata Awaluddin.
Ia menjelaskan, sejak masa angkutan Natal yang dimulai pada 18 Desember hingga hari Sabtu, di 13 bandara yang berada di bawah naungan PT Angkasa Pura II tercatat 1,75 juta penumpang yang berangkat. Bandara Soekarno-Hatta menjadi penyumbang jumlah penumpang terbanyak dari 13 bandara tersebut.
Kepadatan calon penumpang
Meski telah melewati puncak arus mudik, Executive General Manager Kantor Cabang Utama Bandara Soekarno-Hatta M Suriawan Wakan mengakui, kepadatan calon penumpang di bandara masih terjadi. Sabtu pagi, calon penumpang di Terminal 1C Bandara Soekarno-Hatta banyak yang tidak mendapat tempat duduk di ruang tunggu.
Wakan mengatakan, kepadatan itu terjadi karena banyak calon penumpang yang berangkat lebih awal atau lebih dari dua jam sebelum waktu keberangkatan. Hal itu, kata Wakan, membuat kapasitas ruang tunggu Terminal 1C sedikit terbebani dengan banyaknya calon penumpang yang menunggu waktu keberangkatan.
Untuk antisipasi ke depan, Wakan menyatakan akan menyiapkan kursi tambahan bagi calon penumpang.
”Memang jam-jam tadi itu jam sibuk. Ke depan, kami akan evaluasi terus sehingga kepadatan calon penumpang akan bisa terurai. Penumpang yang waktu penerbangannya masih cukup lama ada baiknya menunda dulu untuk masuk ke ruang tunggu terminal,” ujarnya.
Direktur Pelayanan dan Fasilitas Bandara PT Angkasa Pura II Ituk Herarindri mengatakan, salah satu solusi agar kepadatan calon penumpang tak terjadi adalah dengan mengoptimalkan fasilitas pelaporan mandiri (self check in). Fasilitas pelaporan mandiri, katanya, tersebar di Terminal 1C (12 mesin), Terminal 2 (8 mesin), dan Terminal 3 sebanyak 32 mesin.
”Dengan mesin pelaporan mandiri itu bisa lebih mengefisienkan waktu,” ujarnya.
Keterlambatan penerbangan
Pantauan Kompas di Bandara Soekarno-Hatta pada Sabtu siang, sejumlah keterlambatan penerbangan masih terjadi. Dari data pos pantau angkutan Natal dan Tahun Baru Bandara Soekarno-Hatta, tercatat 101 penerbangan mengalami keterlambatan.
Keterlambatan penerbangan terbanyak ada pada rentang waktu 30 menit hingga satu jam sebanyak 67 penerbangan. Sementara keterlambatan penerbangan selama tiga jam atau lebih tercatat satu penerbangan.
Lion Air menjadi maskapai dengan jumlah keterlambatan penerbangan terbanyak pada hari ini, yaitu 35 penerbangan, disusul Garuda Indonesia 27 penerbangan.
Wakan menjelaskan, keterlambatan penerbangan pada hari ini tidak sebanyak pada saat puncak arus mudik. Keterlambatan penerbangan diakibatkan oleh sejumlah hal, meliputi cuaca di bandara asal dan tujuan serta permasalahan mesin pada pesawat.
”Penyebab paling dominan adalah cuaca sehingga menyebabkan rotasi pesawat terganggu,” ujar Wakan.
Pelaksana Tugas Manajer Humas Lion Air Group Ramaditya Handoko menjelaskan, keterlambatan penerbangan pada maskapai Lion Air rata-rata lebih disebabkan oleh faktor operasional pesawat.
”Keterlambatan penerbangan disebabkan faktor operasional. Biasanya itu karena menunggu kedatangan pesawat dari daerah,” ujarnya. (DD10)