Air setinggi atap rumah terpantau di Perumnas Antang, Kecamatan Manggala, Kota Makassar, Sulawesi Selatan. Mayoritas rumah kosong ditinggal pemiliknya. Di perumahan Swadaya, Manggala, ketinggian air lebih dari 1 meter.
Perahu karet Marinir, TNI Angkatan Laut, Badan SAR Nasional, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), dan rakit warga hilir mudik mengevakuasi warga dan barang-barang penting. Warga mengungsi ke masjid atau ke rumah kerabat.
Pos-pos pengungsian dan dapur umum pun terus didirikan. Relawan dari berbagai kelompok, bersama tim SAR, Polri, TNI, Taruna Siaga Bencana, hingga petugas pemadam kebakaran, bahu-membahu membantu warga.
Nurjanah (60), warga Antang, mengatakan, semua anggota keluarganya mengungsi di masjid karena rumahnya terendam setinggi atap. ”Tak ada barang yang selamat. Pasrah saja, yang penting kami selamat,” katanya.
Irfan Ganna (55), warga Swadaya, juga mengungsi ke masjid bersama istri, anak, dan cucunya. ”Tak ada lagi ruang di rumah yang bisa dipakai berlindung. Semua barang terendam, tak ada yang bisa selamat,” ujarnya.
Camat Manggala Anshar Umar mengatakan, sekitar 1.500 rumah yang dihuni lebih kurang 4.400 jiwa terendam banjir. Selain di Manggala, pengungsi di Kecamatan Biringkanaya mencapai lebih dari 1.600 orang. Jumlah ini terus bertambah karena hingga Jumat malam warga terus dievakuasi. Diperkirakan jumlah pengungsi mencapai lebih dari 2.000 jiwa.
”Jumlah warga yang kebanjiran dan mengungsi masih terus didata. Tidak semua mengungsi ke posko atau masjid karena banyak juga yang ke rumah kerabat,” katanya.
Hingga Jumat, tiga korban tewas akibat banjir di Makassar. Kamis (21/12), M Fadli (7) tewas tersengat listrik di rumahnya di Jalan Angin Mamiri. Korban lain, Daeng Leo, warga Kompleks IDI, Kelurahan Tello Baru, Panakkukang, tewas mengapung pada Jumat pagi. Satu korban tewas lain adalah Nuranna (46), warga Kelurahan Bira, Tamalanrea, yang tertimpa tembok runtuh.
Meluas di Sidoarjo
Banjir di Kecamatan Jabon, Sidoarjo, Jawa Timur, hingga Jumat kemarin juga telah berlangsung sepekan. Alih-alih surut, banjir setinggi 50-70 sentimeter itu meluas. Jika sebelumnya menggenangi tiga desa, kini banjir melanda empat desa. Keempat desa yang tergenang adalah Kupang, Kedungpandang, Semambung, dan terbaru Kedungrejo. Lebih dari 1.200 keluarga terdampak. Warga mengalami krisis air bersih karena sumur tercemar.
Warga enggan mengungsi dan tetap tinggal di rumah masing-masing. Selain karena belum ada lokasi pengungsian memadai, mereka bertahan untuk menjaga harta benda. Kepala Pelaksana BPBD Sidoarjo Dwidjo Prawito mengatakan, banjir di Jabon disebabkan oleh luapan Sungai Bangil di Kabupaten Pasuruan.
Di Ambon, Maluku, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Pattimura Ambon mengingatkan, tekanan rendah berpotensi terjadi di Laut Banda, Maluku, hingga 25 Desember. Kecepatan angin di wilayah itu diprediksi 30 knot atau 55,6 kilometer per jam. Kondisi tersebut dapat menimbulkan gelombang hingga setinggi 4 meter.
Hal itu disampaikan oleh prakirawan BMKG Stasiun Meteorologi Pattimura Ambon Rion S Salman, Jumat. Sejak kemarin, angin dan hujan terjadi di Pulau Ambon, berjarak sekitar 200 kilometer dari pusat Laut Banda. (REN/NIK/BRO/FRN)