Pemudik Disarankan Pakai Jalur Arteri
JAKARTA, KOMPAS — Puncak arus liburan Natal dan Tahun Baru diperkirakan terjadi Sabtu (23/12) ini. Pemudik yang membawa kendaraan pribadi diimbau tidak bergantung pada jalan tol, khususnya ruas Jakarta-Cikampek. Lonjakan jumlah kendaraan di ruas tol itu bisa mencapai 32 persen.
Selain memanfaatkan jalan-jalan arteri di Jakarta, Bekasi, dan Karawang yang menjadi jalur alternatif, pemudik juga disarankan untuk rajin mengecek kondisi lalu lintas lewat berbagai media serta aplikasi peta jalan di telepon pintar.
Imbauan itu disampaikan Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Budi Setiadi ketika meninjau arus kendaraan di Gerbang Tol Cikarang Utama, Jumat.
”Mohon jangan hanya bergantung pada jalan-jalan tol. Jika di sana macet dan kondisi jalan arteri lebih lengang, lebih baik gunakan jalur-jalur alternatif ini,” ujar Budi Setiadi seusai meninjau tol ruas Jakarta-Cikampek.
Mohon jangan hanya bergantung pada jalan-jalan tol.
Kementerian Perhubungan memprediksi bakal terjadi lonjakan jumlah kendaraan yang melintasi gerbang Cikarang Utama, yaitu mencapai 103.000 unit pada Sabtu pagi hingga Minggu (24/12) pukul 06.00. Padahal, pada hari biasa, jumlah kendaraan yang melintasi gerbang tol itu rata-rata 78.000 unit.
Dengan kata lain, akan terjadi lonjakan 32 persen kendaraan di ruas tol Jakarta-Cikampek pada akhir pekan ini. ”Distribusi kendaraan sangat diperlukan sehingga tidak hanya menumpuk di satu jalur (tol Jakarta-Cikampek),” ujar Budi.
Ia menambahkan, Kementerian Perhubungan sudah berkoordinasi dengan Kepolisian Negara RI untuk mempersiapkan pengaturan lalu lintas di jalan-jalan arteri, seperti di Jakarta dan Bekasi, agar nyaman dan lancar dilewati pemudik.
Salah satu rute alternatif itu adalah jalur Pekayon-Cikarang yang melewati jalan arteri Jatiasih, Pekayon, Cut Mutia, dan Cibitung. Jalur ini bisa memperpendek waktu tempuh jika terjadi penumpukan kendaraan di ruas tol Jakarta-Cikampek.
Upaya lain untuk mengurai penumpukan di Gerbang Tol Cikarang Utama adalah memberlakukan pola melawan arus (contra flow). PT Jasa Marga menyiapkan enam gardu tol tambahan di gerbang tol itu untuk menampung lonjakan kendaraan yang datang dari arah Jakarta.
”Jika masih terjadi kepadatan, kendaraan akan dialihkan melalui Gerbang Tol Cikarang 3. Sejumlah petugas juga disiapkan untuk jemput bola ke pengendara guna memperlancar tapping (membaca kartu elektronik untuk pembayaran) saat memasuki gerbang tol,” ujar Kepala Gerbang Tol Cikarang Utama Ahmad Zamzuri.
Jumat siang sempat terjadi antrean panjang kendaraan sejauh 3 kilometer di Gerbang Tol Cikarang Utama. Namun, antrean terurai setelah petugas melakukan pola melawan arus di Kilometer (Km) 29 hingga Km 50.
Larangan truk
Kemacetan itu juga dipicu masih beroperasinya sejumlah kendaraan atau truk besar, kemarin. Padahal, Kementerian Perhubungan telah mengeluarkan peraturan dan surat edaran untuk membatasi operasional truk nonbahan pokok di ruas tol sepanjang liburan Natal dan Tahun Baru. Itu diberlakukan bagi truk bersumbu tiga atau lebih dan di atas 14 ton. Pembatasan ini hanya berlaku pada 22-23 Desember dan 29-30 Desember.
”Saya sudah meminta pihak kepolisian untuk memeriksa kendaraan besar yang melintas. Apakah mereka benar membawa bahan pokok atau bahan lain yang diizinkan untuk melintas. Jika tidak, akan diminta keluar dari tol,” katanya.
Dinas Perhubungan Jawa Barat sebelumnya juga melarang truk berat agar tidak melintasi jalan-jalan arteri di provinsi itu pada 23-26 Desember dan 29 Desember hingga 2 Januari mendatang.
Jadi, larangan itu bukan hanya di jalan tol. Truk-truk besar berpotensi memicu kemacetan panjang jika mogok atau mengalami patah as roda. Itu mengingat mayoritas jalan arteri di Jawa Barat dipenuhi tanjakan dan turunan karena banyak melewati kawasan perbukitan.
Larangan itu bukan hanya di jalan tol. Truk-truk besar berpotensi memicu kemacetan panjang jika mogok atau mengalami patah as roda.
Kepala Dinas Perhubungan Jawa Barat Dedi Taufik mengatakan, pada periode yang sama tahun lalu terjadi kenaikan hingga 35 persen jumlah kendaraan yang melintas di Jawa Barat. Dari jumlah itu, setengahnya adalah truk atau angkutan barang nonbahan pokok yang melebihi tiga sumbu. Ia memprediksi lonjakan jumlah kendaraan yang sama pada akhir tahun ini.
”Itu berarti ada lonjakan besar jumlah kendaraan penumpang dan angkutan barang secara berbarengan. Jika tidak diatur, akan terjadi penumpukan arus lalu lintas yang bisa membuat macet panjang,” ujar Dedi di Bandung.
Pihaknya telah mengimbau para pengusaha dan perusahaan pengiriman jasa logistik untuk mempercepat pengiriman barang sebelum tanggal larangan itu diberlakukan. Selain itu, kantong-kantong parkir angkutan barang juga sudah disiapkan.
Sopir truk yang kedapatan nekat melanggar aturan itu, ungkapnya, akan ditindak tegas alias ditilang. ”Kami sudah berkoordinasi dengan kepolisian untuk melakukan pengawasan di lapangan,” ujar Dedi.
Sementara itu, berdasarkan pantauan kemarin, pengerjaan sejumlah proyek infrastruktur di ruas tol Jakarta-Cikampek, seperti kereta ringan dan tol layang, telah dihentikan sementara. Aktivitas pengerjaan tidak lagi terlihat. Namun, tetap terjadi kemacetan di titik lokasi proyek tol layang, yaitu Km 22, menyusul penyempitan ruas jalan di titik itu akibat proyek tol layang.
Di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, kepadatan penumpang mulai terlihat. Pada Jumat hingga pukul 21.00 tercatat 156.231 penumpang yang berangkat. Namun, sepanjang hari kemarin, tidak lagi terjadi banyak penundaan keberangkatan pesawat seperti yang terjadi sehari sebelumnya.
Keterlambatan pesawat
Berdasarkan pantauan kemarin, hanya terjadi sekali penundaan keberangkatan pesawat lebih dari dua jam oleh layanan maskapai Garuda Indonesia. Keterlambatan hingga tiga jam terjadi pada rute Lampung-Jakarta, kemarin. Pada Kamis lalu, keterlambatan hingga di atas dua jam itu mencapai 20 penerbangan.
Salah seorang penumpang, Yuda (40), mengatakan, penundaan itu mengacaukan jadwal penerbangan lanjutannya ke Semarang. ”Saya jadi ketinggalan pesawat selanjutnya ke Semarang. Padahal, seharusnya saya terbang ke sana malam ini,” ucap penumpang dari Lampung itu.
Yuda yang kecewa diberikan tiket pengganti serta penginapan dari pihak maskapai. Jadwal keberangkatannya terpaksa digeser ke pagi ini.
Hengki Heriandono, Vice President Corporate Secretary Garuda Indonesia, mengatakan, pihaknya berkomitmen memberikan ganti rugi akibat penundaan sejumlah penerbangan sejak Kamis malam lalu. Penundaan itu terjadi menyusul masalah teknis dan gangguan cuaca berupa hujan deras di sejumlah daerah di Tanah Air. ”Kemarin, kami sudah memberi kompensasi sesuai dengan Peraturan Menteri (Nomor 89 Tahun 2015),” katanya.
Berdasarkan peraturan menteri itu, maskapai yang menunda penerbangan harus memberikan kompensasi kepada penumpang berdasarkan lima kategori lamanya waktu penundaan keberangkatan. Pada kategori 5 atau keterlambatan di atas 240 menit, misalnya, pihak maskapai wajib memberikan ganti rugi berupa pengalihan ke penerbangan selanjutnya atau pengembalian uang tiket.
Lonjakan jumlah penumpang kereta api juga terlihat di Stasiun Pasar Senen, Jakarta. Peningkatannya mencapai 30 persen dibandingkan dengan hari biasa. PT Kereta Api Indonesia menyediakan empat kereta tambahan menuju Madiun, Malang, Kutoharjo, dan Surabaya di libur Natal dan akhir tahun ini.
Geliat liburan juga terasa di sejumlah daerah, salah satunya di Sumatera Utara. Karena lonjakan permintaan, jumlah penerbangan di Bandara Kualanamu pun bertambah 32 penerbangan.