Kereta Bandara Soekarno-Hatta Mulai Diperkenalkan secara Bertahap
JAKARTA, KOMPAS — Kereta Api Bandara Soekarno-Hatta mulai beroperasi dalam uji coba berbayar di Stasiun BNI City, Jakarta, sejak Selasa (26/12) pukul 03.40 hingga 1 Januari 2018. Dimulainya pengoperasian kereta pada hari ini merupakan upaya pengenalan bertahap mengenai moda transportasi publik yang akan diresmikan tahun depan ini.
Kereta tersebut akan melayani penumpang dari Stasiun BNI City (dengan nama operasional Stasiun Sudirman Baru) hingga Stasiun Bandara Soekarno-Hatta dengan waktu tempuh 45 menit. Selama uji coba operasional berbayar, tarif yang dikenakan Rp 30.000 per penumpang.
Secara detail, kereta bandara akan melayani 42 perjalanan dengan rute Stasiun BNI City hingga Stasiun Bandara Soekarno-Hatta pukul 03.40-21.40 dan rute Stasiun Bandara Soekarno-Hatta hingga Stasiun BNI City pukul 06.10-23.10. Perjalanan memiliki waktu antara (headway) atau waktu tunggu setiap satu jam untuk satu kali perjalanan.
Kereta yang beroperasi berjumlah 6 rangkaian kereta dari 10 kereta yang tersedia. Setiap rangkaian memiliki 6 gerbong dengan kapasitas total 272 penumpang.
”Hari ini sifatnya masih pengenalan kepada masyarakat umum saja. Uji coba sebenarnya sudah kami lakukan berkali-kali. Kami ingin tahu feedback penumpang apa dan akan kami evaluasi,” kata Direktur Utama PT Railink Heru Kuswanto seusai peluncuran kereta bandara pertama pukul 03.40.
Kereta baru melayani naik turun penumpang di tiga stasiun, yaitu Stasiun BNI City, Stasiun Batuceper, dan Stasiun Bandara Soekarno-Hatta. Menurut rencana, kereta bandara bakal melayani rute dari Stasiun Manggarai sampai Stasiun Bandara Soekarno-Hatta. Namun, karena Stasiun Manggarai masih dalam proses revitalisasi, titik awal keberangkatan kereta dari Stasiun BNI City. Kereta bandara juga direncanakan berhenti di Stasiun Duri setelah stasiun ini selesai direvitalisasi.
”Titik sentral pick up penumpang masih di Stasiun BNI City, tetapi kami ingin menyebar ketika Stasiun Manggarai selesai,” ujar Heru.
Stasiun Manggarai hingga saat ini masih dalam proses pembangunan peron dan jalur KA bandara oleh Satuan Kerja Proyek DDT (Double Double Track) Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) Kementerian Perhubungan.
Sementara itu, pembelian tiket kereta dapat dilakukan melalui pemesanan daring lewat situs perusahaan, aplikasi Railink di gawai, dan mesin pencetak tiket otomatis. Penumpang pesawat disarankan memilih jadwal keberangkatan kereta minimal dua jam sebelum jadwal keberangkatan pesawat.
Adapun tiket kereta yang dicetak digunakan sebagai boarding pass untuk membuka gerbang elektronik di stasiun keberangkatan dan stasiun tujuan.
PT Kereta Api Indonesia bekerja sama dengan PT Angkasa Pura untuk melayani konektivitas lanjutan setelah penumpang turun di Stasiun Bandara Soekarno-Hatta. Penumpang nantinya dapat menggunakan kereta layang (skytrain) untuk menuju Terminal 1, 2, atau 3.
”Antusiasme masyarakat cukup baik di awal berlakunya uji coba berbayar hari ini,” ucap Heru.
Ia menyebutkan, PT Railink tidak memiliki target jumlah penumpang yang ingin dicapai pada hari pertama. Apalagi, keberangkatan menuju dan dari Bandara Soekarno-Hatta saat ini juga sedang rendah karena melewati puncak liburan. Sekitar 500 transaksi pembelian tiket telah dilakukan di Stasiun BNI City hingga pukul 10.00.
JM Marcomm & PR PT Railink Diah Suryandari menambahkan, kereta memiliki berbagai fasilitas, seperti empat layar monitor untuk hiburan dan informasi posisi kereta, penyejuk ruangan, pengisi daya ponsel, dan kursi yang dapat diatur sandarannya.
Penumpang juga disediakan toilet terpisah bagi laki-laki dan perempuan serta tempat bagasi. Fasilitas penanganan bagasi (bagage handling) bagi penumpang dan fasilitas konfirmasi calon penumpang pesawat (check in) di Stasiun BNI City juga sedang dievaluasi.
Kereta memiliki berbagai fasilitas, seperti empat layar monitor untuk hiburan dan informasi posisi kereta, penyejuk ruangan, pengisi daya ponsel, dan kursi yang dapat diatur sandarannya.
Proyek pembangunan KA Bandara Soekarno-Hatta sejak tahun 2006 ini melibatkan tiga pihak, yaitu PT Kereta Api Indonesia (Persero), PT Angkasa Pura II (Persero), dan PT Railink. Proyek didanai dari investasi PT Kereta Api Indonesia dan PT Angkasa Pura II dengan membentuk PT Railink sebagai operator.
Ketika secara resmi dioperasikan tahun depan, kereta akan melewati lima stasiun secara berturut-turut, yaitu Stasiun Manggarai, BNI City, Duri, Batuceper, dan Bandara Soekarno-Hatta, dengan waktu tempuh 55 menit. Diharapkan sekitar 30 persen masyarakat yang menuju bandara akan beralih menggunakan kereta ini.
Direktur Operasi dan Teknik PT Railink Porwanto Handry Nugroho menuturkan, 10 rangkaian kereta rel listrik telah tersedia dan lolos tes kelayakan. Setiap rangkaian terdiri atas enam gerbong kereta, dengan jumlah total 272 kursi per rangkaian kereta. Kereta dapat mengangkut 33.728 penumpang per hari. Target ideal perjalanan adalah 124 perjalanan bolak-balik dengan waktu antara 15 menit.
Kereta akan melewati lima stasiun secara berturut-turut, yaitu Stasiun Manggarai, BNI City, Duri, Batuceper, dan Bandara Soekarno-Hatta, dengan waktu tempuh 55 menit.
Tarif
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi sebelumnya menyatakan, pemerintah akan mengkaji kembali tarif resmi setelah uji coba. Presiden Joko Widodo, ujar Budi, menilai tarif sebesar Rp 100.000 per penumpang masih belum terjangkau. Sementara itu, per 2 Januari 2018, tarif akan diterapkan sebesar Rp 70.000 setelah diresmikan Presiden Joko Widodo hingga jangka waktu yang belum ditentukan.
”Berdasarkan perhitungan, tarif idealnya seharusnya Rp 100.000 per penumpang. Saya rasa tidak apa-apa karena ini masih tahap pengenalan,” kata Heru, menanggapi tarif diskon selama uji coba sebesar Rp 30.000 hingga 1 Januari 2018 dan Rp 70.000 per 2 Januari 2018.
Edwin (33), calon penumpang yang ditemui di Stasiun BNI City, mengatakan tidak keberatan jika tarif naik hingga Rp 100.000. Hal yang menurut dia paling penting adalah kecepatan, pelayanan, dan fasilitas kereta setimpal dengan biaya yang telah ia keluarkan.
Sementara itu, Diah menambahkan, PT Railink juga sementara mempertimbangkan untuk menerapkan sistem pembelian tiket yang diterapkan di KA Bandara Kualanamu, Sumatera Utara. Sistem tersebut membuat harga tiket yang dibeli menjadi lebih murah ketika dibeli secara berombongan.
”Hanya saja, untuk saat ini kami masih fokus mengevaluasi masa uji coba operasional berbayar pada bulan ini hingga selesai,” lanjut Diah.
Penambahan jalur
Heru menambahkan, proyek revitalisasi Stasiun Duri diharapkan selesai paling lambat Maret 2018. Jika selesai, perjalanan kereta dapat ditingkatkan dari 42 perjalanan saat ini menjadi 82 perjalanan karena akan bertambah satu jalur khusus bagi KA Bandara Soekarno-Hatta. Dengan 82 perjalanan, waktu antara (headway) atau waktu tunggu akan menurun menjadi setiap 30 menit untuk satu kali perjalanan.
”Jalur 3 dan 4 akan untuk KA bandara, sedangkan jalur 1, 2, dan 5 untuk KRL (kereta rel listrik),” ujar Heru. Dengan demikian, rel KA bandara dan KRL tidak akan berbagi sehingga jadwal keberangkatan tidak terganggu.
Selain itu, lanjut Heru, pemerintah juga merencanakan tahun depan menambah jalur untuk KA bandara mulai dari stasiun besar lainnya, seperti Stasiun Jakarta Kota. ”Kami juga mempertimbangkan menambah jalur dari Bekasi dan Bogor. Sementara kami evaluasi,” kata Heru. (DD13)