Paus Serukan Perdamaian
”Mari kita berdoa agar pihak-pihak terkait kembali berdialog, dan solusi pada akhirnya bisa tercapai. Itu bisa menjadikan kedua negara hidup berdampingan dengan perbatasan yang disepakati bersama dan diakui dunia internasional,” kata Paus dalam pesan Urbi et Orbi (Kepada Kota dan Dunia), Senin pagi waktu Vatikan, Roma, Italia.
Pesan pada hari Natal itu disampaikan Paus Fransiskus di depan puluhan ribu pemeluk Katolik yang memadati alun-alun Gereja Santo Petrus di Vatikan.
Paus menyampaikan harapan itu menyusul pernyataan Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang mengakui Jerusalem sebagai ibu kota Israel dan berencana memindahkan Kedutaan Besar AS dari Tel Aviv ke Jerusalem.
Menyusul langkah AS, kemarin, Guatemala juga akan memindahkan kedutaan besarnya dari Tel Aviv ke Jerusalem. Dalam pemungutan suara di Perserikatan Bangsa-Bangsa pada 21 Desember lalu, 128 negara mendukung resolusi yang menolak upaya-upaya mengubah status Jerusalem, sedangkan 9 negara menolak resolusi (termasuk AS, Israel, dan Guatemala). Adapun 35 negara lainnya abstain.
”Semoga Tuhan mendukung upaya-upaya komunitas internasional untuk membantu wilayah yang dilanda konflik itu menemukan kerukunan, keadilan, dan keamanan, yang sudah lama didambakan,” kata Paus.
Paus juga menyebutkan potensi sejumlah titik konflik, seperti Suriah, Irak, Yaman, Sudan Selatan, dan Venezuela, setelah menekankan bahwa ”angin peperangan sedang berembus di dunia”. ”Mari kita berdoa bahwa konfrontasi bisa diredam di Semenanjung Korea dan rasa saling percaya semakin meningkat di dunia,” kata Paus.
Kepedulian migran
Kepada sekitar 1,3 miliar pemeluk Katolik di seluruh dunia, Paus juga menyerukan pentingnya kepedulian terhadap kesengsaraan yang dihadapi para migran yang terusir dari negaranya akibat ulah para pemimpin negara. ”Kita melihat jejak jutaan orang yang tidak memilih pergi, tetapi terusir dari negaranya, meninggalkan orang-orang yang mereka cintai,” kata Paus.
Dalam perayaan Natal di Betlehem, Uskup Agung Pierbattista Pizzaballa menyindir langkah para pemimpin dunia saat ini yang seolah haus kekuasaan. ”Herodes (mantan Raja Yudea di zaman Yesus) masa kini berperang setiap hari untuk jadi yang terkuat dan mencaplok wilayah lebih luas,” ujarnya dalam khotbahnya.
Ia menyerukan umat Nasrani di Tanah Suci untuk teguh. Mengkritik pernyataan Trump, Pizzaballa berkeras Jerusalem adalah kota perdamaian tiga agama Ibrahim, yaitu Yahudi, Muslim, dan Kristen. Kota itu tidak akan pernah damai jika hanya mengakomodasi kepentingan salah satu pihak. ”Jerusalem adalah ibu kita (tiga agama Ibrahim). Jika salah satu anaknya hilang, sang ibu tak bisa merasa damai. Jadi, marilah kita berdoa untuk perdamaian di Jerusalem,” katanya dalam perayaan Natal yang dihadiri Presiden Palestina Mahmoud Abbas.
Di wilayah Palestina, kelompok pramuka memainkan drumband dalam perayaan Natal di kota Betlehem. Namun, para wisatawan menahan diri untuk tidak larut dalam kemeriahan Natal menyusul ketegangan Palestina-Israel. Sedikitnya 12 warga Palestina tewas dalam bentrokan dengan tentara Israel pascakebijakan Trump.
”Tak banyak warga Palestina yang datang, apalagi wisatawan dalam perayaan Natal ini. Suasananya tidak seperti sedang Natal,” kata Samy Khoury, pengelola portal Visit Palestine, yang menuduh Trump sebagai biang keladi anjloknya jumlah wisatawan yang datang.
Di Irak, komunitas Kristen merayakan Natal di utara kota Mosul. Alunan lagu-lagu pujian terdengar di Gereja St Paul Mosul untuk pertama kalinya dalam empat tahun, setelah kota itu direbut kembali dari kelompok Negara Islam di Irak dan Suriah (NIIS) pada Juli lalu.
Warga Muslim di Mosul memberikan dukungan dengan berdiri berdampingan bersama umat Kristiani di antara nyala lilin dan pohon-pohon Natal.
Indonesia toleran
Seruan perdamaian dan pentingnya menumbuhkan kembali toleransi antarumat beragama juga digaungkan dalam misa dan kebaktian perayaan Natal di Tanah Air. ”Arti Natal yang sesungguhnya adalah cinta. Ini cinta yang tidak mengenal batas ataupun latar belakang,” ucap Uskup Diosis Amboina Mgr Petrus Canisius Mandagi di Ambon.
Mandagi prihatin dengan maraknya kekerasan yang mengatasnamakan agama dalam setahun terakhir ini di sejumlah negara, termasuk Indonesia. Ia berharap Natal bisa membawa pesan damai untuk semua kalangan.
”Karena itu, di mana pun kita berada harus bisa memberi damai sekalipun di tengah perbedaan, baik suku, agama, ras, dan golongan,” ujar Gembala Sidang Gereja Isa Almasih Lengkong Besar, Bandung, Benijanto Sugihono, dalam khotbah di Bandung.
Di Jakarta, Kapolri Jenderal (Pol) Tito Karnavian memuji situasi kondusif perayaan ibadah Natal yang aman dan lancar tanpa gangguan berarti di sejumlah daerah di Tanah Air. Selain polisi dan TNI, sejumlah organisasi kemasyarakatan, seperti Gerakan Pemuda Ansor, ikut terlibat dalam pengamanan ibadah.
”Situasi yang kondusif ini perlu terus dipertahankan. Ini membuktikan bangsa Indonesia adalah bangsa yang toleran, berprinsip pada Pancasila dan berbineka tunggal ika,” kata Tito.