Menteri BUMN Minta Fasilitas Penyeberangan Antarpulau Ditingkatkan
Oleh
Jumarto Yulianus
·2 menit baca
LOMBOK TIMUR, KOMPAS -- Menteri BUMN Rini Soemarno meminta fasilitas dan kualitas pelayaran antarpulau terus ditingkatkan. Saat ini, transportasi penyeberangan antarpulau sangat diperlukan untuk melayani masyarakat kepulauan dan juga para wisatawan.
Untuk mengetahui kondisi pelayaran antarpulau, pada kunjungan kerja ke Nusa Tenggara Barat, Minggu (31/12), Rini Soemarno menumpang kapal feri KMP Raja Enggano dari Pelabuhan Kayangan, Lombok Timur menuju Pelabuhan Poto Tano, Sumbawa Barat.
Di atas kapal tersebut, Rini mengatakan, dirinya ingin mengetahui kondisi penyeberangan antarpulau yang dilayani oleh PT ASDP Indonesia Ferry (Persero), perusahaan BUMN.
"Saya ingin melihat langsung, apa saja yang harus ditingkatkan. Ini untuk memastikan masyarakat mendapatkan pelayanan yang terbaik," katanya.
Menurut Rini, PT ASDP sebagai manajemen kapal feri dan penyeberangan antarpulau perlu terus meningkatkan pelayanan kepada masyarakat. Apalagi, di jalur penyeberangan Selat Alas, yang menghubungkan Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa juga banyak wisatawan.
"Lombok merupakan salah satu daerah tujuan wisata di Indonesia selain Bali. Jadi, kami harus memastikan wisatawan yang datang ke Lombok mendapatkan pelayanan yang terbaik," ujarnya.
Secara khusus, Rini menyoroti mengenai kebersihan kapal dan dermaga. Menurut dia, kesadaran menjaga kebersihan kapal dan lingkungan dermaga masih kurang.
"Karena itu, saya menekankan pentingnya menjaga kebersihan supaya pelayanan publik menjadi lebih baik dan masyarakat juga merasa nyaman," ucapnya.
Direktur Utama PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) Ira Puspadewi mengemukakan, ada 206 lintasan penyeberangan di seluruh wilayah Indonesia yang dilayani oleh PT ASDP. Sampai saat ini, pihaknya terus berupaya memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat.
Khusus untuk pelayanan Natal dan Tahun Baru, ada 26 titik perlintasan yang mendapat pantauan khusus dari PT ASDP karena masyarakat setempat banyak merayakan Natal. Perlintasan itu terutama berada di wilayah Indonesia Timur dan Sumatera Utara.
"Sampai saat ini, penyeberangan antarpulau masih berjalan lancar meskipun di beberapa titik sempat jeda operasi karena cuaca buruk. Dibandingkan hari biasa, pada masa Natal dan Tahun Baru terjadi kenaikan jumlah penumpang sekitar 20 persen," kata Ira.