Pemerintah Jamin Logistik Pengungsi
KARANGASEM, KOMPAS — Pemerintah menjamin kecukupan kebutuhan pengungsi akibat erupsi Gunung Agung di Karangasem, Bali. Pengungsi diminta tetap beraktivitas meski tinggal di pos-pos pengungsi. Gunung Agung hingga Sabtu (30/12) masih menunjukkan aktivitas vulkanik dan masih dinyatakan berstatus Awas.
Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan, pemerintah menjamin pelayanan terhadap masyarakat yang mendiami pos-pos pengungsi.
"Pemerintah akan memberikan layanan dengan baik. Kalau keadaan membaik, tentu dapat kembali ke kampung masing-masing," kata Kalla saat bertatap muka dengan warga dari Desa Besakih, Kecamatan Rendang, Karangasem, yang ditampung di pos pengungsi Unit Pelaksana Teknis Perbenihan Kecamatan Rendang, Sabtu kemarin.
Wapres menyampaikan rasa simpati terhadap masyarakat yang terdampak bencana. "Yang masih bisa bekerja tetaplah bekerja supaya tidak kehilangan kebiasaan bekerja. Yang masih sekolah tetap sekolah," ujar Kalla yang didampingi Bupati Karangasem I Gusti Ayu Mas Sumatri dan sejumlah pejabat, termasuk Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Willem Rampangilei.
Menurut Camat Rendang I Wayan Mastra, 789 keluarga atau 3.033 orang mendiami pos pengungsi UPT Perbenihan Kecamatan Rendang.
Dari pencatatan Satuan Tugas Tanggap Darurat Bencana Erupsi Gunung Agung, jumlah semua pengungsi akibat erupsi Gunung Agung hingga Sabtu pukul 18.00 Wita ada 70.967 orang. Mereka menempati 240 lokasi.
Warga pengungsi dari Banjar Kesimbar, Desa Besakih, Ketut Selamet (70), mengatakan, kebutuhan pangan dan layanan lain tercukupi. Namun, ia tidak dapat bekerja selama tinggal di pos pengungsi.
"Saya biasa ke kebun untuk menanam sayur dan bunga," kata kakek tiga cucu itu. "Sejak tiga bulan lalu, kami mengungsi. Kebun terpaksa ditinggal karena kena hujan abu."
Rutin dievaluasi
Di gedung VIP Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Badung, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Ignasius Jonan mengatakan, Gunung Agung masih dalam status Awas. Perubahan kondisi vulkanik Gunung Agung terus diamati dan diawasi.
Menurut Jonan, hasil pengamatan terhadap kondisi dinamis Gunung Agung rutin dievaluasi setiap enam jam. "Kalau dari hasil pengamatan dapat diestimasikan potensi erupsi mengecil, tentu akan ada perubahan status," ujar Jonan.
Secara terpisah, Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kasbani mengatakan, aktivitas vulkanik Gunung Agung hingga Sabtu kemarin terpantau masih tinggi. Hal itu diindikasikan dengan adanya kepulan asap dari kawah dan masih terjadi kegempaan.
Dari laporan PVMBG periode pengamatan pada Sabtu pukul 12.00-18.00 Wita, Gunung Agung terpantau mengeluarkan asap tebal dengan ketinggian 1.000 meter dari puncak kawah.
Aktivitas pariwisata di Bali, terutama di kawasan Badung dan sekitarnya, berangsur normal. Ketua Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia Bali I Ketut Ardana mengonfirmasi pulihnya aktivitas pariwisata. Menurut Ardana, masyarakat dunia masih memilih Bali sebagai daerah tujuan wisata meski ada erupsi Gunung Agung.
"Kepercayaan masyarakat dunia itu dipengaruhi pernyataan pemerintah tentang kondisi Bali aman, terutama saat kedatangan Presiden Joko Widodo ke Bali beberapa waktu lalu," kata Ardana. (COK)