Kaum Muda Optimistis Memasuki 2018
Kaum muda tetap bersikap optimistis memasuki tahun 2018 yang disebut sebagai tahun politik. Meski mereka khawatir suhu politik akan meningkat tahun ini, mereka berusaha tetap fokus menunjukkan karya di bidangnya masing-masing untuk kebaikan bangsa.
Sikap seperti itu ditunjukkan sejumlah anak muda dengan latar belakang berbeda-beda yakni petani muda Rici Solihin (27), Grand Master Wanita (WGM) Irene Kharisma Sukandar (25), peneliti muda Jason Kristiano (20) dan Samson Clymton (25), serta wirausahawan sosial Alfatih Timur (27) pada kesempatan yang berbeda.
Apapun kondisinya, kami harus tetap optimistis. Kami tidak akan tinggal diam untuk tetap berkarya di bidang fisika.
"Apapun kondisinya, kami harus tetap optimistis. Kami tidak akan tinggal diam untuk tetap berkarya di bidang fisika" ujar Jason, mahasiswa S1 Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia (FMIPA) yang menekuni penelitian fisika teori.
Jason yang baru berusia 20 tahun pada 10 Desember lalu sudah menulis risalah yang dimuat di jurnal Physical Review C edisi November 2017 keluaran American Physical Society. Ini adalah jurnal fisika paling bergengsi dan seleksinya amat ketat sehingga risalah seorang doktor pun belum tentu diterima.
Jason bercita-cita menjadi pemenang Nobel Fisika. ”Peluangnya kecil, tetapi harus optimistis. Apalagi pemenang Nobel dari Indonesia belum ada,” katanya.
Untuk mewujudkan mimpi itu, Jason banyak menghabiskan waktunya di Laboratorium Fisika Nuklir dan Partikel UI yang sederhana.
Peluangnya kecil, tetapi harus optimistis. Apalagi pemenang Nobel dari Indonesia belum ada. Untuk mewujudkan mimpi itu, Jason banyak menghabiskan waktunya di Laboratorium Fisika Nuklir dan Partikel UI yang sederhana.
Laboratorium teori yang terletak di lantai empat Gedung Fisika itu tanpa lift dan hanya cukup diisi empat meja. Di sana, ada dua papan tulis yang penuh dengan rumus. Laboratorium itu sudah seperti rumah keduanya bagi Jason.
Jason bekerja sama dengan Samson, mahasiswa S-2 Jurusan Fisika UI di bawah bimbingan guru besar tetap bidang fisika Terry Mart.
Teori itu sederhananya tentang partikel yang diketahui punya momentum sudut orbital dan magnetik yang secara gabungan menghasilkan momentum sudut spin.
Samson sendiri telah membuat dua risalah yang dimuat di jurnal yang sama. Samson dan Jason lantas membuat risalah ketiga yang berhasil memperbaiki teori yang agak ”cacat”, tetapi lebih dari 40 tahun terus dipakai karena tidak ada pilihan.
Teori itu sederhananya tentang partikel yang diketahui punya momentum sudut orbital dan magnetik yang secara gabungan menghasilkan momentum sudut spin.
Selama melakukan penelitian, Samson dan Jason merasakan betul berbagai tantangan dan hambatan, mulai waktu dosen pembimbing yang tidak begitu lowong hingga persoalan dana penelitian yang terbatas dan tidak fleksibel. Namun, mereka tidak mau menyerah hanya karena hambatan seperti itu.
Kami akan terus berupaya melakukan banyak hal dalam bidang fisika dan memberikan yang terbaik untuk semuanya.
"Kami akan terus berupaya melakukan banyak hal dalam bidang fisika dan memberikan yang terbaik untuk semuanya," ujar Samson yang ditemui bersama Jason di kantin FMIPA UI, Kamis (28/12) sore.
Masih banyak orang baik
Alfatih Timur, pendiri Kitabisa.com, juga menatap tahun 2018 dengan sikap optimistis. Belajar dari 2017, katanya, meski situasi politik gaduh dan banyak orang termakan berita bohong, namun banyak pula orang yang memiliki kepedulian sosial.
Hal itu bisa tergambar dari peningkatan donasi dan kampanye di situs patungan (crowd funding) Kitabisa.com. Pada 2017 donasi di situs tersebut sekitar Rp 133 miliar, sementara tahun 2016 berkisar Rp 50 miliar.
Jumlah kampanye penggalangan dana pada 2017 sebanyak 12.000 kampanye. Meningkat hampir empat kali lipat dibandingkan tahun lalu, sekitar 3.200 kampanye.
Media sosial, menurut Alfatih, sangat membantu untuk menyebarkan misi kemanusiaan, meski juga banyak yang memanfaatkannya untuk menyebarkan kebencian.
Orang-orang baik tidak boleh kalah \'berisik\' menyuarakan kepedulian sosial, termasuk lewat media sosial.
"Nah, orang-orang baik tidak boleh kalah \'berisik\' menyuarakan kepedulian sosial, termasuk lewat media sosial," kata alumnus Fakultas Ekonomi dan Bisnis UI yang menjabat CEO Kitabisa.com.
Melonjaknya jumlah kampanye penggalangan dana juga menunjukkan masih banyak pihak yang membutuhkan bantuan. Di sisi lain, semakin banyak pula orang yang siap membantu.
“Masih banyak orang baik di Indonesia. Mereka mungkin perlu wadah untuk menyalurkan kebaikannya. Misi kemanusiaan itu tidak memandang perbedaan sehingga sangat terbuka untuk melibatkan lebih banyak orang. Gerakan kepedulian ini perlu terus disebarkan,” jelasnya.
Misi kemanusiaan itu tidak memandang perbedaan sehingga sangat terbuka untuk melibatkan lebih banyak orang. Gerakan kepedulian ini perlu terus disebarkan.
Dia optimistis, gerakan kepedulian sosial akan terus tumbuh pada 2018. Kampanye sosial itu, lanjut Alfatih, bisa dimulai dari orang-orang terdekat. Sekitar 50 persen donator di Kitabisa.com berasal dari lingkungan keluarga dan pertemanan orang yang menggagas penggalangan dana tersebut.
Ikut bergerak
Tahun 2018 akan diwarnai dengan 171 pemilihan bupati/wali kota dan gubernur yang dilakukan secara serentak di seluruh Indonesia.
Diperkirakan suhu politik dalam negeri akan meningkat di tahun ini. Meski bikin ketar-ketir, Rici Solihin (27), petani muda asal Desa Pasir Langu, Kabupaten Bandung Barat, yakin situasi sosial, ekonomi, politik pada 2018 akan bisa dijaga stabilitasnya.
Pemerintah memegang peran kunci untuk menjaga kondisi dalam negeri tetap sejuk. Namun, anak muda juga mesti ikut berperan, misalnya, tidak membuat dan menyebar berita bohong dan isu SARA lewat media sosial.
Menurutnya, pemerintah memegang peran kunci untuk menjaga kondisi dalam negeri tetap sejuk. Namun, anak muda juga mesti ikut berperan, misalnya yang paling sederhana, tidak membuat dan menyebar berita bohong dan isu SARA lewat media sosial.
Jika kondisi dalam negeri tenang, anak muda, termasuk yang menekuni pertanian, bisa berkarya dengan lebih baik.
Stabilitas sosial, ekonomi, politik sangat penting untuk menjaga agar semua aspek kehidupan yang lain, termasuk kegiatan di bidang pertanian berjalan lancar.
"Saya bertani paprika dengan sistem hidroponik, tentu masih butuh bahan dari luar negeri (impor) untuk keperluan itu. Bila ekonomi dan politik tak stabil, pasti harga bahan yang harus diimpor akan lebih mahal," ujar pemuda yang terpilih menjadi Duta Petani Muda 2016 versi Oxfam, Agri Pro Focus dan Koalisi Rakyat untuk Kedaulatan Pangan.
Sebagai petani muda, Rici Solihin (27) optimis kondisi bangsa Indonesia terutama pembangunan di bidang pertanian akan lebih baik di tahun 2018 nanti.
Dasarnya karena ia melihat banyak anak muda makin tertarik dan lebih berempati ke sektor itu. Ia sering menerima kunjungan siswa SMA, mahasiswa atau karyawan perusahaan yang ingin tahu lebih banyak soal pertanian.
Berawal dari ingin tahu, mereka belajar soal pertanian, melihat aspek sosial di sektor pertanian lalu mencoba membantu petani yang menjadi pelaku utama sektor itu.
Bidang pertanian tak lagi berjarak jauh dari anak muda, meski jumlah pemuda sepantarannya yang sungguh-sungguh terjun langsung belum seperti harapan banyak orang.
Bidang pertanian tak lagi berjarak jauh dari anak muda, meski jumlah pemuda sepantarannya yang sungguh-sungguh terjun langsung belum seperti harapan banyak orang.
Bagi pemuda yang menempuh pendidikan sarjana dan magister di Universitas Padjajaran Bandung ini anak muda tak perlu harus mencangkul sebab sekarang sudah ada sistem pertanian modern misalnya seperti yang ia ia tekuni, bertani paprika dengan pola tanam secara hidroponik seperti yang ia lakukan selama ini.
Generasi milenial yang menekuni teknik informatika pun bisa terlibat dalam usaha pertanian. "Saya mencoba melibatkan mahasiswa misalnya dari Telkom University Bandung dan ternyata mereka tertarik," kata pemilik usaha pertanian Paprici Segar Barokah itu.
"Bagi saya terus mendorong anak muda terjun ke bidang ini menjadi suatu kewajiban. Bukan saja karena kita harus memikirkan ketersediaan pangan di lahan yang makin berkurang tetapi juga bisnis di bidang pangan tak pernah ada matinya. Semua orang butuh makan kan," tambahnya.
Kesan negatif
Persoalan situasi sosial dan politik juga menjadi perhatian pecatur Irene Kharisma Sukandar yang beberapa tahun terakhir banyak menghabiskan waktunya di mancanegara. Ia punya kesan negatif pada situasi politik di tanah air sepanjang 2017 lantaran merebaknya berita bohong dan isu berbau SARA di media sosial.
“Di mana-mana isunya SARA. Mau pemilu presiden atau kepala daerah, isu SARA yang dipakai. Padahal Indonesia kita ini kan plural, bermacam-macam, latar belakangnya berbeda. Itu yang membuat kita (menjadi) Indonesia,” kata Irene yang dihubungi di sela-sela kompetisi King Salman World Rapid & Blitz Championships di Riyadh, Arab Saudi, Sabtu, (30/12).
Kesan negatif juga ia tangkap dari orang asing. Ketika berbicara soal Indonesia, mereka tahunya soal Bali. Di luar itu, yang mereka ingat tentang Indonesia adalah korupsi, Suharto yang menjadi presiden selama 32 tahun, dan bencana tsunami Aceh.
"Saya miris mendengarnya,” kata lulusan pascasarjana Hubungan Internasional Webster University, St. Louis, Amerika Serikat itu.
Berbagai permasalahan yang membelit Indonesia hingga 2017 membuat Irene tidak memiliki harapan yang muluk menghadapi 2018.
Terlalu optimistis tidak, terlalu pesimistis juga tidak. "Saya hanya berharap Indonesia akan tetap ada dan lebih baik lagu," katanya.
Ia berpesan kepada anak muda Indonesia terus berkarya di bidang masing-masing. Negara ini butuh prestasi dan pencapaian-pencapaian yang membanggakan.
Ia berpesan kepada anak muda Indonesia terus berkarya di bidang masing-masing. “Negara ini butuh prestasi dan pencapaian-pencapaian yang membanggakan,” kata Irene.
Perlu dukungan
Agar anak muda bisa menunjukkan prestasi membanggakan, lanjut Irene, pemerintah harus memberikan perhatian dan apresiasi. Ia mengungkapkan selama ini pemerintah kurang memberikan perhatian proporsional kepada atlet catur seperti dirinya.
Ketika ia bisa dua kali memenangi kejuaraan catur Asia pada 2012 dan 2014, pemerintah tidak memberikan apresiasi apapun.
Padahal, untuk prestasi di tingkat yang lebih rendah seperti SEA Games, pemerintah memberikan uang apresiasi kepada atlet-atlet yang mendapat medali emas. Pada terakhir kali catur dipertandingkan di SEA Games, yaitu pada 2013, Irene mendapat dua medali emas.
“Apresiasi yang kita terima hanya untuk olahraga populer, padahal lebih banyak olahraga yang tidak populer. Sementara itu, apresiasi yang kita, atlet catur, terima malah di tingkat paling kecil. Begitu untuk Asia, untuk olahraga lain mungkin diapresiasi, tetapi catur sama sekali tidak,” kata Irene, “Mungkin kalau di olahraga lain, saya sudah diarak-arak kesana kemari.”
Kalau Indonesia mau jadi negara maju, harus investasi di riset dasar. Penelitian riset dasar itu tidak harus melihat hasil langsung, tidak melihat produk. Akan tetapi, ada pijakan dasar untuk berkembang ke arah yang lebih besar.
Jason dan Samson juga berharap pemerintah mendukung dunia penelitian dengan mulai berinvestasi pada riset dasar.
"Kalau Indonesia mau jadi negara maju, harus investasi di riset dasar. Penelitian riset dasar itu tidak harus melihat hasil langsung, tidak melihat produk. Akan tetapi, ada pijakan dasar untuk berkembang ke arah yang lebih besar," tutur Jason.
Rici berharap pemerintah mempercepat pembangunan di sektor pertanian dan mengangkat kehidupan petani. Secara khusus ia meminta pemerintah memperbaiki jalan di kawasan yang umumnya buruk.
Ia mencontohkan kondisi jalan di desanya, Pasir Langu, Bandung Barat yang hanya sekitar 10-12 meter dan dalam kondisi rusak.
"Di desa kami yang terpencil kondisi jalan yang sempit dan rusak menghambat pengiriman hasil panen ke pasar di Bandung. Ongkos kendaraan jadi lebih mahal, padahal jika jalannya bagus, petani bisa menghemat ongkos kirim 20-30 persen," kata Rici yang sejak masih mahasiswa sudah menjadi petani paprika.
Menurut Rici, desanya adalah pemasok terbesar (70 persen) paprika di Indonesia. Selain memiliki lahan sendiri, ia juga membina kelompok petani paprika di Pasir Langu, dan melepaskan mereka dari jerat tengkulak.
Kita dorong anak muda membuka lapangan kerja sendiri, tidak malah mencari pekerjaan di perusahaan milik orang lain.
Pemuda yang kerap diundang untuk berbagi pengalaman di konferensi anak muda di dalam maupun luar negeri tersebut juga berharap pemerintah memberi kemudahan bagi anak muda yang ingin berwirausaha terutama di sektor pertanian.
"Kita dorong anak muda membuka lapangan kerja sendiri, tidak malah mencari pekerjaan di perusahaan milik orang lain," katanya.
Alfatih hanya berharap, gerakan sipil seperti Kitabisa.com bisa berjalan beriringan dengan pemerintah dalam menjalankan misi kemanusiaan. Dengan begitu, gerakan sosial bisa lebih kuat dan luas di masa-masa mendatang.(DD17)