Gubernur Maluku Said Assagaff menjelang detik-detik pergantian tahun di Jembatan Merah Putih, yang membentang di atas Teluk Ambon, Kota Ambon, Minggu (31/12), mengharapkan masyarakat Maluku terus menjaga keharmonisan setelah konflik melanda daerah itu belasan tahun silam. Harapan itu dikuatkan melalui doa bersama yang dipimpin perwakilan dari semua agama.
Dalam kesempatan itu juga tampil kolaborasi musik lintas agama. Pemuda Islam memukul rebana berpadu dengan tiupan terompet dari pemuda Kristen. Mereka memainkan lagu daerah, lagu nasional, dan lagu rohani.
”Semoga ke depan Maluku aman terus. Terima kasih kepada masyarakat, TNI, Polri, dan semua pihak yang terus merawat kedamaian di Maluku. Selamat menyambut Tahun Baru 2018,” kata Said.
Dia pun mengingatkan tahun 2018 adalah tahun politik karena Maluku akan menggelar pemilihan gubernur. Dinamika politik janganlah sampai membuat warga terbelah dan mengarah ke konflik.
Menurut Said, Maluku terus berkembang setelah dilanda konflik tahun 1999. Pertumbuhan ekonomi Maluku kini mencapai 5,68 persen atau melampaui pertumbuhan ekonomi nasional. Pada saat konflik dahulu, pertumbuhan ekonomi Maluku anjlok hingga minus 27 persen.
”Konflik itu sangat sakit, menyakitkan sekali. Jangan ada lagi,” ujar Anna Tetelepta (42), warga Ambon yang kehilangan keluarga saat konflik dan terpaksa mengungsi.
La Haris (49), warga lainnya, berpendapat, konflik yang terjadi kebanyakan karena kepentingan elite. ”Masyarakat yang tak tahu apa-apa jadi korban,” ujarnya.
Suasana di Candi Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, pun terasa khidmat karena banyaknya doa yang dipanjatkan untuk tahun 2018. Tidak hanya doa pribadi pengunjung, tetapi lima pemuka agama pun hadir, mengucapkan doa untuk kehidupan bangsa dan negara.
”Semoga di tahun baru ini bangsa Indonesia diberi berkah kesehatan, berkah bagi ekonominya, dan juga bagi generasinya,” ujar pemuka agama Islam, KH Ali Munawar.
Pemuka agama Hindu, Triyatmono, mengatakan, bangsa Indonesia semuanya bersaudara. Oleh sebab itu, semua wajib mewujudkan kehidupan yang damai, rukun satu sama lain. ”Damai di hati, damai di bumi, damai untuk selamanya,” ujarnya.
Pendeta Yohanes Sungadi, pemuka agama Kristen, menegaskan semangat persaudaraan dan kebangsaan dan mengajak semua pengunjung bersama-sama meneriakkan salam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). ”Salam NKRI, semoga berkat Tuhan selalu bersama kita,” ujarnya lagi.
Perayaan malam pergantian tahun di Mataram, Lombok, Nusa Tenggara Barat, berjalan tanpa penyalaan kembang api dan peniupan terompet. Hal itu sebagai bentuk solidaritas kepada beberapa daerah, termasuk NTB, dan mancanegara yang dilanda bencana akibat cuaca ekstrem.
Tanpa kembang api
Pemerintah Kota Mataram mengimbau warga untuk merayakan pergantian tahun secara sederhana. ”Kami harus memiliki sensitivitas. Kami bersenang-senang merayakan pergantian tahun, sementara banyak saudara kita mendapat musibah akibat cuaca ekstrem,” kata Lalu Martawang, Asisten I Sekretariat Daerah Pemerintah Kota Mataram.
Menyongsong tahun 2018, Wali Kota Solo, Jawa Tengah, FX Hadi Rudyatmo mengajak warga Solo memperkuat semangat persatuan dan kesatuan, serta bergotong royong untuk mewujudkan Solo yang lebih baik daripada tahun sebelumnya. Warga juga diajak menjaga kondisi Solo tetap aman, nyaman, dan penuh kedamaian.
”Dengan membunyikan gong, tujuannya untuk mewartakan kepada semua warga Indonesia dan dunia bahwa Solo adalah kota budaya yang aman dan nyaman dikunjungi oleh siapa pun,” ujar Rudyatmo.
Sementara masyarakat di Serang dan Cilegon, Banten, menyambut tahun baru dengan berzikir. Zikir bersama antara lain diadakan di Masjid Raya Al-Bantani, Kota Serang, Banten, Minggu. Acara yang diberi nama Pembinaan Remaja Masjid dan Muhasabah Bersama itu diikuti sekitar 300 pelajar.
Menurut Sekretaris Dewan Kemakmuran Masjid Raya Al-Bantani Endad Musadad, para peserta acara itu adalah remaja masjid dari Kabupaten Serang dan Pandeglang, serta Kota Serang. Selain zikir, mereka berdiskusi dengan membahas kepemimpinan, retorika, serta motivasi hidup dan beragama.
”Akidah, akhlak, dan ibadah mereka ditingkatkan. Sikap yang baik akan mereka lanjutkan. Sementara yang tak baik akan mereka perbaiki,” kata Endad.
Di kawasan Puncak, Kabupaten Bogor dan Cianjur, Jawa Barat, perayaan tahun baru dirayakan warga dengan kemacetan, pesta kembang api, dan pergelaran musik di sejumlah hotel.