Waktu Tempuh Riil Kereta Bandara hingga Penumpang ”Check-in” di Terminal
TANGERANG, KOMPAS — Penumpang masih menyesuaikan diri dengan prosedur penggunaan jasa layanan Kereta Api Bandara Soekarno-Hatta. Mereka masih belum familiar dengan tata cara pemesanan dan jadwal keberangkatan kereta agar tidak ketinggalan pesawat. Sementara itu, kereta masih belum tiba sesuai dengan jadwal yang ditentukan.
Ilham Novananda S (27), penumpang Kereta Api (KA) Bandara Soekarno-Hatta asal Kediri, Jawa Timur, memiliki jadwal keberangkatan dengan pesawat Lion Air nomor penerbangan JTO240W tujuan Lampung pada pukul 17.10. Ia memutuskan naik kereta berdasarkan saran dari kenalannya.
Sebagai pengguna jasa kereta yang baru, Ilham tidak mengetahui jadwal keberangkatan kereta. Ia juga tidak mengetahui KA Bandara masih memiliki variasi waktu antara (headway), mulai dari setengah jam hingga dua jam. Ia justru mengatakan jadwal kereta memiliki waktu antara dalam satu jam sekali.
PT Railink dalam syarat dan ketentuan menyarankan penumpang datang minimal 2 jam sebelum keberangkatan. Ketentuan tersebut tidak merinci bahwa jadwal kereta memiliki waktu antara yang berbeda-beda. Ilham datang pukul 14.02 dan memesan tiket pada pukul 14.08 dengan asumsi akan naik kereta pada pukul 14.21 atau 14.51 sehingga ia akan tiba di bandara sekitar pukul 16.00.
Namun, jadwal kereta tidak tersedia pada waktu tersebut. Kereta yang tersedia di kisaran waktu tersebut adalah pada pukul 13.51 dan 15.51. Dengan kata lain, kereta pada waktu tersebut memiliki waktu antara hingga 2 jam.
”Mau bagaimana lagi, saya sudah telanjur di sini,” kata Ilham di Stasiun BNI City atau dengan nama operasional Stasiun Sudirman Baru, Jakarta, Selasa (2/1). Ia memilih tetap menggunakan kereta karena takut terjebak macet jika menggunakan kendaraan bermotor.
Ilham berharap, dengan naik kereta pada pukul 15.51, ia akan tiba di Stasiun Bandara Soekarno-Hatta pukul 16.48. Ia akan menunggu dan menaiki kalayang serta berjalan menuju ruang keberangkatan dalam beberapa menit karena telah melakukan check-in secara daring. Ia berdoa agar dapat mengejar keberangkatannya pada pukul 17.10.
Berbeda dengan Ilham yang mencoba kereta bandara berdasarkan spontanitas, Nazir (47), salah seorang penumpang KA Bandara lain, telah merencanakan perjalanannya. Ia menyatakan akan berangkat menggunakan pesawat Citilink pukul 18.30 dari Terminal 1. Bersama ketiga anaknya, Nazir yang tinggal di daerah Tebet mengatakan telah menghitung waktu keberangkatan dengan kereta dan check-in pesawat.
”Sudah saya hitung dengan saksama,” kata Nasir Dengan demikian, ia memilih berangkat dengan kereta pukul 15.51 dari Stasiun BNI City yang akan dijadwalkan tiba pukul 16.48. Ia akan memiliki waktu untuk menunggu kalayang (skytrain) dan tiba di stasiun 1 jam lebih sebelum waktu keberangkatan.
KA Bandara Soekarno-Hatta merupakan proyek yang didanai dari investasi PT Kereta Api Indonesia (Persero) dan PT Angkasa Pura II (Persero) dengan membentuk PT Railink sebagai operator.
Pemerintah berharap agar sekitar 30 persen masyarakat yang menuju bandara akan beralih menggunakan kereta api setelah beroperasi penuh. Kereta akan melewati lima stasiun secara berturut-turut, yaitu Stasiun Manggarai, Sudirman BNI City, Duri, Batuceper, dan Bandara Soekarno-Hatta.
Akan tetapi, pembangunan dan revitalisasi Stasiun Manggarai dan Stasiun Duri hingga kini belum selesai. Oleh karena itu, kereta baru akan menjemput dan mengantar penumpang dimulai dari Stasiun BNI City, Batuceper, dan Bandara Soekarno-Hatta.
Untuk sementara, KA Bandara Soekarno-Hatta akan melayani 42 perjalanan dengan rute Stasiun BNI City hingga Stasiun Bandara Soekarno-Hatta pukul 03.51 sampai 21.51 dan rute Stasiun Bandara Soekarno-Hatta hingga Stasiun BNI City pukul 06.10 sampai 23.10. Perjalanan memiliki waktu antara (headway) atau waktu tunggu rata-rata satu jam untuk satu kali perjalanan.
Kereta yang beroperasi berjumlah enam rangkaian kereta dari sepuluh rangkaian kereta yang tersedia. Setiap rangkaiannya memiliki enam gerbong dengan kapasitas 272 penumpang.
Harga tiket kereta Rp 70.000 dan pembelian dapat dilakukan secara daring melalui situs perusahaan, aplikasi Railinkdi gawai, dan mesin pencetak tiket otomatis. Tiket kereta yang dicetak digunakan sebagai boarding pass untuk membuka gerbang elektronik di stasiun keberangkatan dan stasiun tujuan.
”Kami tekankan penggunaan non-tunai. Tetapi, kami tidak menerbitkan kartu. Penumpang bisa menggunakan kartu e-money yang telah mereka miliki untuk membayar,” ujar Direktur Utama PT Railink Heru Kuswanto.
Terlambat
KA Bandara Soekarno-Hatta telah diuji coba berkali-kali sebelum uji coba operasional perdana untuk publik pada 26 Desember 2017. Kereta kini beroperasi setelah diresmikan oleh Presiden Jokowi pada Selasa (2/1).
Kendati demikian, jadwal kedatangan KA Bandara Soekarno-Hatta di stasiun akhir, yaitu Stasiun Bandara Soekarno-Hatta, masih terlambat beberapa menit. Ketepatan waktu diperlukan karena penumpang harus menunggu moda transportasi lanjutan, yaitu kalayang.
Ketidaktepatan waktu masih terlihat dalam beberapa kesempatan. Misalnya, KA Bandara Soekarno-Hatta dengan waktu keberangkatan pukul 15.51 dari Stasiun BNI City dijadwalkan akan tiba pukul 16.48. Stasiun mengumumkan kedatangan kereta pada pukul 15.36. Pengumunan yang diberikan tidak terlalu jelas karena suara masih bergema. Oleh karena itu, penumpang harus mendengarkan dengan saksama.
Penumpang lalu mulai mengantre di depan mesin tap in pada pukul 15.37. Penumpang turun ke peron menggunakan eskalator ataupun lift dan menunggu beberapa saat di area peron. Kereta tiba pada pukul 15.45 dan penumpang langsung naik.
Mereka sempat kebingungan karena tidak ada petugas di dalam kereta dan tidak mengetahui apakah kursi di dalam kereta dapat ditempati secara acak. Kereta lalu berangkat tepat pada pukul 15.51.
Setelah berjalan selama beberapa menit, kereta tiba di Stasiun Duri pada pukul 16.02. Kereta berhenti selama 8 menit dan kembali berjalan pada pukul 16.10.
Selama perjalanan menuju Stasiun Batuceper, kereta melambat sebanyak dua kali hingga mencapai kecepatan 7 kilometer per jam, turun jauh dari kecepatan rata-rata 50-60 kilometer per jam. Kereta melambat pertama kali pada pukul 16.19, kemudian berjalan lagi. Kereta kembali melambat pada pukul 16.21 dan berhenti total pada pukul 16.22.
Pada pukul 16.27, kereta kembali bergerak. Ilham, salah seorang penumpang, mengeluh waktu tunggu yang lama karena kereta tidak berhenti di area stasiun tertentu.
Setelah itu, kereta tiba di Stasiun Batuceper pada pukul 16.37. Pintu kereta dibuka dan tidak ada penumpang yang naik dari stasiun tersebut. Pintu kemudian ditutup pada pukul 16.39 dan langsung berangkat. Kereta akhirnya tiba di Stasiun Bandara Soekarno-Hatta pada pukul 16.53, terlambat 5 menit dari jadwal.
Setelah pintu dibuka pada pukul 16.54, penumpang keluar dan berjalan menuju mesin tap out. Penumpang berjalan kaki menuju lobi stasiun dan naik menuju lantai dua untuk menunggu kalayang. Penumpang tiba di ruang tunggu pada pukul 16.58.
Kalayang untuk tujuan Terminal 2 dan Terminal 3 tiba pada pukul 17.03. Sementara itu, petugas yang berada di lokasi menyatakan, kalayang untuk tujuan Terminal 1 tiba dalam 10 menit, yaitu sekitar pukul 17.08.
Kalayang menuju Terminal 2 dan Terminal 3 kemudian berangkat pada pukul 17.04. Kalayang tiba di Terminal 2 pada pukul 17.07 dan melanjutkan perjalanan pukul 17.08. Kalayang kemudian tiba di Terminal 3 pada pukul 17.13.
Waktu perjalanan yang dihabiskan dari ruang tunggu kalayang menuju gerai penerbangan untuk melakukan check-in di Terminal 3 adalah 7 menit, atau pada pukul 17.20.
Dengan demikian, total waktu yang dibutuhkan nulai dari berangkat 15.51 di Stasiun BNI City hingga tiba di Bandara Soekarno-Hatta, khususnya Terminal 3, adalah 1 jam 12 menit. Waktu tersebut bukanlah waktu yang mutlak.
Alasannya, jumlah penumpang yang naik kereta belum memenuhi kursi kereta sehingga waktu antrean untuk naik dan turun kereta akan berbeda. Selain itu, baru ada dua rangkaian kereta kalayang yang beroperasi.
Public Relation Manager PT Angkasa Pura II Yado Yarismano menyatakan, kalayang yang beroperasi akan memiliki waktu antara 13 menit sejak hari peresmian. Waktu rata-rata tersebut menurun setelah sebelumnya pada 26 Desember waktu antara tercatat di kisaran 15-20 menit.
”Hingga saat ini, belum ada komplain mengenai keberangkatan penumpang yang terlambat akibat menunggu kalayang,” ujar Yado, saat dihubungi. Hingga kini, pihak Angkasa Pura II belum dapat memastikan waktu pengoperasian rangkaian kereta kalayang yang ketiga.
Menurut Yado, rencana pengoperasian rangkaian kereta tersebut akan dilaksanakan pada semester awal tahun 2018 ini. Pengoperasian rangkaian kereta kalayang yang ketiga dapat semakin memangkas waktu antara sehingga waktu tunggu penumpang semakin pendek. (DD13)