JAKARTA, KOMPAS — Siklon tropis baru terbentuk di Laut China Selatan di sebelah barat Filipina, sekitar 1.140 kilometer sebelah timur laut Kepulauan Natuna. Siklon tropis bernama Bolaven ini akan kembali meningkatkan potensi hujan lebat di sebagian wilayah Indonesia, terutama di Pulau Kalimantan. Fenomena ini dikhawatirkan mempertinggi dampak pasang maksimal akibat bulan super di pantai barat Kalimantan dan Kepulauan Riau.
Peringatan dini yang dirilis Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Rabu (3/1), siklon tropis Bolaven bergerak ke barat laut dengan kecepatan 18 knot atau 33 kilometer per jam. Tekanan terendah di pusat pusarannya 1002 milibar (mb) dan kekuatan 35 knot atau 65 kilometer per jam.
Kamis (4/1) pagi, siklon tropis ini diperkirakan berjarak 800 kilometer sebelah utara timur laut Kepulauan Natuna. Siklon akan terus bergerak ke barat dengan kecepatan 10 knot atau 20 kilometer per jam menjauhi wilayah Indonesia.
Meski tak dilintasi, secara tidak langsung siklon tropis Bolaven berdampak pada cuaca di Indonesia. Dampak itu antara lain hujan dengan intensitas sedang sampai lebat berpeluang terjadi di Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Barat. Selain itu, gelombang laut setinggi 1,25-2,5 meter berpeluang terjadi di perairan Kepulauan Anambas sampai Kepulauan Natuna. Adapun gelombang dengan tinggi 2,5-4,0 meter berpeluang terjadi di Laut Natuna Utara.
Peneliti cuaca ekstrem BMKG, Siswanto, mengkhawatirkan, kemunculan siklon tropis ini akan mempertinggi dampak pasang maksimal akibat bulan super. ”Jika intensitas badai naik, itu bisa menimbulkan alun yang efeknya sampai Selat Karimata. Ini juga berpeluang mempertinggi dampak rob di pantai barat Kalimantan dan Kepulauan Riau,” ujarnya.
Banjir rob
Banjir rob dilaporkan terjadi di sejumlah wilayah. Seperti dilaporkan Zem Irianto, Kepala Seksi Data Informasi Stasiun Maritim Perak-2 Surabaya BMKG, pasang maksimum terjadi pada 2 Januari 2018 di wilayah Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, menyebabkan banjir rob hingga ke Jalan Raya Kalimas Baru dan jalan menuju Tanjung Perak. Pasang maksimum untuk wilayah Surabaya Pelabuhan mencapai 150 cm atau 1,5 meter terjadi pukul 23.00.
Genangan air menyebabkan akses transportasi menuju Pelabuhan Tanjung Perak dan pelabuhan penyeberangan ke Madura terganggu. Karena terjadi malam hingga dini hari, itu tak menimbulkan soal signifikan.
Pasang maksimum di sekitar Pelabuhan Tanjung Perak diperkirakan masih bisa terjadi Rabu (3/1) tengah malam. Namun, ketinggiannya berkurang, yaitu 140 cm dari permukaan air laut.
Kepala Laboratorium Data Laut dan Pesisir Kementerian Kelautan dan Perikanan Widodo Pranowo mengatakan, menurut data Stasiun Pasang Surut TNI Angkatan Laut di Tanjung Priok, Rabu, pukul 19.44, ada kenaikan pasang drastis hingga 0,7 meter. Cuaca di Jakarta saat ini kondusif dengan tak ada hujan sehingga mengurangi risiko banjir.
Menurut pemantauan, banjir rob setinggi 10-15 cm menggenangi Pelabuhan Kali Adem, Muara Angke, Jakarta Utara, kemarin. Kawasan itu jadi langganan banjir rob saat pasang laut. ”Ini agak surut, kemarin airnya lebih tinggi, sampai banyak motor tak bisa masuk,” ujar Mukhlis, pengemudi odong-odong yang biasa mengangkut penumpang dari Pelabuhan Kali Adem ke Terminal Bus Muara Angke.
Meski tergenang banjir, aktivitas di Pelabuhan Kali Adem berjalan seperti biasa. Pelayanan kapal penyeberangan dari dan menuju Kepulauan Seribu berjalan normal. (AIK/WAK)