JAKARTA, KOMPAS Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyambut baik rencana PT Ratu Prabu Energy Tbk membangun kereta ringan (light rail transit) sepanjang 420 kilometer di Jakarta, Bogor, Bekasi, dan Tangerang.
”Swasta yang mengajukan proposal pasti direspons. Kami ingin memberi peran kepada swasta,” kata Budi Karya kepada Kompas, Sabtu (6/1), di Jakarta.
Budi berharap pembangunan LRT oleh pihak swasta terealisasi sesuai rencana dan dilakukan bertahap.
Presiden Direktur PT Ratu Prabu Energy Tbk Bur Maras yang ditemui Kompas pada Sabtu petang mengatakan, proposal LRT itu menunggu izin resmi pemerintah. Ratu Prabu menunjuk Bechtel Corporation, konsultan konstruksi dari Amerika Serikat untuk membuat studi kelayakan komprehensif proyek LRT selama 1,5 tahun dengan biaya sekitar 10 juta dollar AS.
Keterlibatan Bechtel membuat Bur percaya diri proyek LRT dapat direalisasikan. ”Bechtel berpengalaman dalam pembangunan infrastruktur di seluruh dunia,” katanya. Pada laman Bechtel, proyek yang ditangani di antaranya kereta ringan Airtrain untuk Bandara JFK-Manhattan di AS serta kereta cepat di Korea Selatan dan Inggris.
Kepastian investasi dari Bank Exim China juga menambah keyakinan Bur. ”Dana yang dibutuhkan untuk proyek LRT total 30 miliar dollar AS. Begitu izin pemerintah keluar, dana akan dikucurkan,” kata Bur.
Dana yang dibutuhkan untuk proyek LRT total 30 miliar dollar AS. Begitu izin pemerintah keluar, dana akan dikucurkan.
Tingkat pengembalian investasi proyek LRT ini 10,9 persen. Syaratnya, jumlah pengguna LRT berkisar 3 juta-5 juta orang per hari dengan tarif 3 dollar AS atau Rp 40.500 (nilai tukar Rp 13.500) untuk pergi-pulang.
”LRT yang kami bangun akan melengkapi LRT yang dibangun pemerintah,” ujar Bur Maras.
Jalur LRT tahap pertama sepanjang 220 km di Jakarta, Serpong, Bandara Soekarno-Hatta, Depok, Bintaro, dan Karawaci. Adapun proyek LRT tahap kedua dan ketiga sepanjang 200 km.
Proyek LRT dimulai 1,5 tahun lagi. ”Ditambah pembangunan tahap pertama selama 3 tahun. Jadi 4,5 tahun lagi, kita menikmatinya,” katanya. (DD09/KSP)