Ratu Prabu Bangun LRT Sepanjang 420 Km di 16 Jalur di Jabodetabek
Oleh
·4 menit baca
Di tengah pembangunan dua jalur kereta ringan atau light rail transit (LRT) di Jakarta oleh BUMN pemerintah, sebuah perusahaan swasta, PT Ratu Prabu Energy Tbk, mengajukan proposal proyek serupa. Kedua proyek LRT yang dibangun BUMN itu masing-masing panjangnya tak sampai 50 kilometer.
Ratu Prabu berencana membangun dengan total lintasan sepanjang 420 kilometer. Saat ditemui di kantornya di Jakarta, Sabtu (6/1) petang, Presiden Direktur PT Ratu Prabu Energy Tbk Bur Maras menceritakan gambaran pembangunan serta optimismenya terhadap realisasi proyek LRT ini.
Sejak kapan Anda merencanakan proyek LRT ini?
Selama 1,5 tahun terakhir, saya meminta Bechtel Corporation, perusahaan konsultan pembangunan infrastruktur asal Amerika Serikat, untuk membuat studi kelayakan komprehensif proyek LRT ini. Pada Desember 2017, kami sudah memberikan proposal pengajuannya ke pemerintah.
Mengapa Anda yakin?
Pertama, saya melibatkan Bechtel Corporation yang sudah dikenal mancanegara. Kedua, saya paham skema pembiayaan dan cara mengembalikan modalnya. Bahkan, saya sudah mendapatkan investornya, yakni Bank Exim dari China. Ketiga, tentu karena adanya studi kelayakan yang komprehensif ini.
Apa yang membuat Anda berani membangun LRT sepanjang 420 kilometer ini?
Inilah yang membuat saya mampu mengembalikan modal kepada investor. Saya langsung membuat proyek skala besar dalam jaringan Jabodetabek, tidak tanggung-tanggung. Ada 16 jalur yang akan melintasi Jabodetabek dengan target 3 juta hingga 5 juta pengguna per hari.
Seperti apa kredibilitas Bechtel Corporation?
Bechtel Corporation telah menangani proyek kereta ringan bandara JFK-Manhattan serta kereta cepat di Inggris dan Korea.
Berapa biaya yang dibutuhkan?
Total biaya pembangunannya 30 miliar dollar AS (setara Rp 405 triliun dengan nilai tukar Rp 13.500). Ditambah lagi, untuk studi kelayakan komprehensif ini, dana yang sudah dikeluarkan senilai 10 juta dollar AS (Rp 135 miliar). Ini akan menjadi proyek terbesar dengan dana paling besar sepanjang sejarah Republik Indonesia, sejak zaman Soekarno sampai sekarang.
Bagaimana skema pengembalian modalnya?
Yang jelas, kami tidak akan menggunakan anggaran pemerintah. Pengembalian modal berasal dari pengguna sejumlah 3 juta-5 juta orang per hari tersebut, targetnya mereka membayar tiket pergi-pulang per penumpang senilai 3 dollar AS (Rp 40.500). Lalu akan ditambahkan juga dari periklanan.
Dalam 15 tahun, kami targetkan sudah mengembalikan semua modal dengan tingkat pengembalian investasi sekitar 10,9 persen dan bunga 6,7 persen. Namun, kami masih memiliki kemungkinan untuk menaikkan tingkat pengembalian investasi hingga kisaran 20 persen karena bunga pinjamannya dapat mencapai 2 persen.
Bagaimana tahap pembangunannya?
Ada tiga tahap pembangunan dan semua jalurnya akan berdiri di atas jalan (elevated). Tahap pertama sepanjang 220 km, sedangkan total tahap kedua dan ketiga 200 km. Pembangunan tahap pertama dipusatkan pada daerah Jakarta, Serpong, Bandara Soekarno-Hatta, Depok, Bintaro, dan Karawaci.
Menurut rencana, kontraktor proyek ini berasal dari China serta diawasi dan dikonsultasikan langsung ke Bechtel. Kami juga akan meminta izin mengerjakan proyek ini siang-malam.
Berapa lama waktu yang dibutuhkan hingga masyarakat dapat menikmati LRT yang Anda bangun?
Target kami paling tidak 1,5 tahun ke depan pembangunannya sudah dimulai. Pembangunan tahap pertama memakan waktu sekitar 3 tahun. Sekitar 4,5 tahun lagi LRT dapat digunakan.
Kemudian, kami akan melanjutkan pembangunan tahap kedua dan ketiga. Masing-masing membutuhkan waktu dua tahun.
Apakah proyek ini tumpang tindih dengan proyek LRT lainnya?
Tidak. Justru, kami akan menyinergikan dengan proyek LRT lainnya di stasiun tertentu.
Apa saja dampak proyek ini?
Pastinya kemacetan. Di sisi lain, tampaknya kami tidak akan melakukan pembebasan lahan karena memanfaatkan jalan-jalan yang ada milik pemerintah.
Pembangunan di daerah mana yang diperkirakan akan paling menantang?
Sebenarnya semua area menantang karena arus lalu lintasnya padat. Tetapi, yang paling menantang di daerah Tanjug Priuk dan Kota karena di sana ruas jalannya lebih sempit. Di area itu juga ada arus masuk-keluar pelabuhan.
Bagaimana gambaran LRT yang akan dibangun?
LRT akan beroperasi dari pukul 05.00 hingga 00.00. Di beberapa jalur, ada yang beroperasi 24 jam. Nantinya, LRT akan datang di stasiun setiap tiga menit sekali.
Untuk menjalankan sistem LRT ini, listrik yang dibutuhkan sekitar 600 megawatt.
Mengapa Anda begitu memperjuangkan proyek LRT ini?
Kami memprediksi, jika tidak ada LRT dalam 5 tahun ke depan, Jakarta akan terkunci dengan kemacetan. LRT adalah solusi kemacetan yang menghubungkan Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi dengan Jakarta.
Apa harapan Anda terhadap pemerintah?
Harapan saya agar pemerintah segera mengeluarkan izin pembangunan LRT ini. Jika izin pemerintah sudah keluar, Bank Exim China akan segera mengucurkan dana pembangunan LRT. Jika LRT ini terealisasi dan saling terhubung satu sama lain, warga Jabodetabek akan lebih nyaman menggunakan transportasi massal daripada naik kendaraan pribadi.
PT Ratu Prabu Energy Tbk sebelumnya bergerak dalam bidang perminyakan dan sekarang beralih ke bidang infrastruktur transportasi. Mengapa?
Seperti kita ketahui, bisnis minyak di seluruh dunia makin meredup. Saya harus mencari peluang lain dan saya melihat sektor transportasi cukup menjanjikan. (DD09/KSP)