Perlu Kolaborasi untuk Realisasikan MRT Jakarta-Serpong
JAKARTA, KOMPAS — Perpanjangan jalur MRT yang direncanakan mengangkut penumpang dari Jakarta hingga Serpong, Tangerang Selatan, berpotensi menggoda penduduk Serpong dan sekitarnya untuk beralih ke moda transportasi itu.
Hal tersebut bisa mengurangi kepadatan lalu lintas di kawasan Serpong dan Jakarta. PT MRT Jakarta, pemerintah daerah setempat, dan pengembang perumahan di kawasan Serpong harus berkolaborasi merealisasikan proyek tersebut.
Pengamat transportasi dari Universitas Katolik Soegijapranata, Djoko Setijowarno, menuturkan, rencana perpanjangan jalur MRT Jakarta-Serpong akan melengkapi pilihan moda transportasi umum di bagian selatan Jakarta.
Khusus MRT jalur Jakarta-Serpong, menurut Djoko, moda transportasi itu dinilai cocok bagi warga BSD City dan Bintaro yang kebanyakan kelas menengah atau menengah ke atas. ”Daya beli mereka (warga BSD City dan Bintaro) tinggi,” kata Djoko saat dihubungi dari Jakarta, Selasa (9/1).
Pengembang kompleks perumahan di kawasan Serpong didorong mengintegrasikan angkutan umum lokalnya agar mengarah ke MRT setelah proyek itu terealisasi. Alasannya, integrasi akan memberikan kemudahan dan kenyamanan bagi penumpang.
”Pemerintah juga harus berani mengeluarkan kebijakan yang akhirnya mendorong warga memilih naik transportasi umum, termasuk MRT. Misalnya dengan menerapkan three in one atau menaikkan tarif parkir mobil,” lanjutnya.
Pemerintah juga harus berani mengeluarkan kebijakan yang akhirnya mendorong warga memilih naik transportasi umum.
PT MRT Jakarta berencana melakukan perpanjangan jalur MRT ke wilayah Serpong dengan cara memanfaatkan jalur MRT dari stasiun dan depo di Lebak Bulus, Jakarta Selatan.
Direktur Utama PT MRT Jakarta William P Sabandar memaparkan, nantinya, MRT akan diperpanjang melintasi sepanjang tepi jalan tol Pondok Indah-Bintaro-Serpong dan dibuat di atas jalur layang, seperti LRT Cibubur-Cawang.
PT MRT Jakarta telah bertemu Wali Kota Tangerang Selatan Airin Rachmi Diany tahun 2017. Pada kesempatan itu, PT MRT Jakarta memaparkan soal estimasi dana dan data engineering study. Jika disetujui, PT MRT Jakarta akan melakukan studi kelayakan tahun ini.
PT MRT Jakarta juga menyatakan bersedia merealisasikan rencana tersebut dengan skema kerja sama pemerintah dengan badan usaha (KPBU).
Rencana perpanjangan jalur itu muncul karena William menilai warga di wilayah Tangerang Selatan (Ciputat, Pamulang, Serpong, dan sekitarnya) berpotensi menjadi calon pengguna MRT. Jumlah pasar potensial itu diperkirakan bisa mencapai puluhan ribu orang. Diperkirakan, keberadaan MRT jalur Jakarta-Serpong bisa menarik kelas menengah untuk menggunakan moda transportasi massal itu.
”Kami akan menjajaki kemungkinan bekerja sama dengan pengembang besar Bintaro Jaya dan BSD City dalam pembangunan jalur perpanjangan MRT di wilayah Tangerang Selatan,” ujar William.
Dhony Rahajoe, Managing Director-President Office Sinarmas Land, saat dihubungi menyampaikan, sebagai pengembang yang membangun BSD City, pihaknya menyambut positif rencana perpanjangan jalur MRT dari Jakarta-Serpong. Sebab, jika rencana tersebut terealisasi, keberadaan MRT dapat memudahkan mobilitas warga di BSD City ke Ibu Kota.
Apalagi, Sinarmas Land sedang dalam tahap awal mengkaji pembangunan kereta ringan (LRT) di BSD City dengan investor Jepang. Diharapkan MRT Jakarta-Serpong nantinya bisa terintegrasi dengan LRT dan moda transportasi lain di BSD City.
Diharapkan MRT Jakarta-Serpong nantinya bisa terintegrasi dengan LRT dan moda transportasi lain di BSD City.
”Tetapi, kalau diundang menjadi mitra mengembangkan perpanjangan jalur MRT ke Serpong, kami ingin terlebih dahulu mendalami secara detail untuk memahami kelayakan proyek,” ujar Dhony.
Dalam mendalami kelayakan proyek itu, mereka akan terlebih dahulu mempertimbangkan potensi pasar, daya beli potensi pasar, nilai investasi proyek, serta mempelajari bentuk kerja sama yang ditawarkan.
Hingga saat ini, belum ada pertemuan atau pembicaraan formal antara pihak PT MRT Jakarta dan Sinarmas Land. Menurut Dhony, pihaknya baru berbincang secara informal dengan William tahun lalu. Pada saat itu, William memaparkan gagasannya terkait upaya menjajaki perpanjangan jalur MRT Jakarta-Serpong.
Tanggapan bervariasi
Rencana perpanjangan jalur MRT Jakarta-Serpong menuai tanggapan yang bervariasi dari warga Serpong dan sekitarnya. Budi (39), warga BSD City, beranggapan, kehadiran MRT Jakarta-Serpong akan memberi pilihan moda transportasi umum menuju Ibu Kota. Hal itu diharapkan dapat mengurai kepadatan penumpang di KRL menuju Stasiun Tanah Abang saat jam berangkat kerja.
”Saya rasa, sejumlah penumpang KRL akan beralih ke MRT, misalnya eksekutif muda,” ucap Budi.
Selain itu, dengan adanya MRT, Budi menilai, warga Serpong dan sekitarnya nantinya tidak perlu lagi pusing memikirkan uang bensin atau bayar tarif tol.
Doni (40), warga Bintaro, antusias mendengar kabar adanya rencana perpanjangan jalur MRT Jakarta-Serpong. Sebab, MRT berpotensi menggoda warga Serpong dan sekitarnya untuk beralih ke moda transportasi umum itu dibandingkan membawa kendaraan pribadi.
MRT berpotensi menggoda warga Serpong dan sekitarnya untuk beralih ke moda transportasi umum itu dibandingkan membawa kendaraan pribadi.
Menurut dia, jika MRT jalur Jakarta-Serpong benar akan direalisasikan, hal itu harus dilengkapi fasilitas penunjang yang membuat calon penumpang nyaman dan aman. Ia mencontohkan, jalur pedestrian ramah difabel dan kursi yang nyaman perlu disediakan.
”Dengan adanya fasilitas penunjang, warga akan terdorong untuk membiasakan naik transportasi umum. Kalau tarif tiketnya lebih mahal dari KRL itu tidak apa asal benar-benar nyaman dan aman,” tutur Doni.
Sementara itu, Cadika (28), warga BSD City, beranggapan, sebaiknya pembangunan MRT sebaiknya difokuskan dulu di Ibu Kota untuk mengurai kemacetan. ”Saat ini, kan, sudah ada KRL (dari Serpong ke Tanah Abang). Jadi, agak sayang kalau ada perpanjangan Jakarta-Serpong saat ini. Sebaiknya perbanyak dulu koridor di Jakarta,” katanya.