JAKARTA, KOMPAS — PT Mass Rapid Transit Jakarta mulai bergerak agar rencana perpanjangan jalur MRT ruas Jakarta-Serpong, Tangerang Selatan, bisa segera terealisasi. Publik pun menanti realisasi rencana perpanjangan jalur MRT dari Jakarta hingga ke Tangerang Selatan tersebut.
Kepala Divisi Corporate Secretary PT MRT Jakarta Tubagus Hikmatullah, Senin (8/1) malam, menuturkan, PT MRT Jakarta telah bertemu Wali Kota Tangerang Selatan Airin Rachmi Diany pada 2017. Pada kesempatan itu, PT MRT Jakarta telah memaparkan soal estimasi dana dan data engineering study. Jika disetujui, PT MRT Jakarta akan melakukan studi kelayakan tahun ini.
”Bulan lalu (Desember 2017), kami sudah bersurat kepada Wali Kota Tangerang Selatan. Intinya, kami bersedia merealisasikan rencana ini dengan skema KPBU (kerja sama pemerintah dengan badan usaha),” ujar Hikmatullah.
Intinya, kami bersedia merealisasikan rencana ini dengan skema kerja sama pemerintah dengan badan usaha.
Hingga saat ini, PT MRT Jakarta masih menunggu respons dari Airin. Namun, Hikmatullah menyatakan, saat pemaparan rencana perpanjangan jalur MRT Jakarta-Serpong disampaikan, Airin merespons dengan positif.
Tahun lalu, dalam kunjungannya ke Kantor Redaksi Harian Kompas, Direktur Utama PT MRT Jakarta William P Sabandar mengungkapkan, perpanjangan jalur MRT ke wilayah Serpong bisa dilakukan dengan cara memanfaatkan jalur MRT dari stasiun dan depo di Lebak Bulus, Jakarta Selatan.
Nantinya, MRT akan diperpanjang melintasi sepanjang tepi Jalan Tol Pondok Indah-Bintaro-Serpong, dan dibuat di atas jalur layang, seperti LRT Cibubur-Cawang.
Rencana tersebut muncul karena William menilai warga di wilayah Tangerang Selatan (Ciputat, Pamulang, Serpong, dan sekitarnya) berpotensi menjadi calon pengguna MRT.
Jumlah pasar potensial itu diperkirakan bisa mencapai puluhan ribu orang. Keberadaan MRT jalur Jakarta-Serpong itu diperkirakan bisa menarik kelas menengah menggunakan moda transportasi massal itu.
Keberadaan MRT jalur Jakarta-Serpong itu diperkirakan bisa menarik kelas menengah menggunakan moda transportasi massal berbasis rel.
Penduduk BSD City pada tahun 2017 diperkirakan lebih dari 300.000 jiwa. Apabila ditambah penduduk Gading Serpong, Alam Sutera, dan perumahan-perumahan lain di wilayah Kota Tangerang Selatan dan Kabupaten Tangerang, termasuk Bintaro Jaya, Pamulang, Ciputat, dan sekitarnya, jumlahnya lebih dari 1 juta jiwa.
”Kami akan menjajaki kemungkinan bekerja sama dengan pengembang besar Bintaro Jaya dan BSD City dalam pembangunan jalur perpanjangan MRT di wilayah Tangerang Selatan,” ujar William.
Komentar di medsos
Pada awal September 2017, muncul sejumlah pemberitaan dari beberapa media terkait rencana PT MRT Jakarta untuk menjajaki kemungkinan memperpanjang jalur MRT dari Jakarta-Serpong. Sejumlah warganet di Twitter berkomentar terhadap rencana itu.
Sejumlah reaksi bernada antusias terhadap rencana itu bermunculan di Facebook. Anthony Salim, misalnya, mengomentari tulisan rubrik Kata Kota di harian Kompas berjudul ”MRT ke Serpong” yang diterbitkan pada 3 September 2017.
”Wah memang ditunggu dari dulu nih,” tulisnya dalam kolom komentar pada grup Forum Diskusi Transportasi Jakarta. Bagas Wijaya juga mengomentari berita tersebut. ”Harus ini mah, kalau bisa secepatnya harus disepakati,” katanya.
Berdasarkan penelusuran Kompas di media sosial, sebenarnya warganet sudah lama menagih keberadaan MRT jalur Jakarta-Serpong. Pada 5 Agustus 2014, contohnya, Yogiswara berkicau di Twitter.
”Bagus juga ada rencana MRT Serpong-Bandara. Jajaki juga MRT Ciputat-Pamulang-BSD-Bintaro-Alam Sutera)-Summarecon+daerah bisnis/strategis lain,” tulisnya.
Maulana pada 9 Agustus 2014 juga mencuit kepada Presiden Joko Widodo terkait MRT, ”Pak Jokowi, jangan lupa ya segera dibangun MRT dari Serpong ke Jakarta. Jangan hanya DKI, tetapi Jabodetabek.”
Bintaro dan Serpong sudah difasilitasi KRL dan jalur tol. Kenapa enggak ke Ciputat, Pamulang, dan Parung saja yang macetnya sudah parah banget dan belum ada transportasi massal?
Namun, muncul beberapa komentar yang meminta agar perpanjangan jalur MRT tidak hanya difokuskan di kawasan Serpong.
”Bintaro dan Serpong sudah difasilitasi KRL dan jalur tol. Kenapa enggak ke Ciputat, Pamulang, dan Parung saja yang macetnya sudah parah banget dan belum ada transportasi massal?” komentar Abenq Haikal menanggapi pemberitaan MRT Jakarta Serpong yang diunggah di Facebook.
Merampungkan fase 1
Sembari menunggu respons dari Airin terkait tawaran kerja sama untuk merealisasikan rencana perpanjangan jalur MRT Jakarta-Serpong, PT MRT Jakarta terus mengebut pembangunan infrastruktur MRT fase 1 Lebak Bulus-Bundaran HI sepanjang 16 kilometer. Pembangunan infrastruktur transportasi itu ditargetkan mencapai 96 persen Agustus 2018 dan bisa dioperasikan pada Maret 2019.
Hingga akhir Desember 2017, perkembangan konstruksi MRT Jakarta mencapai 90,25 persen. Rinciannya, angka tersebut meliputi pembangunan konstruksi jalur layang yang telah mencapai 85,20 persen dan struktur bawah tanah sebesar 95,36 persen.
William menuturkan, pada tahun 2018, PT MRT Jakarta akan fokus menyelesaikan beberapa hal di antaranya pemasangan rel kereta, pembuatan pintu masuk stasiun, dan sistem perkeretaapian.
Pada tahun 2018, PT MRT Jakarta akan fokus menyelesaikan beberapa hal, di antaranya pemasangan rel kereta, pembuatan pintu masuk stasiun, dan sistem perkeretaapian.
Selain itu, mereka juga fokus menyelesaikan pembangunan 13 stasiun dan depo, yang terdiri dari 7 stasiun layang dan 6 stasiun bawah tanah.
Stasiun layang MRT ada di Stasiun Lebak Bulus, Fatmawati, Cipete Raya, Haji Nawi, Blok A, Blok M, dan Sisingamangaraja. Adapun stasiun bawah tanah fase 1 adalah Stasiun Senayan, Istora, Bendungan Hilir, Setiabudi, Dukuh Atas, dan Bundaran Hotel Indonesia.