Menyemai Harapan di Sektor Tunggal Putra
JAKARTA, KOMPAS — Sudah lama sejak era Taufik Hidayat, Indonesia belum lagi memiliki pemain bulu tangkis di sektor tunggal putra yang menjadi nomor satu dunia. Setelah era Taufik, memang muncul sejumlah nama, seperti Sony Dwi Kuncoro, Tommy Sugiarto, hingga Anthony Ginting dan Jonathan Christie. Namun, prestasi mereka belum ada yang menyamai pencapaian Taufik.
Bahkan, prestasi mereka juga belum menyamai prestasi era pemain tunggal putra sebelum Taufik, seperti Haryanto Arbie, Joko Supriyanto, Ardi B Wiranata, Alan Budikusuma, Liem Swie King, Icuk Sugiarto, dan Rudy Hartono.
Taufik dan Alan menjadi dua pemain tunggal Indonesia yang pernah meraih emas Olimpiade. Rudy Hartono hingga saat ini tercatat sebagai pemain tunggal putra dengan torehan juara All England terbanyak sepanjang sejarah.
Indonesia seperti mengalami krisis pemain tunggal putra. Sektor tunggal putra saat ini didominasi pemain China, Malaysia, dan Denmark.
Namun, harapan untuk melahirkan bibit-bibit baru pemain tunggal putra kelas dunia selalu muncul. Pemusatan latihan nasional bulu tangkis baru saja mendapatkan tiga atlet yunior baru dari Perkumpulan Bulu Tangkis Djarum.
Ketua Perkumpulan Bulu Tangkis (PB) Djarum Yoppy Rosimin, di Jakarta, Kamis (11/1), mengatakan, ketiga atlet tunggal putra itu adalah Ikhsan Leonardo Imanuel Rumbay (17), Syabda Perkasa Belawa (16), dan Alberto Alvin Yulianto (17). Ketiganya merupakan peraih penghargaan atlet muda berprestasi PB Djarum 2017. Penghargaan itu juga diterima 24 atlet PB Djarum. Selain meraih penghargaan di sektor tunggal putra, Ikhsan juga dinobatkan sebagai atlet terbaik di seluruh PB Djarum periode 2017.
”Ini pertama kali ada pemain tunggal yang mendapatkan penghargaan sejak ajang penghargaan ini kami buat pada 2009,” ujar Yoppy seusai memberikan Penghargaan Atlet Muda Berprestasi PB Djarum 2017. Selama 18 tahun, tidak ada atlet yunior PB Djarum yang memenangi kejuaraan, baik di tingkat nasional maupun internasional.
Regenerasi terputus
Manajer Tim PB Djarum Fung Permadi mengakui, prestasi sektor tunggal putra dan putri tertinggal dari sektor ganda karena proses regenerasi terputus. Kondisi yang terjadi di PB Djarum, sebagai salah satu perkumpulan yang menyumbangkan pebulu tangkis nasional, pun bisa serupa dengan kondisi di lingkup nasional.
”Sudah sekian lama sektor tunggal kehilangan ikon, terakhir adalah Taufik Hidayat,” kata Fung. Di sektor tunggal putri, belum ada atlet yang mampu menyamai prestasi Susy Susanti.
Di PB Djarum, tim pelatih sektor tunggal selalu mengalami pergantian. Pelatih yang ada saat ini kebanyakan adalah pelatih muda. Di tengah perubahan sistem permainan dan perkembangan atlet dari negara lain, Indonesia gagap menghadapinya.
”Oleh karena itu, masih butuh waktu yang panjang untuk membangkitkan kembali prestasi sektor tunggal,” ujar Fung.
Masih butuh waktu yang panjang untuk membangkitkan kembali prestasi sektor tunggal.
Di sektor ganda, regenerasi yang baik justru menjadi kunci keberhasilan. Pelatih nasional ganda putra Herry Iman Pierngadi mengatakan, regenerasi di sektor ganda tidak pernah terputus. Sejak pasangan Rexy Mainaky/Ricky Soebagdja meraih medali emas pada Olimpiade Atlanta 1996, antusiasme pebulu tangkis nasional untuk bermain di sektor ganda meningkat.
Pengganti yang mampu meraih prestasi setara pun muncul, seperti Tony Gunawan/Candra Wijaya pada Olimpiade Sydney 2000 dan Markis Kido/Hendra Setiawan pada Olimpiade Beijing 2008 (Kompas, 20/12/2017).
Saat ini, Indonesia memiliki pasangan Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon yang merupakan pasangan ganda putra peringkat pertama di dunia. Mereka meraih tujuh gelar juara Super Series sepanjang 2017.
Di sektor ganda campuran, Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir juga menjadi ikon kebanggan Indonesia. Keduanya meraih berbagai gelar juara, mulai dari All England, Kejuaraan Dunia, hingga Olimpiade Rio 2016.
Kebangkitan
Ikhsan Leonardo Imanuel Rumbay meraih medali emas pada Kejuaraan Nasional (Kejurnas) 2017 tunggal taruna putra dan Piala Pembangunan Jaya 2017 beregu campuran.
Syabda Perkasa Belawa menjadi runner-up tunggal remaja putra di Djarum Sirkuit Nasional Sulawesi Utara Open 2017.
Alberto Alvin meraih juara Piala Pembangunan Jaya 2017 beregu campuran dan semifinalis tunggal putra Malaysia Junior Internasional 2017.
Menurut Yoppy, prestasi mereka menjadi harapan kebangkitan prestasi bulu tangkis tunggal putra. Selama ini, prestasi sektor tunggal putra tertinggal jauh dari sektor ganda. Tahun 2017, sektor tunggal putra hanya memenangi satu turnamen Super Series/Premier/Final Super Series. Sementara itu, ganda putra membukukan 7 gelar juara, ganda putri 1 gelar juara, dan ganda campuran 3 gelar juara (Kompas, 23/12/2017).
Untuk memastikan kemampuan serta prestasi atlet, PB Djarum akan memantau mereka yang telah memasuki pelatnas. Setiap pekan, PB Djarum akan memberikan pelatihan khusus.
Yoppy menyebutkan, dalam beberapa tahun terakhir, prestasi atlet PB Djarum menurun saat memasuki pelatnas. ”Misalnya Bayu Pangisthu, Ihsan Maulana Mustofa, mereka hilang begitu saja setelah memasuki pelatnas,” ujarnya.
Selain ketiga atlet yang memasuki pelatnas itu, PB Djarum juga masih memiliki tiga atlet yang dibina secara internal. PB Djarum telah menyiapkan program pembinaan untuk meningkatkan prestasi sektor tunggal. Mereka diikutsertakan dalam turnamen sesuai jenjang usia sepanjang tahun. ”Mereka harus dikondisikan untuk berani tampil,” kata Yoppy.
Menurut Fung Permadi, pembinaan terhadap sektor tunggal akan dilakukan secara berkesinambungan. Pihaknya akan berfokus untuk menyiapkan atlet pelapis dengan cara mengadakan audisi tahunan di daerah-daerah. ”Pola latihan juga akan kami buat lebih efisien dan lebih individual,” ucap Fung.
Pembinaan terhadap sektor tunggal akan dilakukan secara berkesinambungan.
Pelatihan yang serius, lanjut Yoppy, dibutuhkan agar PB Djarum mampu memenuhi target jangka panjang. ”Kami berkomitmen membantu PBSI (Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia) untuk meraih Piala Thomas,” ujarnya.
Secara pribadi, Ikhsan pun memiliki semangat untuk meningkatkan prestasi tunggal putra. Ia menargetkan gelar juara pada ajang Olimpiade Junior 2018.
Tunggal putri
Yoppy menambahkan, harapan kemunculan prestasi juga datang dari sektor tunggal putri. Tahun ini, lima atlet tunggal putri PB Djarum dinobatkan sebagai pemain terbaik. Salah satunya Alya Rahma Mulyani (17). Alya meraih juara Kejurnas 2017 tunggal taruna putri.
Meski belum memasuki pelatnas, Alya mengalahkan dua pebulu tangkis nasional yang diunggulkan pada Kejurnas 2017, yaitu Sri Fatmawati (18) dan Bening Sri Rahayu (18). Alya mengatakan, kunci keberhasilannya adalah bermain tanpa beban. Ia pun telah menjalani latihan intensif selama satu bulan penuh sebelum mengikuti kejurnas.
Prestasi pebulu tangkis nasional tunggal putri juga minim jika dibandingkan dengan sektor ganda putri. Salah satunya tampak dari perolehan medali pada Asian Games periode 1951-2014. Selama 63 tahun, tunggal putri baru meraih 1 emas, sedangkan ganda putri meraih 4 emas. Pada ajang Olimpiade periode 1951-2014, tunggal putri juga meraih 1 emas, sedangkan ganda putri meraih 6 emas. (DD01)