Israel Hancurkan Terowongan Hamas di Kerem Shalom
JALUR GAZA, MINGGU — Militer Israel, Minggu (14/1), mengatakan, pasukannya telah menghancurkan satu terowongan lintas batas yang menghubungkan Jalur Gaza ke Israel dan Mesir yang dibangun Hamas.
Penduduk Gaza pada Sabtu (13/1) malam melihat jet-jet Israel mengebom sisi timur kota Rafah di dekat perbatasan Israel dan Mesir.
Informasi dari warga Gaza itu juga segera dikonfirmasi militer Israel pada Minggu (14/1) ini sekalipun militer tidak memberikan keterangan yang lebih detail tentang seperti apa serangan tersebut.
Terowongan Hamas itu berada di bawah jalur strategis, seperti jaringan pipa gas dan bahan bakar serta pos-pos pengamanan Israel.
”Kami memastikan ini adalah terowongan teror karena berada di bawah fasilitas strategis,” kata juru bicara militer Israel, Kolonel Jonathan Conricus.
Jalur strategis yang dimaksudkan Conricus itu adalah jaringan pipa gas dan bahan bakar serta pos-pos pengamanan Israel yang mengawasi perbatasan mereka dengan Jalur Gaza dan Mesir.
Menurut Conricus, terowongan itu juga dapat membantu teroris berpindah dari jalur Gaza ke Mesir. Hamas tidak berkomentar terkait serangan itu.
Conricus mengatakan, Hamas akan menggunakan terowongan itu agar bisa bergerak dengan bebas menuju Mesir dan dari wilayah Mesir ”menyerang target-target Israel”.
Terowongan juga bakal digunakan sebagai fasilitas yang mempermudah Hamas dalam menghadang berbagai upaya pemberantasan penyelundupan di perbatasan yang dilakukan Israel dan Mesir.
Terowongan yang dihancurkan pada Sabtu malam, kata Conricus, itu digali dalam sebuah operasi penting Hamas, kelompok yang menguasai Palestina di Jalur Gaza.
Terowongan Hamas itu membentang sepanjang 1,5 km di bawah perbatasan Kerem Shalom yang menjadi tapal batas antara Jalur Gaza, Israel, dan Mesir.
Terowongan Hamas itu membentang sepanjang 1,5 km di bawah perbatasan Kerem Shalom yang menjadi tapal batas antara Jalur Gaza, Israel, dan Mesir di bawah yurisdiksi Dewan Regional Eshkol.
Israel mengatakan, terowongan itu dimulai dari timur kota Rafah di Jalur Gaza, lalu menerobos wilayah Israel sejauh 180 meter dan berlanjut ke Mesir. Titik akhir terowongan itu di wilayah Mesir belum terdeteksi.
Kerem Shalom merupakan jalur utama barang yang akan masuk ke wilayah Jalur Gaza, tetapi telah ditutup pada Sabtu sebelum Israel melakukan serangan kombinasi dari udara dan serangan lain ke terowongan.
Conricus mengatakan, Israel telah berkoordinasi dengan Mesir terkait operasi penghancuran terowongan Hamas. Israel telah mengembangkan metode baru untuk mengidentifikasi dan menghancurkan terowongan.
Israel telah mengembangkan metode baru untuk mengidentifikasi dan menghancurkan terowongan.
Ketegangan meningkat di kawasan ini sejak Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump membuat keputusan unilateral pada 6 Desember 2017, yakni mengakui Jerusalem sebagai ibu kota Israel.
Melawan keputusan sepihak Trump yang tentu saja didukung Israel dan beberapa negara kecil lainnya, faksi pemberontak Palestina di Jalur Gaza telah menembakkan 18 roket atau mortir menyeberang ke perbatasan Israel. Lima belas demonstran dan 2 orang bersenjata tewas oleh tembakan Israel.
Eskalasi di kawasan bisa dengan mudah terjadi meski kedua belah pihak (Israel-Palestina) telah memberi isyarat bahwa mereka tidak menginginkan hal itu terjadi.
Sejak perang Gaza terakhir pada 2014, pejuang Hamas telah membangun puluhan terowongan untuk mengelabui pasukan Israel dan mengancam masyarakat sipil di dekat perbatasan.
Militer Israel mengatakan bahwa mereka telah menghancurkan tiga terowongan lintas batas sejak Oktober 2017, tetapi tidak bermaksud memicu ketegangan.
Militer Israel mengatakan bahwa mereka telah menghancurkan tiga terowongan lintas batas sejak Oktober 2017, tetapi tidak bermaksud memicu ketegangan.
Terkait serangan terpadu terakhir ke terowongan Hamas pada Sabtu (13/1) malam itu, Israel tidak menyebutkan secara pasti apakah ada korban jiwa atau tidak.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan, terowongan itu adalah infrastruktur utama milik kelompok teroris Hamas di Jalur Gaza.
”Hamas harus mengerti bahwa kami tidak akan membiarkan serangan ini berlanjut dan kami akan meresponsnya dengan kekuatan lebih besar lagi,” katanya sebelum terbang ke India, Minggu (14/1).
Israel membangun dinding bawah tanah yang dilengkapi sensor sepanjang 60 km di perbatasan. Proyek bernilai 1,1 miliar dollar AS atau Rp 14,7 triliun itu bakal rampung pada pertengahan 2019. (AFP/REUTERS)