LONDON, KAMIS — Sembilan pemain Chelsea menang dramatis atas Norwich City lewat adu penalti dalam babak ketiga Piala FA di Stamford Bridge, Kamis (18/1). Meskipun anak asuhnya melangkah ke babak selanjutnya, manajer Antonio Conte berang terhadap keputusan wasit Graham Scott yang mengganjar Willian kartu kuning karena dianggap berpura-pura jatuh di kotak terlarang.
Laga itu berlanjut melalui adu penalti setelah berakhir imbang 1-1. Chelsea sempat unggul lebih dulu lewat gol Michy Batshuayi pada menit ke-55 dan dibalas Norwich melalui Jamal Lewis pada menit ke-90+4 sesaat sebelum babak kedua berakhir.
Chelsea sukses menaklukkan Norwich 5-3 dalam adu penalti setelah kiper Willy Caballero menggagalkan tendangan Nelson Oliveira. Eden Hazard yang menjadi eksekutor terakhir akhirnya membawa Chelsea melaju ke babak keempat Piala FA.
Meski lega Chelsea akhirnya menang, Antonio Conte kecewa atas keputusan Graham Scott saat perpanjangan waktu. Alih-alih memberikan penalti kepada Chelsea, Scott justru menghadiahi gelandang Chelsea, Willian, kartu kuning karena dinilai berpura-pura jatuh di kotak terlarang. Adapun Conte melihat bahwa Willian benar-benar dilanggar bek Norwich.
Conte menuding Scott terburu-buru membuat keputusan tanpa memanfaatkan teknologi video asisten wasit (video assistant referee) yang sudah diterapkan oleh Federasi Sepak Bola Inggris. ”Seharusnya wasit menunggu dulu untuk menanyakan kepada petugas yang menonton siaran ulang video tersebut. Jika sudah yakin 100 persen (Willian berpura-pura jatuh), silakan saja untuk memberikan kartu kuning kepadanya,” ujar Conte, seusai laga, seperti dikutip dari Sky Sports.
Drama kemenangan Chelsea itu juga diwarnai dua kartu merah yang diberikan Scott kepada dua penyerang Chelsea, yakni Pedro pada menit ke-117 dan Alvaro Morata menit ke-120. Lagi-lagi, Morata diganjar kartu kuning kedua karena dianggap berpura-pura jatuh oleh Scott tanpa berkonsultasi kepada petugas yang melihat siaran ulang video. Dengan kata lain, Scott seolah mengabaikan teknologi VAR itu.
Chelsea bersusah payah menjebol gawang Norwich hingga perpanjangan waktu berakhir walaupun mendominasi pertandingan. Seperti dilansir dari BBC, penguasaan bola ”The Blues” mencapai 58 persen dengan melesakkan 26 tembakan dan delapan di antaranya mengarah ke gawang lawan. Adapun Norwich hanya membuat 10 tembakan dan empat di antaranya meluncur ke gawang Caballero.
Kekalahan menyesakkan itu membuat para pemain Norwich menangis di ruang ganti. Mereka tak kuasa menahan kesedihan seusai berhasil menahan imbang Chelsea hingga perpanjangan waktu berakhir. ”Jujur saja, (kekalahan) ini adalah kekecewaan terbesar kami,” kata Manajer Norwich City Daniel Farke.
Dalam laga Piala FA lain, Wigan melibas Bournemouth 3-0, sementara Swansea menang atas Wolverhampton Wanderers 2-1 untuk melangkah ke babak selanjutnya.
Barcelona takluk
Adapun dalam babak perempat final Copa del Rey di Spanyol, Barcelona menyerah kepada Espanyol 0-1 saat menjalani laga tandang di Stadion RCDE, Kamis (18/1). Gol Oscar Melendo pada menit ke-88 menentukan kemenangan Espanyol setelah Lionel Messi gagal mengeksekusi penalti.
Jika tendangan penalti Messi tidak dimentahkan kiper Espanyol, Diego Lopez, pada menit ke-62, alur cerita laga ini bisa jadi berbeda. Namun, seperti dilaporkan Marca, Messi yang biasanya menjadi bintang lapangan Barca juga manusia yang sewaktu-waktu dapat mengalami kegagalan.
Kekalahan ini merupakan yang pertama bagi Barcelona dalam 30 laga terakhir musim ini. ”Kami tahu (kekalahan) itu akan datang. Tetapi, kami beruntung masih punya laga kedua di kandang. Apa pun yang terjadi, kami harus menang untuk lolos,” kata gelandang Barcelona, Sergio Busquets.
Manajer Ernesto Valverde menurunkan Messi selama 90 menit, tetapi memilih mengistirahatkan penyerang Luis Suarez dan bek sayap Jordi Alba pada laga ini. Strategi ini tetap tak mampu mengatasi permainan Espanyol yang lebih banyak bertahan. Meskipun mendominasi laga dengan penguasaan bola hingga 72 persen, ”Blaugrana” terbukti tak mampu menjebol gawang tim tuan rumah.
Hasil positif itu menjadi modal bagi Espanyol dalam menghadapi Barca pada laga kedua perempat final di Stadion Camp Nou pada 25 Januari. ”Kemenangan ini sangat berarti bagi sejarah klub dan untuk meruntuhkan segala tembok-tembok pembatas (dengan Barca),” kata Manajer Espanyol Quique Sanchez Flores.
Barca bukan satu-satunya klub papan atas Spanyol yang menelan pil pahit kekalahan di ajang Copa del Rey. Atletico Madrid yang kini berada di peringkat kedua La Liga juga takluk dari Sevilla 1-2 di Stadion Wanda Metropolitano, Kamis.
Atletico sempat unggul melalui gol Diego Costa menit ke-73. Namun, Sevilla mampu membalikkan keadaan melalui Jesus Navas menit ke-80 dan Joaquin Correa pada menit ke-88. Sevilla yang kini ditangani Vincenzo Montella tersebut gantian akan menjamu Atletico pada laga kedua pada 25 Januari.