Layanan Kabel Optik Solusi Kebutuhan Internet Cepat dan Stabil
Oleh
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS -- Layanan internet cepat berbasis fixed broadband bisa dimanfaatkan oleh para wirausahawan dan fasilitas publik seperti sekolah dan layanan kesehatan. Namun, layanan internet yang lebih cepat daripada mobile broadband atau jaringan seluler ini belum dinikmati secara merata di seluruh Indonesia.
Menteri Komunikasi dan Informasi (Menkominfo) Rudiantara di Jakarta, Kamis (18/1), menyatakan, fixed broadband dengan menggunakan kabel serat optik menjadi solusi bagi yang membutuhkan akses internet berkecepatan tinggi, seperti kalangan pebisnis dan pelayanan publik.
Ia menyatakan, stabilitas koneksi yang ditawarkan menjadi alasan untuk menggunakan layanan ini dibandingkan menggunakan mobile broadband.
Layanan fixed broadband dengan sambungan kabel serat optik mampu memberikan kecepatan akses hingga 1 Gbps, atau kecepatan unduh mencapai 125 MB/s. Artinya, untuk mendownload satu data berukuran 1 GB hanya membutuhkan waktu lebih kurang 10 detik. Hal ini, tutur Rudiantara, tentunya belum dimiliki oleh layanan mobile broadband.
"Layanan mobile dengan kecepatan segitu hanya bisa didapatkan dengan akses 5G. Sedangkan saat ini, menggunakan 4G sudah cukup dalam kehidupan sehari-hari. Bagi kalangan pebisnis, jika ingin butuh kecepatan tinggi, fixed broadband adalah solusi," ujarnya.
Rudiantara menuturkan, penggunaan internet kabel yang bisa menembus pelosok juga diperlukan dalam layanan publik. Ia menjelaskan, saat ini sebanyak 140.000 dari 226.000 sekolah belum mendapatkan akses internet.
Padahal, ujar Rudiantara, internet merupakan sarana edukasi yang bagus karena memiliki banyak konten, dan siswa bisa belajar lewat studi kasus yang tersebar banyak di situs-situs pendidikan. Selain sekolah, kurang dari 3.000 dari total 10.000 lebih puskesmas belum mendapatkan layanan internet.
"Biasanya kalau puskesmas tidak bisa menangani, pasien akan dirujuk ke Rumah Sakit. Jangan sampai orang yang sudah sakit, harus disuruh ke kota membawa medical record. Kalau ada internet kan mudah, data-datanya sudah sampai tanpa harus menyuruh pasien membawa sendiri," tuturnya.
Rudiantara mengajak Asosiasi Perusahaan Nasional Telekomunikasi (Apnatel) untuk mengembangkan jaringan kabel ini sehingga bisa menjadi penghubung antar pulau yang ada di Indonesia. Ia berharap, perkembangan ini akan menjadi wahana untuk meningkatkan investasi Indonesia.
Rudiantara menyatakan, pemerintah mengambil posisi sebagai pemberi insentif bagi perusahaan yang ingin membantu dalam menyambung jalur teknologi informasi dan komunikasi di negara kepulauan ini. Ia berujar, kemudahan perizinan akan menjadi upaya untuk mempercepat pembangunan infrastruktur dan instalasi, seperti penggalian kabel serat optik.
"Kita semua ingin jaringan ini diperluas. Buat aksesnya, dan Apnatel bisa saja mengerjakannya. Kita harus cari cara baru untuk meningkatkan penetrasi fixed broadband di seluruh Indonesia. Ini juga akan mendorong pembangunan," ujar Rudiantara kepada peserta Sosialisasi Percepatan Fixed Broadband dan SKKN serta Pemberian Penghargaan Pengurus Apnatel di Gedung Kemkominfo, Jakarta Pusat.
Ketua Umum Apnatel Triana Mulyatsa mendukung upaya pemerintah dalam menghubungkan jaringan telekomunikasi di Indonesia. Triana mengatakan, Apnatel yang merupakan himpunan para kontraktor telekomunikasi, seperti jaringan dan suplier, berharap pembangunan bisa menciptakan peluang usaha bagi anggotanya. Ia berujar, Internet merupakan kebutuhan, dan layanan yang bisa memberikan akses yang cepat adalah fixed broadband.
"Orang-orang tidak harus selalu ke kota karena mengharapkan sinyal seluler yang hanya kuat di perkotaan. Mereka bisa menarik kabel dan mendapatkan layanan internet yang stabil, dan itu sangat membantu bisnis mereka," tuturnya.
Triana menjelaskan, persentase penggunaan fixed broadband di Indonesia baru 20 persen dari total pengguna internet, dan masih terpusat di Jawa dan Sumatera. Ia berujar, investasi ke pulau lain menjadi hambatan karena membutuhkan biaya yang besar untuk menarik kabel melintasi laut, dan saat ini hanya Telkom yang memiliki jaringan terbesar.
Menyambung keterangan Triana, Director Network IT Solution Telkom Zulhelfi Abidin menjelaskan, layanan internet kabel yang dimiliki Telkom telah menyentuh 450 ibu kota kabupaten di 33 Provinsi. Ia memaparkan, rentang kabel serta optik milik Telkom mencapai 250.000 kilometer dan telah melewati 25 juta rumah.
"Sekarang kami lebih fokus untuk menambah infrastruktur dan pelanggan di bagian timur seperti Mataram dan Papua. Dengan adanya fasilitas ini, kesenjangan digital akan relatif berkurang," ujarnya. (DD12)