Para pelari senior dari Jepang yang berusia 60-an hingga 80-an berdiskusi ringan dengan para pelaria dari Magelang sesaat sebelum lari-lari ringan di sekitar Candi Borobudur, Magelang, Sabtu (18/11).Kompas/Mohammad Hilmi Faiq (MHF)18-11-2017Koming
Sebuah negara disebut sebagai negara yang menua atau ageing country ketika jumlah penduduknya yang berusia di atas 65 tahun mencapai 20 persen dari total populasi. Jepang saat ini memegang rekor sebagai negara dengan penduduk lanjut usia terbesar di dunia, sekitar 26,3 persen. Jumlah ini diperkirakan mencapai sepertiga populasi pada 2030 dan 40 persen pada tahun 2060.
Sejak lama, warga Jepang dikenal memiliki gaya hidup sehat dan berumur panjang. Pada 2016, sekitar 32.000 orang di Jepang mencapai usia 100 tahun, sedangkan total warga yang berusia 100 tahun ke atas mencapai 65.000 orang. Rekor ini dipegang Jepang selama 46 tahun berturut-turut.
Memiliki warga yang berumur panjang menunjukkan bahwa taraf kehidupan di negara bersangkutan sangat baik. Hal itu juga memiliki korelasi dengan gaya hidup sehat warganya. Sejak 2005, Pemerintah Jepang memberikan panduan makanan sehat bagi warganya, yaitu porsi seimbang antara karbohidrat, protein, buah-buahan, dan sayuran. Lemak jenuh dan makanan olahan sebaiknya dihindari. Diet makanan ini juga wajib disertai dengan gerak badan.
Para peneliti dari National Center for Global Health and Medicine melakukan pemantauan terhadap 36.624 pria dan 42.920 perempuan yang mengikuti diet tersebut. Mereka dipantau selama 15 tahun. Hasilnya? Tingkat kematian dalam kelompok ini 15 persen lebih rendah dan kemungkinan terkena penyakit cerebrovascular (gangguan suplai darah yang memasok oksigen ke otak) sangat kecil.
Namun, di sisi lain, Jepang kini harus berhadapan dengan persoalan ekonomi terkait biaya perawatan kesehatan lansia, biaya pensiun, semakin rendahnya persentase angkatan kerja aktif, dan rendahnya tingkat kelahiran.
Jepang juga menghadapi apa yang disebut dengan demographic time bomb, situasi yang dapat mengakibatkan punahnya Jepang apabila kaum mudanya tidak mulai memiliki anak. Untuk mengantisipasi persoalan ini, Pemerintah Jepang antara lain memperpanjang usia pensiun pada 2015 menjadi 65 tahun, memanfaatkan tenaga kerja lansia, dan memodifikasi kebijakan manfaat pensiun. (MYR)
