Gerak Cepat Pemkot Surabaya Salurkan Bantuan kepada Korban
Sret-sret-sret. Suara plakban yang ditarik terdengar nyaring saat memasuki lobi Balai Kota Surabaya, Jawa Timur, Minggu (21/1). Pada pukul 10.30, sekitar 20 orang, termasuk Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, sibuk memasukkan sejumlah barang bantuan ke dalam boks untuk disalurkan kepada korban banjir bandang di Kabupaten Gorontalo, Provinsi Gorontalo.
Risma memberi komando kepada para petugas yang mengemas bantuan itu. Sesekali ia pun turut membantu merekatkan plakban pada dus ketika sudah terisi penuh.
”Jangan putus (plakbannya) biar di bandara enggak rusak. Kalau rusak, ntar enggak ada gunanya di sana (Kabupaten Gorontalo),” ujar Risma kepada orang-orang yang bertugas.
Siang itu, sekitar 20 orang, terdiri dari anggota Satuan Polisi Pamong Praja Kota Surabaya, petugas Perlindungan Masyarakat (Linmas) Kota Surabaya, petugas satpam Balai Kota Surabaya, serta pegawai Humas Pemkot Surabaya, terlibat dalam kegiatan tersebut. Mereka memasukkan selimut, seragam sekolah, tikar, pembalut, kaus dalam, celana dalam, sarung, popok bayi, dansejumlah obat-obatan.
Pengemasan bantuan berlangsung selama sekitar 3,5 jam, seluruh bantuan yang berada dalam 28 boks besar siap dikirim. Di sela-sela kegiatan itu, Risma menyatakan kepada Kompas, dia baru mendengar adanya banjir bandang yang melanda Kabupaten Gorontalo. Yang ia dengar, ratusan rumah terendam akibat banjir bandang. Berita itu disampaikan Kepala Bagian Humas Pemerintah Kota Surabaya Muhammad Fikser kepadanya pada pukul 10.00.
Setelah berkomunikasi dengan pihak Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Gorontalo, Pemkot Surabaya langsung bergerak mengumpulkan barang-barang yang dibutuhkan para korban. Para petugas yang berada di sekitar lingkungan Balai Kota Surabaya dikerahkan agar pengemasan berlangsung cepat.
”Bantuan ini urunan dari teman-teman (PNS) Pemkot Surabaya, makanya bisa cepat disiapkan,” ujar Risma.
Bantuan ini urunan dari teman-teman (PNS) Pemkot Surabaya, makanya bisa cepat disiapkan.
Berdasarkan instruksi Risma, pegawai negeri sipil di lingkungan Pemkot Surabaya didorong untuk menyisihkan sebagian pendapatannya guna keperluan kegiatan sosial, salah satunya dalam kegiatan ”Surabaya Peduli Bencana”. Hingga saat ini, terkumpul sekitar Rp 302 juta dari sumbangan para PNS.
Dana tersebut dikumpulkan di rekening Pemkot Surabaya melalui Bagian Kesejahteraan Rakyat. Jika terjadi musibah di Surabaya atau lokasi lainnya di Indonesia, uang tersebut akan digunakan untuk membeli sejumlah kebutuhan yang dibutuhkan korban. Prosedur itu selalu dilakukan Pemkot Surabaya untuk menyalurkan bantuan pada tahap pertama.
Selanjutnya, kata Risma, pada bantuan tahap berikutnya, pihaknya akan meminta izin dari DPRD Kota Surabaya untuk menggunakan dana cadangan pada ABPD. Jika disetujui, uang tersebut akan ditransfer ke rekening pemerintah daerah setempat. Besarannya sesuai kondisi kerusakan yang terjadi di lokasi bencana. Proses tersebut membutuhkan proses sekitar dua hingga tiga hari.
”Untuk tahap pertama, kami selalu mengirimkan keperluan yang dibutuhkan agar para korban tenang. Berikutnya, bantuan dari APBD disalurkan untuk membantu pemulihan tempat yang terdampak bencana,” ujarnya.
Dia menekankan, warga Indonesia harus bergandengan tangan membantu saudara-saudaranya yang berada di daerah lain. ”Yang enggak kena musibah sebaiknya membantu korban bencana. Kalau kita memikirkan diri sendiri, akan berat rasanya bagi korban untuk pulih,” kata Risma, yang terus membawa handy talky selama pengemasan bantuan.
Yang enggak kena musibah sebaiknya membantu korban bencana. Kalau kita memikirkan diri sendiri, akan berat rasanya bagi korban untuk pulih.
Fikser menuturkan, Risma memang memintanya untuk segera melapor seandainya terjadi bencana di Surabaya ataupun di daerah lainnya di Indonesia. Namun, informasi itu harus terlebih dulu dipastikan kebenarannya agar Pemkot Surabaya bisa mengambil langkah yang tepat sasaran.
Menurut dia, ke-28 boks yang sudah dikemas akan dikirim menggunakan pesawat Garuda pada Senin (22/1) pukul 08.00. Bantuan tersebut dialamatkan kepada Bupati Gorontalo Nelson Pomalingo. ”Diperkirakan akan tiba di Kabupaten Gorontalo pada Selasa (23/1),” kata Fikser.
Bukan pertama kali
Pemberian bantuan kepada korban bencana yang dilakukan Pemkot Surabaya bukan yang pertama kali. Sebelumnya, Pemkot Surabaya secara rutin menyalurkan bantuan kepada warga Surabaya yang rumahnya terbakar. Selain itu, bantuan juga digelontorkan ke pengungsi Gunung Agung, Bali.
Yang teranyar, Pemkot Surabaya mengalirkan bantuan ke pedalaman Kabupaten Asmat, Provinsi Papua, lokasi terjadinya kejadian luar biasa (KLB) campak dan gizi buruk. Mereka mengirim bantuan berupa obat, makanan untuk mempercepat pemulihan, seperti vitamin, susu, minyak sayur, dan biskuit bayi. Bantuan disertai catatan dokter terkait cara meracik campuran susu dan vitamin.
Pada tahap kedua pengiriman bantuan kepada korban KLB campak dan gizi buruk di Asmat, Pemkot Surabaya juga mengirimkan bantuan berupa makanan bergizi dan obat-obatan sebanyak 20 koli.
Dalam wawancara di Redaksi Kompas, Jakarta, Senin (15/1) malam, Risma menjelaskan, dirinya meminta jajaran Pemkot Surabaya agar menjadi yang pertama membantu anak-anak yang kurang gizi dan sakit campak di Asmat.
”Kita harus bergandeng tangan untuk membantu mereka. Indonesia bukan negara miskin,” kata Risma.
Kita harus bergandeng tangan untuk membantu mereka. Indonesia bukan negara miskin.