JAKARTA, KOMPAS - Koalisi Pejalan Kaki memperingati Hari Pejalan Kaki Nasional, Senin (22/1), atau enam tahun kecelakaan maut di Tugu Tani yang memakan korban sembilan orang meninggal dunia dan tiga orang luka-luka. Mereka menabur bunga dan meniup peluit sebagai tanda pejalan kaki masih dalam situasi darurat keselamatan.
Peringatan Hari Pejalan Kaki Nasional itu diikuti oleh Koalisi Pejalan Kaki, serta komunitas lain seperti Jaringan Aksi Keselamatan Jalan (Jarak Aman), Suara Transjakarta, dan CL Mania. Mereka membawa berbagai spanduk yang menyuarakan tentang hak pejalan kaki.
Ketua Koalisi Pejalan Kaki Alfred Sitorus mengatakan, setiap hari 53 pejalan kaki jadi korban kecelakaan di Indonesia. Adapun data dari PT Jasa Raharja sebanyak 19.337 orang mendapatkan santunan karena menjadi korban kecelakaan.
Di Jakarta, awal tahun ini sudah ada dua korban pejalan kaki yang tertabrak kendaraan bermotor. Seorang pejalan kaki bahkan meninggal dunia setelah dirawat dua minggu di rumah sakit karena dihantam mobil Toyota Kijang Innova di Jalan Radio Dalam Raya, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
"Hari ini, tepat dengan Hari Pejalan Kaki Nasional, kami juga meluncurkan aplikasi ponsel yang bertujuan untuk mengaudit sosial fasilitas pejalan kaki seperti zebra cross, pelican crossing, jembatan penyeberangan orang (JPO), dan trotoar," ujar Alfred.
Aplikasi pengaduan itu bisa diunduh melalui Playstore di ponsel Android. Dengan aplikasi KoPK itu, warga bisa melaporkan keluhan-keluhan fasilitas pejalan kaki dilengkapi dengan keterangan lokasi dan foto. Syaratnya, pengguna harus memiliki akun Google di ponsel. Saat ini, laporan memang hanya terbatas masuk di Timeline aplikasi KoPK.
Namun, ke depan laporan itu akan diteruskan ke akun-akun sosial media dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Perhubungan, dan sebagainya.
Deddy Herlambang dari Komunitas CL Mania mengatakan, di Hari Pejalan Kaki Nasional ini pekerjaan rumah pemerintah untuk mewujudkan transportasi yang beradab masih belum selesai. Salah satu indikator keberadaban kota itu adalah dengan memerhatikan aksesibilitas bagi pejalan kaki terutama trotoar.