Konstruksi LRT Roboh, Dua Pekerja Masih Dirawat di RS
Oleh
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Tiga korban kecelakaan kerja pembangunan jembatan layang kereta ringan (LRT) di Kayu Putih, Pulogadung, Jakarta Timur, Senin (22/1) dini hari, diperbolehkan pulang, sementara dua orang lainnya masih diobservasi lebih lanjut.
Ketua Komisi B Bidang Perekonomian Dewan Perwakilan Rakyat Daerah DKI Jakarta Yusriah Dzinnun mengatakan, dua korban yang masih berada di Rumah Sakit Columbia Asia adalah Wahyudi dan Ahmad, warga Indramayu, Jawa Barat. ”Kami dapat berkomunikasi dengan baik (dengan korban). Bisa tanya-tanya. Saat ini masih diteliti lebih lanjut apakah ada luka dalam atau tidak,” kata Yusriah seusai mengunjungi kedua korban di Rumah Sakit Columbia Asia Pulomas, Jakarta Timur, Senin (21/1).
Yusriah didampingi Kepala Unit Pengelola Kereta Api Ringan Dinas Perhubungan Emanuel Kristanto dan dua orang perwakilan PT Jakarta Propertindo (Jakpro).
Kecelakaan kerja tersebut terjadi sekitar pukul 00.30, Senin (22/1) di Jalan Kayu Putih Raya, Pulogadung, Jakarta Timur. Konstruksi beton roboh antara tiang P28 dan P29, sepanjang lebih kurang 20 meter. Seluruh korban merupakan pekerja proyek. Tidak ada korban dari masyarakat setempat dan tidak ada korban meninggal.
Yusriah meminta pihak Jakpro menanggung biaya perawatan para korban hingga tuntas, tidak hanya ketika menginap di rumah sakit tetapi juga saat dirawat jalan. ”Harus juga dipikirkan pendapatan mereka yang hilang ketika mereka dirawat,” kata Yusriah.
Yusriah menyatakan, walaupun ia mengapresiasi cepatnya penyelesaian pekerjaan yang dilakukan Jakpro, kualitas dari pengerjaan harus diperhatikan juga sebab pembangunan ini dibiayai APBD. Yusriah menyayangkan insiden ini terjadi pada saat masa persiapan jelang Asian Games 2018.
Investigasi penyebab kecelakaan kerja ini harus segera dilaksanakan dan diselesaikan. Yusriah mengatakan, pihak yang paling bersalah harus bertanggung jawab.
Emanuel mengatakan, investigasi sedang dilaksanakan oleh tim yang beranggotakan ahli-ahli bangunan dari internal dan eksternal Jakpro, termasuk dari Dinas Perhubungan DKI Jakarta.
Menurut Emanuel, insiden ini tergolong tidak biasa sebab pekerjaan pemasangan box girder itu sebetulnya telah selesai. Para pekerja sedang membersihkan area proyek. ”Biasanya saat-saat kritis pada proyek itu adalah ketika pemasangan box girder,” kata Emanuel.
Proyek ini, menurut Emanuel, masih dimungkinkan diselesaikan sesuai dengan jadwal, yaitu Mei 2018.
Bergetar hebat
Robohnya beton prasarana LRT Jakarta antara tiang P28 dan P29 itu menimbulkan getaran hebat di area sekitarnya. ”Suaranya serem, getarannya kenceng, seperti gempa. Saya sampai terbangun,” kata penjaga sebuah sekolah pendidikan usia dini, Sutadi (41).
Sutadi saat itu sedang tidur di gedung sekolah tersebut, yang berjarak sekitar 20 meter dari konstruksi prasarana LRT yang roboh. Namun, ia langsung bisa menduga bahwa sumber suara berasal dari konstruksi LRT. Orang-orang yang sedang di bangunan lain juga langsung keluar dan melihat.
Menurut Sutadi, jatuhnya konstruksi beton LRT menimbulkan kepulan debu hingga sekitar 15 menit. Ia tidak melihat korban, kemungkinan korban dievakuasi di sebelah barat konstruksi, sedangkan ia berada di timurnya. (DD17/DD05/JOG)