Serangan Udara Turki Tewaskan Sejumlah Warga Afrin
BEIRUT, SENIN — Sejumlah warga sipil di Distrik Afrin, Suriah barat laut, Minggu (21/1), tewas setelah dibombardir dengan serangan udara Turki yang membuka front baru dalam perang Suriah yang sudah berlangsung selama tujuh tahun.
Operasi bertajuk ”Ranting Zaitun” terhadap milisi Kurdi, yang dalam perang Suriah didukung Amerika Serikat (AS), di Afrin itu telah meningkatkan kemungkinan terjadinya ketegangan babak baru dalam hubungan antara Ankara dan Washington.
Organisasi Pemantau Hak Asasi Manusia Suriah (SOHR) melaporkan, sedikitnya 11 orang tewas, Minggu (21/1), dalam serangan ke Afrin, wilayah yang dikendalikan Unit Perlindungan Rakyat Kurdi (YPG).
Di antara korban tewas itu, terdapat lima anak-anak. Sebelumnya, delapan orang tewas dalam serangan udara Turki yang menarget Desa Jalbara di Distrik (Mantiqah) Afrin, Provinsi Aleppo.
Sejak 2012, Pemerintah Suriah kehilangan kendali di Afrin. Sebagai ibu kota distrik, Afrin secara de facto menjadi bagian dari wilayah otonom demokrasi konfederalis yang sejak akhir 2015 disebut Federasi Demokratik Suriah Utara (DFNS)-Rojava.
Wilayah itu berada di bawah kendali milisi Kurdi. Afrin oleh Turki disebut sebagai sarang atau tempat persembunyian militan Turki dari kelompok Partai Pekerja Kurdistan (PKK), Partai Uni Demokratik (PYD), dan Unit Perlindungan Rakyat (YPG).
Dalam serangan pada Minggu (21/1), yang disasar adalah milisi YPG, yang bersama kelompok Kurdi lainnya oleh Ankara disebut kelompok teror.
YPG merupakan sekutu AS dalam perang Suriah, termasuk dalam perang melawan kelompok Negara Islam di Irak dan Suriah (NIIS) di Suriah.
Operasi ”Ranting Zaitun” dibentuk Turki untuk melawan pejuang Kurdi yang bersekutu dengan AS pada saat hubungan antara Ankara dan Washington bersitegang tahun lalu.
Turki dan AS adalah sekutu di Pakta Pertahanan Atlantik Utara dan anggota koalisi melawan NIIS.
Militer Turki mengatakan, serangan udara di Afrin dan sekitarnya di Suriah telah menarget 108 sasaran YPG.
Di darat, Turki dibantu pasukan Tentara Pembebasan Suriah (FSA), struktur oposisi utama bersenjata yang aktif selama perang Suriah.
Dari 11 korban tewas, 8 orang di antaranya anggota dari sebuah keluarga yang sebelumnya melarikan diri dari pertempuran di Provisni Idlib, Suriah barat laut.
Direktur SOHR Rami Abdel Rahman mengatakan, dari 11 korban tewas, 8 orang di antaranya anggota dari sebuah keluarga yang sebelumnya melarikan diri dari pertempuran di Provisni Idlib, Suriah barat laut.
Juru bicara pasukan Kurdi yang menguasai wilayah Afrin juga mengonfirmasi tentang adanya serangan pada Minggu itu.
”Delapan warga sipil tewas dalam serangan rudal di sebuah kandang ayam di dekat tempat tinggal para korban,” kata Birusk Hasakeh, juru bicara YPG di Afrin, merujuk serangan pesawat tempur Turki.
Hasakeh juga melaporkan, serangan udara Turki pada Sabtu (20/1) menewaskan 10 orang, termasuk tujuh warga sipil.
Dengan demikian, sudah lebih dari 20 orang tewas dalam dua hari serangan Turki.
YPG mengatakan, serangan udara Turki membunuh enam warga sipil. Tiga pejuang Kurdi, yakni 1 anggota YPG dan 2 anggota afiliasi pejuang perempuan Kurdi, juga tewas, kata perempuan juru bicara YPG, Birusk Hasaka.
Namun, Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu, Minggu (21/1), menyangkal tentang jatuhnya korban sipil tersebut.
”Seperti biasa, teroris PYD/YPG terus memperdaya dunia dengan propaganda omong kosong dan kebohongan yang tidak berdasar dengan menunjukkan teroris yang dibunuh sebagai warga sipil,” tulisnya di Twitter.
Menurut Cavusoglu, PYD dan YPG selalu menggunakan warga sipil sebagai perisai hidup. Target serangan udara Turki bukan ”saudara kami warga sipil Kurdi atau warga Suriah”, melainkan kelompok teroris.
Tentara Turki mengatakan, mereka melakukan segala kemungkinan untuk mencegah jatuhnya korban sipil di Afrin.
Tentara Turki mengatakan, mereka melakukan segala kemungkinan untuk mencegah jatuhnya korban sipil di Afrin.
”Dalam perencanaan dan pelaksanaan operasi, hanya teroris dan tempat penampungan, posisi dan senjata mereka yang menjadi sasaran kami,” kata militer Turki.
Perdana Menteri Turki Binali Yildirim mengatakan, operasi dilakukan untuk melemahkan posisi milisi YPG.
”Pelemahan wilayah dengan tembakan artileri sedang berlangsung. Tahap pertama dilakukan oleh kekuatan udara militer dan hampir semua target hancur,” kata Yildirim.
Serangan Turki ditingkatkan setelah Kurdi pada September lalu mendeklarasikan wilayah federasi, sebuah sistem yang menyatukan beberapa wilayah di Suriah di bawah kendali mereka.
Operasi ”Ranting Zaitun” dimulai sejak Sabtu setelah Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengumumkan secara resmi tentang serangan ke Afrin.
”Kami akan menghancurkan koridor teror secara perlahan-lahan seperti yang kami lakukan dalam operasi Jarabulus dan El-Bab mulai dari sisi barat,” kata Erdogan, Sabtu lalu.
Kami akan menghancurkan koridor teror secara perlahan-lahan seperti yang kami lakukan dalam operasi Jarabulus dan El-Bab mulai dari sisi barat.
Operasi militer Turki ke Jarabulus, kota di Provinsi Aleppo, Suriah utara, dilancarkan pasukan Turki dalam misi bertajuk ”Perisai Eufrat” yang dimulai pada pertengahan 2016.
Operasi itu berlanjut ke kota El-Bab, yang ketika itu juga digempur pasukan Demokratik Suriah (SDF) dengan tulang punggungnya adalah milisi YPG dan milisi pro-rezim Suriah pada Februari 2017. (AFP/REUTERS/AP)