Jakarta dan Banten Diguncang Gempa 6,4 SR
JAKARTA, KOMPAS — Kota Jakarta dan wilayah Banten diguncang gempa berkekuatan 6,4 skala Richter pada Selasa (23/1) pukul 13.34 WIB. Pusat gempa berlokasi di 81 kilometer barat daya Lebak, Banten, dengan kedalaman 10 kilometer. Lokasi persisnya di 7,21 Lintang Selatan dan 105,91 Bujur Timur.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dalam akun Twitter menyatakan, gempa ini tidak berpotensi tsunami.
Di Jakarta, Wakil Presiden Jusuf Kalla langsung keluar dari kantor ketika gempa mengguncang, diikuti para pengawalnya. Dalam video yang beredar, Wapres Kalla berjalan dengan santai keluar dari ruangannya sambil mengamati lampu-lampu di atas bergoyang.
Tidak berpotensi tsunami
Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Moch Riyadi dalam siaran persnya, Selasa siang, menjelaskan, gempa bumi tektonik mengguncang wilayah Samudra Hindia selatan pada Selasa pukul 13.34.53 WIB.
Hasil analisis BMKG menunjukkan, gempa bumi bermagnitudo 6,1 itu terjadi dengan koordinat episenter pada 7,23 LS dan 105,9 BT, tepatnya berlokasi di laut pada jarak 43 km arah selatan kota Muarabinuangeun, Kabupaten Cilangkahan, Banten, pada kedalaman 61 km.
Dampak gempa bumi yang digambarkan oleh peta tingkat guncangan (shakemap) BMKG menunjukkan bahwa dampak gempa bumi berupa guncangan berpotensi dirasakan di daerah Jakarta, Tangerang Selatan, Bogor, II SIG-BMKG (IV-V MMI).
”Gempa bumi selatan Jawa, Bali, Nusa Tenggara ini termasuk dalam klasifikasi gempa bumi berkedalaman dangkal akibat aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia ke bawah Lempeng Eurasia,” ujar Rachmat.
Hingga pukul 13.46 WIB, hasil monitor BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempa bumi susulan (aftershock). Masyarakat di sekitar wilayah Kabupaten Cilangkahan diimbau tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Seorang warga Serpong, Elfrida, mengatakan, lampu rumahnya di lantai dua bergoyang-goyang kencang. ”Saya langsung berpikir gempa sedang terjadi,” ucapnya.
Getaran cukup terasa di Jakarta Pusat. Berdasarkan pantauan Kompas di Teater Taman Ismail Marzuki, Jakarta, tempat pertunjukan seni bertajuk ”Satyam Eva Jayate” dalam rangka perayaan ulang tahun ke-71 Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri, ruangan terlihat bergoyang selama lebih kurang 30 detik.
Beberapa undangan yang mayoritas anggota DPR dan kepala daerah dari PDI-P panik dan berhamburan keluar dari ruangan. Para jurnalis yang meliput di lantai 2 pun seketika berlarian keluar dari ruangan.
Saat ini, situasi mulai kondusif. Para hadirin telah diminta memasuki ruangan kembali. Pertunjukan seni dijadwalkan akan dimulai pukul 14.00. Presiden Joko Widodo dijadwalkan menghadiri acara.
Sementara itu, peserta Konferensi APDP di Hotel JS Luwansa, Jakarta, dievakuasi dan berkumpul di luar gedung. Namun, perintah tersebut kemudian dibatalkan dan peserta diminta kembali memasuki ruangan ballroom di lantai 2. Saat ini, acara dilanjutkan dengan pemaparan riset dari pembicara terpilih.
Getaran gempa juga dirasakan di daerah Menteng, Jakarta Pusat. Ketika melintasi wilayah tersebut, guncangan terasa selama sekitar 5 detik. Sempat berhenti sekitar 5 detik, kemudian terjadi guncangan susulan selama 10 detik. Namun, guncangan itu tidak sekencang guncangan pertama.
Beberapa warga pun keluar dari rumahnya menuju jalan gang. Sementara sejumlah siswa sekolah St Bellarminus di Jalan Lombok keluar dari sekolah. Beberapa anak menangis karena ketakutan.
Setelah gempa reda, para siswa kembali bermain di halaman sekolah, sedangkan warga juga kembali masuk rumah dan melakukan aktivitasnya.
Gempa ini langsung menjadi topik tren di Twitter Indonesia dengan tagar #gempa. Cukup banyak pengguna Twitter yang iseng dengan menyebarluaskan foto-foto hoaks seolah terjadi akibat gempa, seperti jalan rusak dan suasana feri bergoyang di Selat Sunda, padahal itu foto dan video lama.
Balai Kota DKI
Di Balai Kota Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, pegawai dan tamu berhamburan keluar dari gedung.
Gedung kantor Pemerintah Provinsi DKI Jakarta itu terdiri atas beberapa blok bangunan bertingkat tinggi. Pegawai keluar menggunakan lift, ada juga yang berlari melewati tangga darurat. Salah satunya Gamal Sinurat, Asisten Sekdaprov Bidang Pembangunan dan Lingkungan Hidup. Gamal berlari turun dari lantai 4 tempat ruang kantornya berada keluar gedung melewati tangga darurat. ”Ya, lumayan lelah juga,” kata Gamal.
Hingga sekitar pukul 14.00, akibat gempa berskala 6,1 SR yang terjadi pukul 13.34 itu, PNS DKI masih berada di halaman Balai Kota.
Setelah gempa, Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno menyempatkan berfoto bareng para presenter televisi. Kebetulan, pada saat kejadian, ada pertemuan antara presenter TV dan Sandiaga Uno.
Menurut pihak Dinas Komunikasi dan Informasi DKI Jakarta, pertemuan itu dihentikan sebentar. Namun, tak lama kemudian semua peserta dan Sandi keluar dari gedung. Adapun saat gempa terjadi Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan tengah ada pertemuan di Istana Negara.
Apartemen Thamrin City
Di Apartemen Thamrin City, Tanah Abang, Jakarta Pusat, gempa cukup terasa. Getaran terasa sekitar pukul 13.40. Gempa berlangsung sekitar 20 detik. Para penghuni apartemen yang berada di unitnya sebagian keluar lewat tangga darurat, sebagian lainnya melalui lift.
Wahyudi (25), warga Tanah Abang, menyaksikan salah satu gedung di apartemen itu bergoyang. Gedung yang bergoyang itu adalah Gedung Cosmo Mansion. ”Saya kira saya salah lihat, tetapi memang ternyata gedungnya bergoyang,” ujar Wahyudi, di Jakarta Pusat, Selasa.
Graha (23), salah seorang penghuni apartemen, menyatakan, di dalam unit apartemennya getaran akibat gempa seperti goyangan di dalam kapal. ”Saya seperti berjalan di atas kapal. Panik juga,” katanya.
Suasana di Palmerah
Salah satu tempat yang juga merasakan gempa itu adalah Gedung Kompas Gramedia di kawasan Palmerah, Jakarta. Para karyawan di kantor itu merasakan gempa sekitar 1 menit.
Awalnya, gempa menggoyang bangunan kantor itu seperti getaran naik-turun. Namun, setelah itu gempa dirasakan menggoyang bangunan ke kanan-kiri.
Gempa tersebut tidak menyebabkan kerusakan ataupun korban jiwa. Namun, karyawan Kompas Gramedia segera berhamburan keluar dari bangunan untuk menyelamatkan diri.
Setelah gempa, puluhan karyawan bertahan di luar bangunan hingga 30 menit. Mereka mencari informasi mengenai besaran dan sumber gempa.
Salah seorang karyawan Kompas, Adi Prinantyo, mengatakan, gempa itu salah satu yang paling besar yang pernah dirasakannya ketika berada di dalam kantor. ”Makanya tadi kami berupaya keluar dan menyalamatkan diri,” ujarnya.
Karyawan Kompas lainnya, Agung Setyahadi, menuturkan, gempa tersebut terasa seperti besaran gempa ketika Gempa Yogyakarta beberapa tahun lalu. Namun, ketika itu ia berada di lantai dasar sehingga getaran tidak terlalu terasa. ”Sekarang, saya di lantai 5, jadi terasa sekali,” ucapnya.
Serang dan Depok
Beberapa warga Serang, Banten, keluar dari rumah dengan wajah panik dan membahas gempa tersebut. Herpin (40), pegawai Satuan Kerja Pengembangan Permukiman Banten, sedang berada di kantornya saat gempa terjadi. Dia langsung lari ke luar bersama semua pegawai kantor tersebut.
”Kami berkumpul di depan kantor. Kantor bergoyang kencang sekali, hingga gelas di atas meja berpindah posisi. Saya sedang berada di lantai 2 dan langsung lari,” katanya.
Pegawai dan tamu di lingkungan Pemerintah Kota Depok juga keluar dari gedung saat terjadi gempa. Sementara ini, tidak ada laporan adanya kerusakan di wilayah Depok. (DD06/DD14/DD09/DD08/DD16/DRI/HLN/UTI/BAY)