”Shutdown” AS Berakhir, Pegawai Kembali Bekerja
WASHINGTON DC, SELASA — Penghentian aktivitas pemerintahan Amerika Serikat (shutdown) yang berjalan tiga hari berakhir setelah perundingan yang alot selama 69 jam dengan para pihak terkait.
Pegawai pemerintah bisa beraktivitas seperti sedia kala, Selasa (23/12), setelah dirumahkan karena tidak ada kesepakatan di senat tentang alokasi anggaran pemerintah tahun 2018 sejak Jumat lalu.
Presiden AS Donald Trump mengklaim berhasil melakukan lobinya sehingga anggota senat dari Demokrat, oposan pemerintahnya, menyetujui alokasi anggaran sementara. Kebuntuan berakhir.
”Saya senang Demokrat di Kongres sudah sadar,” kata Trump dalam sebuah pernyataan yang tampak justru menantang.
Negosiasi antara kubu Demokrat dan Republiken di Kongres AS sempat alot hingga Minggu malam.
Rencana pelaksanaan voting terhadap anggaran Pemerintah AS 2018 pada Senin (22/1) pukul 01.00 ditunda 11 jam menjadi Senin pukul 12.00 waktu setempat atau pukul 23.00 WIB.
Akhirnya voting dilakukan dengan mayoritas suara kongres, 226 suara, setuju memperpanjang pembahasan anggaran pemerintahan, kecuali 159 suara menentang.
House of Representatives (HOR) atau DPR AS akhirnya meloloskan rencana anggaran sementara itu.
Partai Republik dan Demokrat menyetujui undang-undang anggaran belanja sementara pemerintah itu sampai 8 Februari setelah Demokrat mengakhiri penentangan terhadap rencana itu.
Dua partai politik utama, Demokrat dan Republik, sempat berbeda pendapat sebelum mereka mencapai kesepakatan penting pada Senin (22/1) siang waktu setempat.
Partai Republik dan Demokrat menyetujui undang-undang anggaran belanja sementara itu berlaku sampai 8 Februari setelah Demokrat mengakhiri penentangan terhadap rencana itu.
Demokrat memutuskan mengakhiri penutupan tiga hari setelah mencapai kesepakatan dengan Republik yang berkuasa untuk menjamin nasib ratusan ribu imigran ilegal, yang disebut dreamer atau ”pemimpi” yang masuk ke AS saat mereka masih anak-anak.
Trump pun menandatangani undang-undang sementara itu pada Senin malam sehingga aktivitas layanan pemerintah pun kembali normal pada Selasa (23/1).
Ribuan pegawai federal yang telah diliburkan tanpa dibayar untuk sementara, menarik napas lega.
”Itu pada dasarnya ibarat istirahat makan siang,” kata Tom Chapel, pakar di Centers for Disease Control and Prevention di Atlanta, Georgia, seperti dilaporkan Reuters.
Kebuntuan sempat terjadi selama tiga hari karena anggota parlemen dan Gedung Putih berseteru mengenai kebijakan imigrasi.
Penghentian layanan pemerintahan terjadi karena kubu Republik dan kubu Demokrat berselisih pandangan mengenai satu produk legislasi bernama Tindakan Penangguhan bagi Imigran Anak-anak (Deferred Actions for Childhood Arrival/DACA).
Penghentian aktivitas pemerintahan bukan cara baik untuk mendapatkan hasil legislatif yang tepat.
Perubahan dukungan Demokrat tidak terlepas dari peran Senator Demokrat Lindsey Graham yang dikenal kritis terhadap Trump juga meminta rekan-rekannya bersikap tidak berlebihan.
”Penghentian aktivitas pemerintahan bukan cara baik untuk mendapatkan hasil legislatif yang tepat,” katanya.
Senator Republiken Jeff Flake yang sangat kritis terhadap pemerintahan Trump yang pada Jumat lalu ”membelot” dengan memberi suara ”tidak” justru memberi suara ”ya” dalam voting pada Senin siang.
Kabar kesepakatan kompromi di Washington DC itu membuat saham AS melonjak ke level tertinggi.
Setelah 8 Februari Demokrat dan Republik bersama pemerintahan Trump melanjutkan lagi pembahasan proses legislasi program perlindungan imigran, keamanan perbatasan, dan isu-isu strategis lainnya.
Kesepakatan mungkin tercapai jika anggaran belanja pemerintah 2018 disetujui Demokrat yang menjanjikan dukungan pada proposal pemerintah untuk pengamanan perbatasan, antara lain soal pembangunan tembok di perbatasan dengan Meksiko.
Dengan demikian, sekalipun shutdown itu sudah berakhir, pertempuran tentang imigrasi dan anggaran terus berlanjut.
Mesti juga disadari jika setelah 8 Februari kenyataannya berbeda, yakni Demokrat memaksa dilakukannya lagi penutupan layanan pemerintah.
Partai Republik sangat senang bahwa mereka lolos dengan relatif tanpa cedera.
Pemimpin mayoritas senat, Mitch McConnell, menjanjikan debat terbuka dan memberikan suara untuk program perlindungan imigran yang disebut para ”pemimpi”.
Walau demikian, mesti juga disadari jika setelah 8 Februari kenyataannya berbeda, yakni Demokrat memaksa dilakukannya lagi penutupan layanan pemerintah.(AP/REUTERS/AFP)