Asian Games Gerakkan Ekonomi
JAKARTA, KOMPAS — Status sebagai tuan rumah Asian Games 2018 diharapkan tidak hanya mendorong kemajuan olahraga di Tanah Air, tetapi juga memberikan manfaat yang lebih optimal bagi pertumbuhan ekonomi. Bahkan, ajang ini bisa menjadi panggung bagi peradaban Indonesia.
Asian Games 2018 yang digelar 18 Agustus-2 September akan diikuti 45 negara. Sejumlah 40 cabang, 67 disiplin, dan 462 nomor dipertandingkan di dua kota, Jakarta dan Palembang. Ajang ini akan diikuti hingga 15.000 atlet dan ofisial. Sebagai tuan rumah, investasi yang ditanamkan Pemerintah Indonesia mencapai Rp 30 triliun.
”Kita berinvestasi di stadion yang baru direnovasi, arena akuatik, arena lain di Palembang, lalu wisma atlet. Kalau dihitung, semua investasi itu mencapai Rp 25 triliun. Termasuk LRT (light rail transit) di Palembang, Jakarta, itu bisa mencapai Rp 30 triliun,” kata Wakil Presiden Jusuf Kalla, Rabu (24/1), di Kantor Wapres.
Dengan investasi yang cukup besar itu, pemerintah menargetkan tiga sukses Asian Games, yakni sukses pembangunan arena, sukses penyelenggaraan, dan sukses prestasi, dengan target menembus peringkat 10 besar.
”Kita optimistis tiga upaya ini, venue, penyelenggaraan, dan prestasi bisa kita capai,” kata Wapres Kalla, yang juga menjabat Ketua Dewan Pengarah Panitia Penyelenggara Asian Games Indonesia (Inasgoc).
Di luar aspek olahraga itu, pemerintah menyadari ajang Asian Games bisa memberikan dampak ekonomi serta menjadi panggung peradaban Indonesia di mata dunia internasional. Terlebih, ajang ini disiarkan langsung di sejumlah negara.
”Anda bayangkan, nantinya ada 4 miliar pemirsa. Itu orang jelas mengetahui bagaimana (kemajuan) Indonesia,” kata Kalla.
Secara terpisah, pengamat olahraga Fritz Simanjuntak berharap pemerintah juga menjadikan Asian Games sebagai momentum untuk serius memperbaiki pengelolaan olahraga karena bisa berdampak pada perbaikan perekonomian.
”Lihat Jepang dan Korea Selatan yang bersama menggelar Piala Dunia 2002. Hasilnya bisa memacu akselerasi ekonomi Jepang dan Korsel yang kala itu didera krisis ekonomi,” ucapnya.
Direktur Eksekutif Institute for Development of Economic and Finance (Indef) Enny Sri Hartati menekankan pentingnya pemerintah mendesain agar Asian Games juga menjadi ajang ekonomi yang memberikan nilai tambah pada kepentingan nasional. Dalam konteks pemulihan pertumbuhan ekonomi, ajang berskala internasional itu berpotensi menjadi salah satu faktor penyangganya.
”Namun, untuk mengapitalisasi Asian Games agar tidak saja sebatas event olahraga, tetapi juga menjadi ajang yang memiliki efek ekonomi berantai, pemerintah harus mendesain sedemikian rupa. Masalahnya, sampai sekarang kita tidak melihat desain itu ada. Kalaupun ada, tidak terlihat eksekusinya di lapangan,” katanya.
Respons dunia usaha
Sebagian kalangan dunia usaha di Indonesia merespons positif dan berupaya memanfaatkan ajang Asian Games. Salah satunya, pelaku industri pariwisata yang berkolaborasi dengan Kementerian Pariwisata menggagas Visit Wonderful Indonesia 2018. Pelaku usaha memberi harga terbaik selama Asian Games, dengan target kunjungan 2,5 juta wisatawan mancanegara.
Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia Hariyadi Sukamdani menyatakan, dalam program itu butuh kerja sama erat antara pemerintah dan pelaku usaha, termasuk mendesain paket wisata ke luar wilayah Jakarta dan Palembang. ”Asian Games ini sayang kalau tidak dioptimalkan. Jangan sampai orang hanya sekadar datang melihat olahraga. Harus didesain agar mereka juga jalan-jalan dan berbelanja,” katanya.
Di sisi lain, Hariyadi menilai promosi Asian Games belum optimal. ”Kampanye (Asian Games) masih sangat kurang, baik di dalam negeri maupun luar negeri. Dalam konteks menggaet wisatawan mancanegara, kampanye tentunya dilakukan di luar negeri,” katanya.
Kalangan BUMN juga berupaya memanfaatkan peluang ekonomi dari ajang ini. Direktur Konsumer BRI Handayani mengatakan, BRI tidak hanya menjadi sponsor utama, juga mengembangkan sejumlah bisnis dengan memfasilitasi panitia, kontingen, dan ofisial membuka tabungan Britama dengan target 8.000 penabung. BRI juga menerbitkan kartu uang elektronik BRIZZI, kartu kredit, dan kartu debit berlogo Asian Games.
Bank Mandiri juga melihat nilai Asian Games sangat strategis untuk membentuk citra perusahaan. Sekretaris Perusahaan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Rohan Hafas mengatakan, hasil kalkulasi Bank Mandiri, exposure Asian Games jika dimonetisasi mencapai Rp 120 miliar.
Asian Games juga memberikan dampak positif bagi daerah. Gubernur Sumsel Alex Noerdin mengungkapkan, setidaknya ada tiga ruas jalan tol, dua Jembatan Musi, dan LRT yang dibangun di Palembang untuk mendukung Asian Games. Semua sarana itu disokong penyertaan modal APBN dan swasta, dengan total investasi Rp 80 triliun. ”Jika cuma mengandalkan APBD Sumsel, tentu tidak cukup,” ujarnya.
Persiapan Asian Games juga menjadi salah satu yang memberi dampak pada pertumbuhan ekonomi triwulan III-2017 di Sumsel yang mencapai 5,56 persen. Pertumbuhan ini lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan ekonomi nasional periode yang sama sebesar 5,06 persen. (DRI/LAS/HEN/RAM/DD15/IDR/HAR/WAS/WHY)