Ayatollah Ali Taskhiri: Dialog Itu Kebutuhan Manusia
Ayatollah Mohammad-Ali Taskhiri, selama ini dikenal sebagai salah seorang ulama terkemuka di Iran yang memiliki pandangan kuat tentang perlu dan pentingnya dialog, toleransi, saling menghormati sesama agama walau berbeda mazhab, dan saling menghormati antar-agama. Ulama dan diplomat kelahiran Najaf, Irak, pada tahun 1948 (ada yang menyebut tahun 1944) ini, sekarang menjabat sebagai Ketua Dewan Organisasi Pendekatan Antar Mazhab di Iran.
Pagi itu, Rabu (24/1/2018), kami menemuinya di kantornya di Teheran. Ulama sepuh itu menyambut kami dengan senyuman dan tatapan matanya yang memberikan rasa keteduhan, kedamaian. Satu per satu kami disalami dan bahkan dipeluk lalu dipersilakan duduk di sofa yang ada di kamar kerjanya.
Kamar kerja itu tidak begitu besar, panjang kira-kira 10 meter, dan lebar ruangan tidak sama: ada yang tiga meter, ada pula yang lima meter. Di meja depan sofa, sudah tersedia teh, air putih, jeruk serta pisang dan permen cokelat.
Berikut ini, sebagian wawancara kami dengan Ayatollah Taskhiri tentang bagaimana berbagai hal, mulai dari sistem politik di Iran, peta politik kawasan Timur Tengah, konflik yang tidak berkesudahan di kawasan Timur, hubungan antara Sunni dan Syiah, dan hubungan antara Indonesia dan Iran. Dibahas pula hubungan antar-agama serta perlunya dialog: dialog antar-mazhab dalam satu agama, dan dialog antar-agama.
“Dialog adalah sebuah kebutuhan manusia,” kata Ayatollah Taskhiri.
Apakah persoalan terbesar besar dewasa ini?
(Setelah menarik napas panjang, Ayatollah Taskhiri menjawab dengan suara yang lirih dan diucapkan secara pelahan, dengan bahasa Parsi yang kemudian diterjemahkan dalam bahasa Inggris)
Menurut saya, persoalan terbesar saat ini adalah ekstremisme. Ekstremisme muncul di mana-mana dalam berbagai rupa. Bila orang memandang dunia melalui kacamata seorang ekstremis, maka perspektif seperti itu yang akan memengaruhinya. Akibatnya, setiap keputusan dan dalam memandang setiap isu, setiap masalah pun selalu menggunakan perspektif ekstremis.
Yang sangat berbahaya dari tindakan ekstremis adalah, dengan mudah menyatakan seseorang yang tidak sehaluan disebut sebagai kafir. Karena itu, agama Islam menentang ekstremisme dalam segala macam bentuknya. Islam tidak toleran terhadap komunitas Muslim yang bersikap ekstrem.
(Ayatollah Taskhiri memberikan contoh ekstremisme dan radikalisme yang dilakukan oleh ISIS/NIIS. Mereka adalah kelompok yang sangat mudah menganggap orang lain yang tidak sepaham sebagai kafir dan harus disingkirkan. Mereka pun melakukan kejahatan di depan umum. Misalnya, memenggal kepala orang yang tidak sepaham. Ayatollah Taskhiri juga menyebut bagaimana beberapa waktu yang lalu, kelompok NIIS membakar hidup-hidup pilot pesawat tempur milik Yordania)
Islam menolak segala bentuk ekstremisme: ekstremisme nasionalistik, etnik, regional, bahasa, dan juga ekstremisme sektarian. Islam menolak semua itu. Salah satu yang sangat berbahaya, dari bentuk ekstremisme, adalah menganggap dirinya paling benar, sebagai yang paling beriman, sementara orang lain tidak demikian.
(Ia berhenti sejenak, karena telepon genggamnya berdering. Kerepotan ia mematikan dering telepon itu, dan baru bisa setelah dibantu oleh asistennya. Lalu, ia tersenyum dan melanjutkan penjelasannya)
Quran merekomendasikan bahwa umat Islam harus peduli pada setiap agama, pemeluk agama lain. Orang lain adalah saudara. Umat Islam harus terus berusaha untuk tetap berpegang teguh pada aturan, hukum Tuhan. Saya percaya bahwa semua ekstremis dan kelompok-kelompok Takfiri, termasuk dalam Kristen, Buddha, atau Muslim adalah irasional dan mereka akan segera hilang.
Apa manfaat dialog?
(Sesaat, ia menebarkan tatapan matanya kepada kami, baru kemudian menjawab pertanyaan itu). Lewat dialog, mereka yang terlibat saling meneguhkan dalam membangun komunitas yang cinta damai, saling menghargai, dan toleran. Sejarah memberikan contoh buruk komunitas yang tidak menghidupi nilai-nilai itu, seperti yang sudah saya contohkan tadi yakni kelompok NIIS yang tidak menghidupi nilai-nilai kemanusiaan.
Dialog adalah kebutuhan manusia. Kita semua berada di dalam satu perahu. Karena itu, kita harus saling berkolaborasi untuk membawa perahu itu ke tempat yang aman dan damai. Aman dan damai itu harus diupayakan, dan kalau sudah tercapai harus dipertahankan. Saya percaya bahwa persatuan Islam dan persatuan Islam dengan semua agama akan melahirkan perdamaian.
Dialog adalah kebutuhan manusia. Kita semua berada di dalam satu perahu. Karena itu, kita harus saling berkolaborasi untuk membawa perahu itu ke tempat yang aman dan damai.
Apa arti penting dialog antar-agama?
Dialog antar-agama adalah level kedua. Level pertama adalah, dialog kultural, dialog antar-budaya. Dan, ada dialog level ketiga yakni dialog antar mazhab dalam Islam. Adalah sangat penting semua mazhab bersatu (seperti yang dikatakan oleh Hans Kung, bahwa tidak ada perdamaian dunia tanpa perdamaian antaragama, tak ada perdamaian antaragama tanpa dialog antaragama, dan tak ada dialog antaragama tanpa mengkaji fondasi agama-agama).
Tak ada dialog antar-agama tanpa komunikasi antara pemimpin agama dan pemuka komunitas. Karena itu, dialog antar-agama sangat esensial bagi pemimpin agama dan pemuka masyarakat. Dialog tersebut harus dilakukan di atas fondasi kejujuran. Kejujuran untuk menerima adanya tidak hanya perbedaan melainkan perbedaan antar-agama. Akan tetapi, perbedaan itu tidak menjadi penyebab untuk tidak saling menghormati, untuk tidak saling mendukung.
Dialog antar-agama yang berbeda, sangat perlu dilakukan. Karena dialog itu adalah kebutuhan manusia. Tujuan dialog adalah untuk mencapai kebersamaan di antara agama kita dan mengupayakan langkah menuju terciptanya kerja sama praktis dan menjunjung tinggi kemanusian. Yang harus dilakukan umat beragama adalah bersama-sama, berkolaborasi mendukung upaya untuk menciptakan perdamaian dan penghormatan terhadap nilai-nilai kemanusiaan.
Apa arti penting dialog antar-para pemeluk agama?
Dialog antar-para penganut agama merupakan salah satu cara untuk mencegah kehancuran negara-bangsa yang masyarakatnya plural. Hal ini sangat penting bagi Indonesia. Selama ini, memang, Indonesia sudah menjadi role model bagi negara-negara lain, termasuk Iran, tentang bagaimana hubungan antar-agama. Karena itu, Iran sangat mengapresiasi apa yang dilakukan Indonesia dalam usaha menciptakan perdamaian. Iran dan Indonesia selalu saling mendukung dalam forum-forum perdamaian. Kita saling kirim delegasi untuk saling memahami.
Indonesia adalah penyelamat Islam. NU dan Muhamadiyah terus berusaha untuk memperlihatkan bahwa Islam adalah ramat il alamin, rahmat bagi seluruh umat manusia. Kami terus mengikuti perkembangan Indonesia.
Indonesia adalah penyelamat Islam. NU dan Muhamadiyah terus berusaha untuk memperlihatkan bahwa Islam adalah rahmatan lil \'alamin, rahmat bagi seluruh umat manusia. Kami terus mengikuti perkembangan Indonesia. Keduanya, NU dan Muhamadiyah, sangat penting bagi Indonesia, bagi keutuhan Indonesia.
Apa yang harus dilakukan bangsa Indonesia?
Pertama-tama, sampaikan salam saya kepada bangsa Indonesia. Saya berharap bahwa para ulama di Indonesia melakukan tugas dan kewajibannya sebaik-baiknya. Mereka harus berkolaborasi, bekerja sama dengan para pemimpin agama lain yang ada di Indonesia untuk menciptakan atmosfer yang menciptakan perdamaian. Ini amat penting bagi masa depan. Para ulama harus menciptakan koeksistensi damai, yang penuh dengan cinta sehingga akan menciptakan masa depan yang cemerlang bagi seluruh rakyat Indonesia.
Para ulama juga harus melaksanakan tugas sosial dan agama. Mereka harus membawa jalan kebenaran. Indonesia adalah negara yang plural. Keragaman, diversitas baik etnis maupun agama, merupakan hal yang tidak bisa ditolak, tidak bisa dibantah sudah given. Karena itu, hidup bersama, saling menghormati, dan toleran menjadi sesuatu yang harus diterima, bahkan dikembangkan. Di sini peran ulama, para pemimpin agama sangat penting.
Terus lakukanlah dialog. Setiap orang adalah saudara yang harus diperlakukan dengan baik. Dan, selamatkanlah kemanusiaan.
(Ayatollah Tashkiri, sambil tersenyum mempersilakan kami untuk minum teh dan makan jeruk dan pisang yang sudah tersedia).
Mengapa hingga kini dunia Arab sulit bersatu? Banyak contoh yang bisa dikemukakan, misalnya, yang terjadi Suriah juga di Yaman. Bahkan, antara Iran dan Arab Saudi juga tidak rukun?
Kami bersaudara. Kami memiliki banyak kesamaan. Agama kami sama. Kitab suci kami, sama. Memang ada perbedaan. Itu harus diakui. Tetapi, saya yakin, tidak ada yang mendorong untuk menciptakan perpecahan, untuk menciptakan permusuhan. Perbedaan dalam gagasan-gagasan, dalam ide-ide itu adalah normal, wajar. Kami semua memiliki tugas dan kewajiban yang sama yakni untuk mengusahakan persatuan dan kesatuan. Akan tetapi, mengapa kami bersaing, berkompetisi, bahkan kadang bersitegang.
Semua itu, sumber ketegangan, berasal dari luar. Akibatnya, ada negara yang berkelakuan tidak Islami. Ada negara yang hanya melaksanakan kepentingan dan keinginan negara lain di luar kawasan, seperti Amerika Serikat. Mereka melaksanakan kebijakan jahat di Lebanon, di Suriah, juga di Yaman. Apa yang kita lihat, orang-orang tidak berdosa dibunuh di negara-negara itu. Banyak kota dihancurkan.
Saya yakin, persoalannya bukan karena perbedaan antara Sunni dan Syiah.