LANSING, KAMIS — Larry Nassar, mantan dosen di sebuah perguruan tinggi dan dokter gimnastik di Michigan, Amerika Serikat, dijatuhi hukuman hingga 175 tahun penjara oleh pengadilan setempat, Rabu (24/1), setelah pemeriksaan saksi sekitar 160 perempuan selama sepekan.
Para saksi, yang semuanya perempuan itu, telah memberikan kesaksian soal pencabulan atau pelecehan seksual atas mereka selama bertahun-tahun dengan kedok perawatan medis.
”Saya baru saja menandatangani surat putusan (hukuman) mati Anda,” kata hakim Rosemarie Aquilina saat dia menjatuhkan hukuman seumur hidup kepada Nassar yang berusia 54 tahun di sebuah ruang sidang yang tegang di Lansing, Michigan, AS, Rabu waktu setempat.
Anda tidak pantas lagi melenggang di luar penjara. Saya sudah menandatangani surat putusan hukuman mati Anda.
”Anda tidak pantas lagi melenggang di luar penjara,” kata hakim saat Nassar, yang mengenakan seragam penjara, berdiri tanpa ekspresi di depannya dengan diapit dua pengacaranya, tentang putusan untuk menghukum Nassar selama 175 tahun di penjara.
”Anda berbahaya, Anda bahkan sangat berbahaya,” kata Aquilina. ”Ke mana pun Anda melangkah, Anda membawa kehancuran bagi orang-orang yang paling rentan.”
Beberapa menit menjelang vonis, Nassar sudah meminta maaf kepada para korbannya yang hadir mendengarkan pembacaan vonis oleh hakim.
Beberapa di antara korbannya ialah para pesenam peraih medali emas Olimpiade Rio de Janeiro pada 2016, yakni Simone Biles, Aly Raisman, Gabby Douglas, dan McKayla Maroney.
Selain itu, juga sejumlah perempuan atlet di Michigan State University, tempat Nassar bekerja.
”Apa yang saya rasakan jika dibandingkan dengan rasa sakit, trauma, dan penghancuran emosional yang Anda semua rasakan,” kata Nassar, menoleh ke beberapa perempuan yang menjadi korbannya.
”Tidak ada kata-kata yang tepat untuk menggambarkan kedalaman dan keluasan perasaan menyesal saya atas apa yang telah terjadi,” katanya.
Hakim mengingatkan kaum perempuan untuk mewaspadai praktik bejat yang berkedok senam kebugaran atau perawatan kesehatan.
Hakim Aquilina mencela permintaan maafnya. Aquilina membaca sebuah surat Nassar, terlepas dari pengakuan bersalahnya, bahwa dokter cabul itu mengaku telah memberikan perawatan medis yang sah. Oleh karena itu, permintaan maaf itu diremehkan hakim.
”Itu bukan perawatan, itu bukan masalah medis,” kata hakim tersebut. ”Saya tidak akan mengirim anjing saya untuk Anda, Tuan,” kata hakim sambil mengingatkan kaum perempuan untuk mewaspadai praktik bejat yang berkedok senam kebugaran atau perawatan kesehatan.
Dalam pemeriksaan yang amat emosional dan menyita perhatian selama sepekan terakhir itu telah hadir di pengadilan sekitar 160 perempuan.
Mereka bersaksi secara anonim mengenai rasa sakit hati yang terus mereka alami karena kekerasan seksual oleh Nassar.
Nassar yang memakai kacamata tertegun dan sesekali menyeka matanya dengan tisu saat satu per satu perempuan itu menyampaikan pernyataan yang mencemaskan tentang dampak dari perbuatan tidak senonohnya. (AFP/AP)