Menyelami Kelembutan Perempuan Pelukis Bijak
Geneviève Couteau (1925-2013) merupakan perempuan pelukis asal Perancis yang pernah berkarya di Bali. Sebagian besar karya Geneviève diilhami perjalanan hidupnya dalam mencari makna hidup.
Sekitar 70 karya Geneviève dipamerkan di Galeri Nasional Indonesia, Jalan Medan Merdeka Timur, Jakarta Pusat, pada 25 Januari hingga 14 Februari dengan tajuk ”Geneviève Couteau: The Orient and Beyond”.
Karya yang ditampilkan memiliki beragam gaya. Ada figuratif realis yang tergambar dalam lukisan berjudul ”Puppet Show Theater” yang dilukis dengan teknik cat minyak di atas kanvas.
Di sisi lain, Geneviève juga menghasilkan karya potret orang-orang yang ditemuinya. Salah satu lukisannya berjudul ”Ubud Woman” dilukiskan dalam bentuk sketsa pensil di atas kertas. Dalam lukisan tersebut, perempuan digambarkan sebagai sosok bersahaja yang menatap ke atas.
Jean Couteau, putra Geneviève, mengatakan, sosok yang memandang ke atas memiliki arti harapan seseorang pada kehidupan di masa depan. ”Ibu selalu melukis dengan memasukkan unsur spiritualitas dalam setiap karyanya,” kata Jean saat menjelaskan karya Geneviève, Rabu (24/1).
Geneviève merupakan pelukis yang suka berpindah-pindah tempat. Ketika di Laos, ia menyelami kehidupan masyarakatnya dan spiritualitas dari para biksu. Di Bali, ia melukis budaya lokal dan keindahan pemandangan di Ubud.
Selain di Asia Tenggara, ia juga melukis di Perancis dan Yunani. Namun, dalam pameran ini tidak ditampilkan karya Geneviève saat di Perancis dan Yunani.
Beberapa karya Geneviève mengandung unsur surealis dengan kekuatan warna pastel. Kurator pameran Eddy Soetriyono mengatakan, Geneviève merupakan seorang pelukis yang gemar memainkan kreativitasnya.
Menurut Eddy, Geneviève melukis dengan menggunakan otaknya sehingga semua konsep luluh dengan menggunakan kecerdasan visual.
Melalui mata batin, ia mampu menghadirkan jiwa yang lembut dalam setiap karyanya.
Geneviève dikenal suka bergaul dengan orang yang ditemuinya. Hal itu membuatnya mudah melebur dalam budaya lokal dan tidak menganggapnya lebih tinggi daripada orang yang ditemui.
Ia menghasilkan karya secara murni tanpa banyak berbicara tentang konsep.
”Pemaknaan konsep itu hadir melalui karya yang diciptakan Geneviève,” kata Eddy.
Filsafat
Lukisan karya Geneviève sarat dengan ilmu filsafat. Jiwa yang dihadirkan dalam lukisan Geneviève dapat dirasakan melalui penghayatan orang yang memandangnya.
Budayawan Mudji Sutrisno mengatakan, Geneviève melukis dengan menggunakan ekspresi pengalaman hidupnya. ”Ia memiliki proyeksi bayangan ke depan dengan warna yang khas,” kata Mudji.
Geneviève tidak hanya sekadar berteori dan menuangkan gagasannya dalam lukisan.
Ia masuk dalam kehidupan masyarakat sekitar, kemudian membuat sketsa di depan obyek sebagai bentuk refleksi hidup yang ia temukan.
Jean menceritakan, sketsa tersebut sebagai sarana Geneviève mengingat obyek yang dilihat olehnya.
Memori tersebut dikembangkan Geneviève ke dalam kanvas dan berkembang menjadi sebuah makna baru.
Kepala Galeri Nasional Tubagus Andre Sukmana mengatakan, Geneviève memiliki kemampuan teknik menggambar yang mumpuni, tetapi ia menuangkan gagasan baru dalam lukisannya di atas kanvas.
”Ia tidak hanya sekadar memindahkan obyek, tetapi juga mengolah dalam batinnya,” kata Tubagus.
Gagasan baru yang berasal dari refleksi hidup Geneviève dan tertuang dalam lukisannya dapat menjadi sarana komunikasi interpersonal.
Mudji mengatakan, Geneviève tidak hanya berbicara dengan dirinya sendiri, tetapi ia juga mengajak berkomunikasi dengan orang yang memandang karyanya.
”Lukisan Geneviève mampu berbicara dalam keheningan dan membawa penikmatnya larut dalam refleksi yang dituturkan melalui goresannya di atas kanvas,” kata Mudji.
Pengaruh Geneviève
Belum banyak masyarakat Indonesia yang mengenal Geneviève dibandingkan seniman Eropa lain yang pernah merantau ke Bali, seperti Walter Spies, Rudolf Bonnet, Le Mayeur, dan Blanco.
Namun, Geneviève dapat memperkaya khazanah seni rupa dunia yang terinspirasi dari kekuatan budaya timur.
Menurut Tubagus, Geneviève memiliki cara pandang yang mendalam terhadap keindahan budaya timur. Ia memiliki ciri khas warna yang tidak realis dan cenderung ekspresif dengan menggabungkan unsur impresionisme.
Geneviève dapat memadukan berbagai unsur gaya. Tubagus mengatakan, Geneviève dapat memperkaya sudut pandang, tema, dan tradisi seni rupa di Indonesia. Meskipun belum berpengaruh secara siginifikan karena tidak melahirkan sebuah gaya baru, karya Geneviève mampu menyeimbangkan budaya barat dan timur dengan kekuatan reflektifnya. (DD08)