JAKARTA, KOMPAS — Kericuhan antar-organisasi kemasyarakatan terjadi di tengah unjuk rasa di depan kantor Pemerintah Kota Bekasi, Kamis (25/1). Akibatnya, 20 anggota ormas luka-luka.
Kejadian ini berawal ketika ormas Gerakan Masyarakat Bawah Indonesia (GMBI) distrik Bekasi berunjuk rasa di depan kompleks kantor Pemerintah Kota Bekasi sekitar pukul 09.00. Setelah sekitar satu jam beraksi, muncul sekelompok orang dari dalam kompleks kantor pemerintah kota yang menentang aksi GMBI.
Menurut Kepala Subbagian Humas Polrestro Bekasi Komisaris Erna Ruswing, sekelompok orang itu berasal dari sejumlah ormas, antara lain Pemuda Pancasila (PP) dan Gerakan Inisiatif Siliwangi (Gibas).
Kepala Kepolisian Resor Metro Kota Bekasi Komisaris Besar Indarto mengatakan, provokasi antar-kedua pihak menjadi penyebab kericuhan ini. Indarto mengatakan, GMBI berorasi menyatakan ada dugaan penyimpangan di dinas pendapatan daerah (dispenda). ”Sementara kelompok satunya tidak setuju dengan yang disampaikan pihak seberang,” kata Indarto.
Kericuhan diawali lemparan botol air mineral dan berujung saling lempar batu. Kericuhan diredakan sekitar pukul 11.00 dengan bantuan 250 anggota kepolisian dan 500 anggota satuan polisi pamong praja (satpol PP). Pada pukul 15.00, situasi telah kondusif.
Dipulangkan
Akibat peristiwa ini, Erna mengatakan, 18 anggota GMBI dan dua anggota PP mengalami luka dan diberi perawatan di RSUD Chasbullah Abdulmadjid, Kota Bekasi. Semua korban luka telah dipulangkan.
”Kericuhan ini juga melukai tiga anggota Satpol PP Kota Bekasi,” kata Kepala Satpol PP Kota Bekasi Cecep Suherlan.
Massa ormas gabungan, menurut Indarto, sudah berada di dalam kompleks pemerintah kota ketika unjuk rasa dimulai. Mereka tidak melaporkan keberadaan mereka. ”Yang di dalam itu tidak demo dan tidak memberitahukan kepada kami. Itu yang akan kami kaji,” ujar Indarto.
Hal senada disampaikan Cecep Suherlan. ”Massa ormas gabungan seperti pengunjung biasa,” katanya.
Indarto mengatakan, selama dua hari ke depan, pihaknya akan memberikan pengamanan lebih di Kompleks Pemerintah Kota Bekasi.
”Polisi akan mengerahkan 400 personel Polres Bekasi serta meminta bantuan 90 anggota Brimob dan 90 personel Sabhara yang berasal dari Polda Metro Jaya,” katanya.
Polisi belum memastikan apakah kericuhan ini terjadi antar-pendukung calon yang akan berlaga di Pemilihan Kepala Daerah Bekasi pada Juni nanti. Polisi juga masih menyelidiki penyebab pasti bentrokan. (WAD/DD16/DD17)