Zidane di Ujung Tanduk
Posisi manajer Real Madrid Zinedine Zidane berada di ujung tanduk setelah Real Madrid tersingkir di perempat final Copa del Rey, Kamis (25/1) dini hari WIB. Kekalahan 1-2 dari Leganes di Stadion Santiago Bernabeu, Madrid, membuat ”Los Blancos” semakin tenggelam di percaturan sepak bola Spanyol musim 2017-2018.
Kekalahan itu membuat agregat gol Real Madrid dan Leganes menjadi 2-2. Namun, Leganes berhak lolos ke babak semifinal karena unggul produktivitas gol di kandang lawan.
Dengan tersingkir dari Copa del Rey, Madrid sudah hampir pasti tidak dapat merebut gelar apa pun di Spanyol. Madrid masih bertarung di Liga Spanyol dan menempati posisi keempat klasemen. Namun, Madrid terpaut 19 poin dari Barcelona yang memuncaki klasemen.
Dengan penampilan Barcelona yang stabil meraih kemenangan dan penampilan Madrid yang terus menurun, gelar juara La Liga hampir pasti lepas dari genggaman Madrid. Lepasnya dua peluang untuk meraih gelar pada musim ini membuat Zidane tahu diri mengenai posisinya.
”Saya bertanggung jawab untuk semuanya. Ini kegagalan saya. Ini adalah kegagalan besar. Saya manajer. Saya yang memilih tim dan saya melakukan banyak kesalahan. Tergantung pada saya untuk mencari solusi. Saya akan lanjut berjuang, bekerja, dan menemukan sesuatu yang diperlukan tim,” kata Zidane.
Beberapa pekan lalu, Zidane menandatangani perpanjangan kontrak sampai 2020. Namun, Zidane mengatakan, dirinya siap jika sewaktu-waktu dipecat dewan pemilik tim.
Penampilan Madrid tidak optimal dari awal musim sampai saat ini. Dari tujuh laga di semua kompetisi sejak awal 2018, Madrid hanya menang 3 kali, kalah 2 kali, dan imbang 2 kali.
Dengan penampilan tim utama yang tidak stabil, Zidane memainkan tim lapis kedua untuk menghadapi Leganes pada laga kedua perempat final. Kerja sama yang belum padu dan penyelesaian akhir yang lemah membuat Madrid bisa mendominasi laga, tetapi sulit mencetak gol dan memiliki banyak lubang di lini pertahanan.
Kondisi itu dimanfaatkan Leganes untuk mencetak dua gol melalui Javier Eraso dan Gabriel. Gol balasan dari Karim Benzema tidak dapat mencegah Madrid dari kekalahan memalukan.
Jika Zidane tetap dipertahankan sampai saat ini, nasibnya dapat kembali di ujung tanduk pada babak 16 besar Liga Champions. Jika Madrid kalah dari Paris Saint Germain dan peluang mereka meraih gelar akan tertutup total, kemungkinan pemecatan Zidane bakal membesar.
Taktik terkuak
Zidane sempat dikenal memiliki ”sihir” karena mampu mengubah Madrid yang dalam keadaan krisis saat ditinggal Rafael Benitez pada Januari 2016 menjadi juara Liga Champions 2015-2016. Bahkan, Madrid meraih delapan gelar juara dalam dua tahun kepelatihan Zidane.
Namun, kini ”sihir” itu tidak lagi manjur untuk menghadapi klub-klub Spanyol. Banyak klub sudah membaca kelebihan dan kekurangan taktik yang dirancang Zidane.
Gaya bermain mengurung pertahanan lawan yang diandalkan Zidane dapat dipatahkan dengan pertahanan berlapis dan kiper yang bekerja ekstra keras. Ketiadaan penyerang keempat yang tajam dan sering cederanya Gareth Bale dan Karim Benzema membuat lini depan Madrid tak lagi menakutkan.
Cristiano Ronaldo lebih mudah dikepung dan tidak diberi ruang tembak jika Bale atau Benzema cedera. Hal itu yang membuat produktivitas gol Ronaldo menurun drastis.
Saat Madrid masih memiliki Alvaro Morata, absennya Bale atau Benzema tidak terlalu menjadi masalah. Beban bagi Ronaldo dapat dibagi dengan Morata.
Pemain baru
Grafik Madrid yang selalu menurun itu dapat diatasi jika Madrid menggaet mesin gol baru pada bursa transfer Januari. Masalahnya, usaha para pemburu pemain bintang dari Madrid belum memperlihatkan hasil bagus.
Mohamed Salah dan Neymar dikabarkan sedang didekati Madrid. Namun, belum ada tanda-tanda keduanya mau pindah ke Madrid.
”Los Blancos” memerlukan setidaknya dua penyerang baru yang berkualitas bintang. Satu penyerang bertipe mesin gol, seperti Luis Suarez atau Sergio Aguero. Satu penyerang lagi yang dapat menjadi penyedia umpan di kotak penalti dan pengalih perhatian bek.
Peran Karim Benzema dan Gareth Bale perlu diganti karena keduanya sudah sulit diandalkan. Cedera yang berulang membuat Madrid perlu memikirkan penyerang yang berpengalaman dan tidak rentan dengan cedera.
Peran Karim Benzema dan Gareth Bale perlu diganti karena keduanya sudah sulit diandalkan.
Jika lini depan lebih tajam, beban dua bek sayap Madrid untuk membantu serangan tidak seberat saat ini. Seusai memasok umpan, mereka dapat mundur ke posisi awal.
Hal itu penting untuk mencegah adanya lubang di pertahanan Madrid. Selama ini, posisi bek sayap yang ditinggal maju menjadi celah bagi lawan untuk menyerang balik Madrid. Hal itu terlihat jelas saat Madrid kalah 0-3 dari Barcelona, akhir Desember lalu.
Di sisi lain, Madrid juga perlu menambah bek tengah yang kuat. Penambahan bek tengah itu penting untuk memperkuat pertahanan dan mencegah Madrid kebobolan pada situasi genting. (AFP/Reuters)