Momen Kebangkitan Tunggal Putra
JAKARTA, KOMPAS — Gedung Olahraga Istora Senayan, di kompleks Gelora Bung Karno, Jakarta Pusat, bergemuruh saat final turnamen bulu tangkis Daihatsu Indonesia Masters 2018, Minggu (28/1). Dari empat sektor final, tim ”Merah Putih” mengantongi dua gelar juara dari tunggal putra Anthony Sinisuka Ginting dan ganda putra Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon.
- English Version: A Moment of Resurgence for Men\'s Singles
Anthony juara setelah menaklukkan Kazumasa Sakai (Jepang), 21-13, 21-12. Ini gelar pertama tahun ini, sekaligus gelar pertama Anthony yang diraih sebagai pemain tuan rumah. Pemain berusia 21 tahun itu sudah dua kali mencapai final turnamen Super Series. Tahun lalu, dia menjadi juara Korea Terbuka setelah mengalahkan sesama pemain pelatnas, Jonatan Christie.
”Saya bersyukur bisa menjadi juara. Ini sungguh di luar prediksi. Saya diuntungkan dengan kehadiran penonton di Istora. Penonton membuat saya tambah semangat,” kata Anthony.
Terakhir kali Indonesia mendapat gelar tunggal putra Indonesia Masters pada 2015 melalui Tommy Sugiarto. Ketika itu, level Indonesia Masters masih Grand Prix Gold atau berada pada tingkat ketiga dalam struktur turnamen Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF). Kini, Indonesia Masters termasuk dalam level Super Series, tetapi pada level empat World Tour BWF.
Pelatnas PBSI mengirimkan empat wakil tunggal putra pada Indonesia Masters 2018. Selain Anthony, ada Jonatan Christie, Ihsan Maulana Mustofa, dan Firman Abdul Kholik.
Pelatih tunggal putra Indonesia, Hendry Saputra Ho, mengatakan, kemenangan Anthony merupakan momentum kebangkitan tunggal putra. ”Sudah lama Indonesia tidak punya tunggal putra yang kuat. Setelah juara di Korea, Anthony menunjukkan permainan yang konsisten hingga kembali menjadi juara di Indonesia,” kata Hendry.
Menurut Hendry, dibandingkan pemain tunggal lainnya, Anthony unggul dalam menghadapi tekanan. Dia bermain konsisten, baik secara teknik, fisik, maupun mental. Dia tidak takut saat berhadapan dengan lawan yang berstatus unggulan, termasuk juara Olimpiade Rio de Janeiro 2016, Chen Long. Anthony tampil mati-matian. Dia harus jatuh bangun untuk mengembalikan kok saat menundukkan pemain China itu pada perempat final.
”Ke mana pun bola pergi, Anthony mengejar,” ujar Hendry.
Selanjutnya, bersama tiga tunggal putra lainnya, Anthony akan menjalani babak kualifikasi Piala Thomas di Alor Setar, Malaysia, 6-11 Februari.
Awal kerja keras
Gelar juara yang diraih Anthony menjadi oase bagi Indonesia, yang selama ini terlalu bergantung kepada Kevin/Marcus untuk meraih gelar. Ganda putra nomor satu dunia itu, kemarin, meraih gelar pertama di 2018 dengan menundukkan peringkat kedua dunia, Li Junhui/Liu Yuchen (China), 11-21, 21-10, 21-16. Sejak musim lalu, Kevin/Marcus meraih enam kemenangan berturut-turut atas Li/Liu.
”Saya senang bisa menang di Indonesia. Banyak yang berharap kami jadi juara,” kata Kevin.
Kini, Kevin/Marcus mendapat tantangan mempertahankan posisi di peringkat satu dunia serta menyamai atau bahkan melebihi tujuh gelar juara turnamen berlevel Super Series/Premier yang mereka raih pada 2017.
Menurut Marcus, pencapaian di Indonesia Masters menjadi awal kerja keras mempertahankan peringkat satu. ”Sebagai pemain, kami selalu ingin menang. Kami berusaha tahun ini untuk mempertahankan peringkat nomor satu dunia,” katanya.
Pelatih ganda putra pelatnas bulu tangkis Herry Iman Pierngadi, Rabu lalu, mengatakan, turnamen-turnamen pada awal 2018 akan menjadi tes bagi Kevin/Marcus. Herry ingin melihat apakah ganda yang bergabung sejak 2015 itu masih memiliki motivasi besar untuk juara setelah meraih prestasi mengejutkan pada 2017.
”Tahun lalu, sangat terlihat bahwa mereka adalah pemain yang selalu haus untuk menang. Saya ingin melihat itu pada awal tahun ini, apakah mereka masih memiliki motivasi yang sama atau tidak,” kata Herry.
Wakil Indonesia di final lainnya, Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir, kalah dari Zheng Siwei/Huang Yaqiong (China) 14-21, 11-21. Ganda putri Greysia Polii/Apriani Rahayu juga kalah dari Misaki Matsutomo/Ayaka Takahashi (Jepang), 17-21, 12-21.
Di tunggal putri, Tai Tzu Ying (Taiwan) juara setelah mengalahkan Saina Nehwal (India), 21-9, 21-13. (IYA/DNA)