Proyek Laut untuk Pariwisata, Aksesibilitas, dan Harga Komoditas
Oleh
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — PT Pelindo III akan berinvestasi dalam beberapa proyek besar sepanjang tahun 2018 dengan nilai investasi mencapai Rp 12 triliun.
Proyek-proyek itu antara lain pembangunan terminal kapal pesiar di Benoa, Bali, serta pembangunan jalan layang dan integrated container mover di Teluk Lamong, Jawa Timur. Tujuan pembangunan adalah mendorong pariwisata, aksesibilitas, dan penurunan harga komoditas.
Pelindo III bergerak dalam jasa layanan operator terminal pelabuhan. Pelindo III mengelola 43 pelabuhan dengan 16 kantor cabang yang tersebar di Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Selatan.
Direktur Utama PT Pelindo III Gusti Ngurah Askhara Danadiputra, yang biasa disapa Ari Askhara, menyatakan, pemerintah ingin mencapai target kunjungan wisatawan hingga 20 juta orang.
Penyediaan fasilitas terminal penumpang kapal pesiar dan kompleks marina bertaraf internasional dibutuhkan.
Oleh karena itu, penyediaan fasilitas terminal penumpang kapal pesiar dan kompleks marina bertaraf internasional dibutuhkan.
Infrastruktur Pelabuhan Benoa, terutama alur pelayaran serta kolam dan dermaga, disiapkan untuk menerima kapal pesiar dengan ukuran panjang lebih dari 300 meter yang mengangkut hingga 5.000 penumpang. Proyek ditargetkan selesai Oktober 2018.
Saat ini, jumlah kunjungan kapal pesiar meningkat dari tahun ke tahun. Pada 2017, jumlahnya menjadi 116 call dibandingkan dengan tahun lalu sebanyak 108 call.
”Pembangunan akan berefek pada industri yang ada di daerah itu,” kata Ari dalam kunjungan bersama jajaran direksi Pelindo III ke Redaksi Harian Kompas, di Jakarta, Selasa (30/1). Pembangunan menghabiskan dana Rp 1,7 triliun.
Pelabuhan di Benoa akan menjadi pelabuhan kapal persiar pertama dan terbesar di dunia. Selain itu, Pelindo III juga sementara membangun Wisata Marina Boom di Banyuwangi, Jawa Timur, dan Pelabuhan Gilimas, Nusa Tenggara Barat.
Menghabiskan dana investasi Rp 1,3 triliun, Pelindo III berharap jalan layang dapat meningkatkan aksesibilitas darat serta memperlancar arus lalu lintas lokal, regional, dan nasional.
Proyek strategis nasional lainnya adalah pembangunan jalan layang di Teluk Lamong, Jawa Timur. Pembangunan proyek dengan panjang jalan sekitar 2,4 kilometer itu direncanakan mulai pada Maret 2018 dan selesai Desember 2019.
Menghabiskan dana investasi Rp 1,3 triliun, Pelindo III berharap jalan layang dapat meningkatkan aksesibilitas darat serta memperlancar arus lalu lintas lokal, regional, dan nasional.
”Ini merupakan flyover pertama yang menggunakan teknologi komposit baja dan beton di Indonesia. Konstruksi bisa tahan selama 200 tahun,” ujar Ari.
Pelindo III juga akan membangun integrated container mover (ICM). ICM adalah transportasi peti kemas di atas laut. ICM diharapkan dapat mengurangi kemacetan di sekitar Pelabuhan Tanjung Perak, Jawa Timur, sampai Gresik.
Terminal-terminal barang yang akan dihubungkan adalah Super Depo Terminal Teluk Lamong, Terminal Peti Kemas Surabaya, Terminal Berlian, dan Terminal Nilam.
ICM akan diintegrasikan dengan kereta api melalui reaktivasi rel ke pelabuhan dan stasiun induk. ”Jika menggunakan truk, biaya mencapai Rp 1 juta, tetapi dengan ICM dapat menjadi Rp 350.000 sekali jalan,” ujar Ari.
Dengan demikian, harga komoditas dapat turun karena biaya transportasi dan waktu tempuh dapat ditekan.
Selain biaya, waktu tempuh juga berkurang dari 5-6 jam menjadi 20 menit sekali jalan. Dengan demikian, harga komoditas dapat turun karena biaya transportasi dan waktu tempuh dapat ditekan.
Direktur Teknik dan Teknologi Informasi Pelindo III Husein Latief menuturkan, penggunaan ICM tidak bermaksud untuk mengurangi tenaga kerja manusia. ”Ini lebih mengenai masalah keselamatan pekerja karena di lapangan berbahaya,” lanjutnya.
Ia menambahkan, Pelindo III juga telah mengantongi izin analisis mengenai dampak lingkungan (amdal) dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk reklamasi di Teluk Lamong seluas 380 hektar. Adapun izin luas lahan yang diberikan seluas 500 hektar. (DD13)