Gempa Bumi Berkekuatan 3,7 SR Guncang Bangka Barat
Oleh
Rhama Purna Jati
·2 menit baca
BANGKA BARAT, KOMPAS — Gempa dengan kekuatan 3,7 skala Richter mengguncang Kabupaten Bangka Barat, Provinsi Bangka Belitung Selasa (30/1). Walau tidak menimbulkan kerusakan, guncangan menimbulkan kepanikan warga. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bangka Belitung akan melakukan pemeriksaan untuk melihat dampak kerusakan yang terjadi setelah gempa.
Berdasarkan data Badan Meterologi, Klimatologi, dan Geofisika, pusat gempa terjadi 71 km barat laut Sungai Liat dengan kedalaman 10 km. Kepala Bidang Informasi Gempa Bumi dan Peringatan Dini Tsunami BMKG Daryono mengatakan, dampak gempa yang dilaporkan masyarakat menunjukkan bahwa gempa ini memicu guncangan dengan skala intensitas II-III MMI.
Gempa yang dirasakan warga Bangka Barat ini berlangsung cepat. Meski demikian, masyarakat yang merasakan sempat kaget dengan guncangan yang dirasakan. Beberapa warga berlarian berhamburan ke luar rumah untuk menyelamatkan diri. Namun, hingga saat ini belum ada laporan kerusakan rumah.
Daryono mengatakan, ditinjau dari lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, tampak bahwa gempa ini dipicu adanya aktivitas sesar lokal. Pada 27 Januari 2017 pernah terjadi gempa dengan dengan kekuatan 4,1 SR.
Ada sesar aktif
Melihat aktivitas yang berulang ini, kata Daryono, tampaknya terdapat struktur sesar aktif di lepas pantai utara Kabupaten Bangka Barat. Daryono mengatakan, gempa bumi ini cukup unik dan menarik untuk dikaji lebih lanjut karena wilayah Bangka dan sekitarnya terletak di zona dengan tingkat aktivitas seismisitas rendah.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Pangkal Pinang Mikron Antariksa, saat dihubungi Selasa malam, menjelaskan, gempa yang terjadi menimbulkan kepanikan. ”Warga berhamburan keluar rumah karena kejadian gempa sangat jarang terjadi,” ujarnya.
Mikron mengatakan, pihaknya akan menerjunkan tim untuk memeriksa dampak yang ditimbulkan oleh gempa. Selain itu, pihaknya juga akan mengadakan langkah mitigasi bencana dengan menggelar simulasi, terutama di kawasan pesisir, dan menyiapkan perlengkapan tanggap bencana di wilayah tersebut. ”Dengan persiapan yang cukup, diharapkan masyarakat akan lebih siap saat bencana datang,” kata Mikron.