LONDON, KAMIS — Tottenham Hotspur merusak rekor sempurna Manchester United. Lima kemenangan beruntun ”Setan Merah” sepanjang 2018 terhenti setelah dibekap Spurs 0-2 dalam laga Liga Inggris di Stadion Wembley, Kamis (1/2) dini hari WIB. Kekalahan itu memperpanjang rekor buruk MU di London.
Setan Merah datang ke markas Spurs di London dengan kepercayaan diri tinggi. Sebelum laga itu, mereka mengemas nilai sempurna sepanjang tahun ini tanpa kebobolan satu gol pun. Mereka juga mendapatkan amunisi baru, yaitu Alexis Sanchez. Selain itu, untuk pertama kali dalam tiga duel terakhir kedua tim, MU diperkuat bintangnya, Paul Pogba.
Namun, tingginya kepercayaan diri itu berbuah ”blunder” MU. Mereka sepertinya lupa, Spurs adalah tim yang agresif dan sangat sulit ditaklukkan di London. Tak ayal, Setan Merah langsung tersengat begitu peluit pertama wasit dibunyikan. Laga baru berjalan 15 detik, kiper MU, David de Gea, sudah dipaksa memungut bola berkat serangan cepat yang dituntaskan gelandang Spurs, Christian Eriksen.
Namun, upaya MU membalikkan situasi, atau setidaknya mengatasi ketertinggalan, terganjal sistem permainan mereka di laga itu. Di luar dugaan, Manajer MU Jose Mourinho memainkan lebih banyak pemain bertipe ofensif di laga itu. Empat penyerang, yaitu Sanchez, Romelu Lukaku, Anthony Martial, dan Jesse Lingard, diturunkan bersamaan. Formasi 4-2-3-1 MU itu hanya menyisakan satu gelandang, yaitu Nemanja Matic, yang memiliki karakter defensif.
Padahal, pada laga-laga sebelumnya saat menghadapi tim-tim big six di Liga Inggris lainnya, seperti menghadapi Arsenal dan Chelsea, Mourinho lebih memilih taktik defensif, yaitu dengan pakem 5-3-2. Taktik yang berbuah kemenangan 3-1 atas Arsenal pada Desember lalu itu juga jitu saat diterapkan menghadapi Spurs dalam duel sebelumnya di Old Trafford. MU ketika itu menang 1-0.
Pogba menghilang
Tak ayal, minimnya pemain bertipikal defensif di laga itu membuat MU nyaris selalu tertekan di laga ini. Mereka kesulitan mengalirkan bola ke depan karena kalah penguasaan bola di lini tengah. Pogba, yang selama ini menjadi kreator dan otak permainan Setan Merah, seolah menghilang di laga ini karena ditugasi sebagai gelandang bertahan menemani Matic.
Celakanya, Pogba sangat buruk dalam bertahan, nyaris selalu gagal melakukan tekel atau merebut bola dari lawan. Ia terpantau sering keluar dari posnya dan gagal menandingi kecepatan barisan gelandang energik dan lincah Spurs, seperti Eriksen dan Dele Alli.
Gawang Setan Merah pun akhirnya kembali kebobolan pada menit ke-28. Tekanan hebat dan serangan bergelombang dari Spurs membuat barisan pertahanan MU gugup dan berujung gol bunuh diri bek Phil Jones.
Laga itu mempertegas inferioritas Setan Merah atas Spurs di London pada dekade ini. MU tidak pernah menang dalam enam lawatan terakhirnya ke markas Spurs. Mereka bahkan selalu kalah dalam tiga kunjungan terakhir. Terakhir kali Setan Merah menang atas Spurs di London pada Maret 2012. Saat itu, MU masih ditangani peletih legendaris Sir Alex Ferguson.
Akibat kekalahan itu, MU kian tertinggal dari pemuncak klasemen, Manchester City. Mereka kini terpaut 15 poin dari City yang pada saat yang sama mencukur West Bromwich Albion 3-0 di Stadion Etihad.
”Tidak wajar kami kebobolan dalam waktu 15 detik. Ini sungguh konyol mengingat para pemain (MU) sudah menganalisis kekuatan lawan, bagaimana dinamika serangan mereka,” ujar Mourinho gusar.
Tidak wajar kami kebobolan dalam waktu 15 detik. Ini sungguh konyol mengingat para pemain (MU) sudah menganalisis kekuatan lawan, bagaimana dinamika serangan mereka.
Mourinho enggan disalahkan terkait taktiknya di laga ini. Ia justru menyalahkan para pemain yang dinilainya tidak menjalankan instruksinya. Itu salah satunya dilakukan Pogba yang tertatih-tatih melakukan tugas melindungi pertahanan. Di tengah laga itu, Pogba diceramahi panjang oleh Mourinho sebelum ditarik keluar pada menit ke-63.
Terkejut
Manajer Tottenham Hotspur Mauricio Pochettino memuji kinerja para pemainnya yang tanpa lelah bermain menekan dan nyaris tidak memberikan ruang bagi MU untuk menyerang. Namun, ia mengaku terkejut dengan gol cepat Eriksen.
”Christian adalah pemain penting bagi kami. Dia adalah pemain yang mampu menggerakkan pemain-pemain lainnya. Kami merindukannya saat absen,” ujar Pochettino.
Adapun Eriksen tidak menyangka mampu mencetak gol secepat itu. ”Rasanya sedikit aneh mencetak gol lewat sentuhan pertama di laga,” ujarnya.
Pada laga lain, Manchester City melanjutkan keperkasaannya. Mereka melumat West Bromwich, tim yang sebelumnya menyingkirkan Liverpool di Piala FA. Kemenangan ”The Citizens” tercipta berkat penampilan cemerlang Kevin de Bruyne. Ia menyumbang satu gol dan satu asis. Dua gol lain dicetak gelandang Fernandinho dan striker Sergio Aguero. (AP/AFP)