Rekor Dunia Diukir oleh Para ”Raksasa” Panik
LONDON, KAMIS- Musim dingin tahun lalu, Manajer Arsenal Arsene Wenger masih teguh pada pendiriannya, tidak akan mencari cara instan dengan berburu pemain bintang. Setahun berlalu, Arsenal menjelma menjadi salah satu tim terboros di Liga Inggris menyusul kedatangan striker berkelas dunia, Pierre-Emerick Aubameyang.
Kehadiran Aubameyang ke Inggris, dengan nilai transfer 56 juta pound atau Rp 1,05 triliun, tak kalah hebohnya dengan fenomena astronomi, gerhana bulan super darah biru, Rabu (31/1). Saat orang berduyun-duyun menonton fenomena langka itu, klub-klub raksasa di Liga Inggris, seperti Arsenal dan Chelsea, cemas menanti kepastian transfer pemain di hari terakhir, Rabu.
Kedatangan Aubameyang ke Arsenal, yang dibarengi kepindahan Olivier Giroud ke Chelsea, melengkapi rekor baru transfer pemain di Liga Inggris. Sepanjang Januari lalu, klub-klub Liga Inggris mencatatkan nilai transaksi pemain sebesar 450 juta pound atau Rp 8,5 triliun.
Nilai transfer itu naik dua kali lipat dari periode sama di musim lalu, yaitu 210 juta pound atau Rp 4 triliun. Liga Inggris seolah mengalami rebound, kembali menjadi pusat perhatian dunia seusai kehilangan salah satu pesohornya, Philippe Coutinho, yang hijrah dari Liverpool ke raksasa Liga Spanyol, Barcelona.
Kehadiran Aubameyang, yang dikenal sebagai salah satu striker terbaik dunia saat ini, serta para pemain top lainnya seperti Lucas Moura (dari Paris Saint-Germain ke Tottenham Hotspur), menjadi penegas pesona Liga Inggris yang belum sirna, bahkan menguat.
Nilai transaksi pemain di Liga Inggris pada Januari lalu adalah yang tertinggi di Eropa, bahkan dunia. Sebagai perbandingan, Liga Spanyol yang menempati peringkat kedua hanya mencatatkan transaksi Rp 4,7 triliun atau separuh dari perputaran uang pemain baru di Liga Inggris. Adapun Liga Jerman, yang berada di peringkat ketiga, hanya mengukir transaksi total Rp 1,1 triliun atau seperdelapan dari Inggris.
Hal menariknya, tidak seperti tahun-tahun sebelumnya sepanjang dekade ini, geliat transfer di Inggris itu justru disumbangkan tim-tim mapan, seperti Arsenal, Manchester City, dan Liverpool.
Pada musim-musim sebelumnya, geliat transfer di awal tahun umumnya lebih dipicu klub-klub papan bawah. Mereka menambah amunisi guna menyelamatkan diri dari ancaman degradasi.
Arsenal, misalnya, rela mengukir rekor transfer mereka dengan memboyong Aubameyang. Mantan striker Dortmund yang mengemas total 141 gol di hanya 213 laga Liga Jerman itu menjadi pemain termahal Arsenal sepanjang sejarah.
Padahal, di musim panas lalu, ”The Gunners” sempat mengukir rekor serupa dengan membeli Alexandre Lacazette seharga 52,7 juta pound atau Rp 1 triliun. Banyak pihak menilai, ini kebijakan panik dari Arsenal, tim yang saat ini tertahan di peringkat keenam Liga Inggris.
Mereka mendatangkan Aubameyang dan mantan partnernya di Dortmund, Henrikh Mkhitaryan, pada musim dingin ini guna mengejar target finis empat besar di Liga Inggris. Absennya mereka di Liga Champions, seperti dialami musim ini, berakibat hilangnya pendapatan 50 juta pound atau Rp 954 miliar.
”Klub-klub Liga Inggris memanfaatkan peluang untuk menyegarkan skuat mereka di bulan Januari ini sebelum menjalani fase yang menentukan di musim ini,” ungkap Dan Jones, analis ekonomi sepak bola dari lembaga keuangan dunia, Deloitte.
Selain Arsenal, yang sebelumnya dikenal irit dalam berbelanja pemain, City dan Liverpool juga memecahkan rekor masing-masing. City mendatangkan Aymeric Laporte, bek muda Athletic Bilbao, senilai 57 juta pound atau Rp 1,07 triliun guna memperkuat lini belakang demi mengejar target quadruple atau empat trofi sekaligus di musim ini.
City kini berada di jalur rekor, yaitu menjadi klub Inggris pertama yang mampu meraih empat trofi dalam semusim. Mereka kini berada di final Piala Liga, babak 16 besar Liga Champions dan Piala FA, serta hanya tinggal menunggu waktu menjadi kampiun Liga Inggris.
Hanya Manchester United, klub di Liga Inggris, yang pernah hampir mengukir rekor itu, yaitu dengan tiga gelar di musim 1998 - 1999. ”Agar bisa bermain di level tertinggi di empat kompetisi sekaligus, Anda membutuhkan 22 pemain top,” ujar Manajer Manchester City Pep Guardiola.
Menjadi jawaban
Seolah tidak mau kalah, ”The Reds” juga bergeliat dengan mendatangkan bek tengah Virgil van Dijk seharga 75 juta pound atau Rp 1,4 triliun dari Southampton. Pemain yang mengukir rekor sebagai bek termahal sepanjang sejarah itu diharapkan bisa menjadi jawaban dari masalah buruknya kinerja lini pertahanan Liverpool tiga musim terakhir.
Pemain termahal Liverpool itu didatangkan dengan harapan The Reds dapat finis di empat besar Liga Inggris dan melangkah jauh di Liga Champions. Serupa City, mereka juga melaju ke 16 besar Liga Champions.
Lini serang Liverpool adalah salah satu yang paling garang di Liga Champions musim ini, mengemas 23 gol dari enam laga. Produktivitas itu hanya kalah dari ”bomber” Paris Saint-Germain yang mengemas 25 gol.
Di sisi lain, pertahanan Liverpool dikenal sangat rapuh. Gawang mereka kebobolan 29 kali dari 25 laga di Liga Inggris. Angka kebobolan itu adalah yang terbesar di antara lima tim teratas lainnya di Liga Inggris.
Namun, seperti pembelian panik lainnya, kehadiran Van Dijk dinilai belum tentu menyelesaikan masalah di pertahanan Liverpool. Jamie Carragher, bek legendaris Liverpool, menilai, masalah pertahanan The Reds lebih serius dari sekadar ketiadaan bek tangguh seperti Van Dijk.
Itu dibuktikan dari kekalahan Liverpool atas Swansea dan West Bromwich Albion di dua laga pada akhir Januari lalu. Van Dijk tampil di kedua laga itu. ”Masalahnya ada pada sistem (permainan). Liverpool di bawah (Manajer) Juergen Klopp tidak tegas menerapkan pola pertahanan, antara sistem zonasi atau penjagaan orang ke orang,” ujarnya.
Dilema strategi menyusul kehadiran pemain baru pun dialami Manchester United. Manajer MU Jose Mourinho sempat bingung menentukan materi pemainnya, khususnya barisan penyerang, setelah kehadiran Alexis Sanchez dari Arsenal.
Mereka pun dibekap Tottenham Hotspur 0-2, Kamis (1/2) dini hari. ”Itu memang dilema. Tapi, setidaknya kami punya pilihan,” ujar Mourinho.
(AFP/BBC/JON)