Proyek Rel Dwiganda Dievaluasi
JAKARTA, KOMPAS — Evaluasi dilakukan terhadap proyek pengerjaan rel dwiganda di Jatinegara, Jakarta Timur, setelah jatuhnya alat berat peluncur gelagar (girder) yang menewaskan empat pekerja. Kejadian ini adalah insiden ketiga dalam proyek konstruksi transportasi di Jakarta dalam dua bulan terakhir.
Menurut laporan yang diterima Kepolisian Sektor Jatinegara, kecelakaan itu terjadi pada pukul 05.00. Saat itu, lima pekerja proyek sedang menaikkan alat berat peluncur gelagar.
- English Version: Work on Double-Track Railway Project under Review
Dudukan peluncur itu berada pada posisi yang kurang pas setelah didudukkan di atas pilar. Kemudian bantalan peluncur jatuh menimpa empat pekerja yang membantu menaikkannya. Dari lima pekerja itu, empat pekerja tewas akibat tertimpa bantalan dari besi. Satu pekerja lagi menderita luka ringan.
Musibah terjadi pada paket A proyek rel dwiganda Manggarai-Cikarang. Paket A mencakup pengerjaan rel dwiganda antara Stasiun Manggarai dan Jatinegara.
Sebelumnya, kecelakaan serupa terjadi saat gelagar kotak (box girder) Tol Depok-Antasari ambrol pada 2 Januari dan tidak ada korban jiwa. Kemudian gelagar kereta ringan (LRT) di Kayu Putih, Jakarta Timur, ambrol pada 22 Januari yang menyebabkan lima pekerja terluka.
Sekretaris Jenderal Kementerian Perhubungan Sugihardjo mengatakan, evaluasi dilakukan dari dua sisi, yaitu dari konstruksi dan sumber daya manusia (SDM) serta jam kerja mereka. Evaluasi konstruksi dan pelaksanaannya akan dilakukan Komisi Keselamatan Konstruksi (KKK). Evaluasi sisi SDM terkait jam kerja dan kelelahan oleh Bina Pengawas Tenaga Kerja Kementerian Ketenagakerjaan.
Evaluasi mulai dilakukan di lapangan pada Senin (5/2). Pengerjaan proyek rel dwiganda dihentikan sementara hingga evaluasi itu selesai. Evaluasi melibatkan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT). Sebab, meskipun bukan merupakan kecelakaan transportasi, konstruksi yang dibangun digunakan untuk infrastruktur transportasi. ”KNKT bisa memberi masukan sesuai keahliannya untuk KKK,” katanya di Instalasi Forensik Rumah Sakit Polri Sukanto di Kramatjati, Jakarta Timur, Minggu (4/2).
Menurut Sugihardjo, koordinasi langsung dilakukan pada Minggu siang dengan para pelaksana proyek rel dwiganda. Mereka adalah Direktur Keselamatan Perkeretaapian dan Direktur Prasarana Perkeretaapian dari Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kemenhub, staf ahli dari Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), serta PT Hutama Karya, selaku kontraktor proyek.
Sugihardjo mengatakan, faktor penyebab kecelakaan masih dalam penyelidikan kepolisian. Empat korban tewas adalah Zaenudin (44) yang beralamat di Karawang, Jawa Barat; Deni Eko Prasetyo (25) dan Joni Fitrianto (19) dari Purworejo, Jawa Tengah; serta Yana Sutisna (44) dari Padalarang, Jawa Barat.
Joni dan Yana sempat dirawat di RS Hermina dan RS Premier Jatinegara, tetapi meninggal beberapa jam kemudian. Semua korban menderita luka parah di kepala dan tubuh. Satu pekerja yang luka ringan adalah Zaenal.
Direktur Operasional PT Hutama Karya Suroto mengatakan, para operator yang terlibat dalam pekerjaan pada Minggu pagi di Jatinegara akan diperiksa, juga atasan satu tingkat di atasnya. Menurut Suroto, alat berat peluncur yang digunakan saat kejadian milik PT Hutama Karya. Para operatornya memenuhi kualifikasi, yaitu memiliki sertifikat sebagai operator.
Konsorsium proyek bersama polisi melakukan pengamanan radius 300 meter di seputar lokasi kejadian, memastikan semua peralatan dalam kondisi stabil untuk keamanan masyarakat sekitar lokasi kejadian.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi sangat menyesalkan terjadinya kecelakaan tersebut. Pihaknya telah berkoordinasi dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dan membentuk KKK. ”Kami sepakat pekan lalu untuk membentuk, dan implementasinya sedang disiapkan, sudah ada kejadian lagi,” kata Budi.
Kelalaian
Kepala Kepolisian Sektor Jatinegara Komisaris Supadi mengatakan, dugaan sementara penyebab kecelakaan adalah kelalaian. ”Kami baru memeriksa enam saksi. Belum ada tersangkanya,” katanya.
Para saksi adalah pekerja dari proyek tersebut. Saat ini, pemeriksaan dilanjutkan oleh Kepolisian Resor Jakarta Timur dan KNKT. Kemarin petang, Pusat Laboratorium Forensik Badan Reserse Kriminal (Puslabfor Bareskrim) Polri melakukan investigasi di tempat kejadian.
Kepala Bidang Balistik dan Metalurgi Forensik Puslabfor Bareskrim Polri Komisaris Besar Ulung Kanjaya mengatakan, pihaknya belum bisa menyimpulkan penyebab kecelakaan kerja itu. ”Akan dilanjutkan lagi besok,” katanya.
Ulung Kanjaya mengatakan, belum ada barang bukti atau temuan yang diamankan dari tempat kejadian (IRE/ARN/DD16/DD17)