Diah Apriani (53) duduk diam di deretan kursi tamu undangan. Sesekali matanya menyisir para pejabat penting yang telah berkumpul dalam aula pertemuan rumah dinas Zumi Zola, Kota Jambi, Sabtu (3/2). Diah berharap dapat segera melihat sosok pujaannya, sang Gubernur Jambi, meski hanya dari kejauhan.
Diah bukanlah tamu undangan di acara peringatan Hari Pers Nasional (HPN) Provinsi Jambi tersebut. Para tamu kebanyakan dari kalangan kepala daerah, tokoh masyarakat, akademisi, pengusaha, dan jurnalis. Sedangkan dirinya ibu rumah tangga biasa.
Ia mendapat informasi dari kerabat yang bekerja di salah satu media televisi lokal bahwa Gubernur Jambi akan hadir di acara itu. Ia pun datang sejak pagi dan nekat menyusup di antara para undangan, demi melihat sang idola.
“Ini kesempatan terakhir saya untuk melihat Pak Gubernur secara langsung. Mungkin setelah ini beliau ditahan KPK, kita enggak tahu,” katanya.
Diah sempat kaget sewaktu menyaksikan berita di televisi. Zumi Zola ditetapkan sebagai tersangka kasus dugaan suap oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Bagaimana mungkin, si pemilik wajah ganteng dan senyum menawan itu bisa kecemplung masalah suap menyuap.
Di mata kebanyakan warga Jambi, Zola adalah sosok idola. Baik dan ramah. Pernah satu kali Diah bertemu Zola di sebuah acara resepsi di Kota Jambi. Setelah turun dari mobilnya, sang Gubernur bukan bergegas masuk untuk menyalami tuan rumah. Ia malah menyambut warga, yang kebanyakan ibu-ibu, berebut ingin bersamalan.
Saat menyalami Diah, Zola bahkan menyapanya lebih dahulu. “Saya ditanya bagaimana kabarnya, apakah sehat? Beliau memang ramah. Di situ saya yakin dia orang baik,” kenangnya. Soal program-program kerja selama menjabat gubernur, Diah mengaku tidak ambil pusing. Ia mengaku kurang mengikuti kinerja gubernurnya.
Hal senada diungkapkan, Sunarti (35), warga Solok Sipin. Ia selalu mengikuti aktivitas Zola yang kerap diunggah di media sosial. Ia pun selalu memberi tanda suka. “Bangga punya gubernur ganteng. Wajahnya selalu bikin luluh,” katanya.
Sifat Zola, mewarisi ayahnya, Zulkifli Nurdin, yang lebih dulu menjabat Gubernur Jambi selama dua periode (2001-2010). Zulkifli dikenal begitu merakyat. Ia tak segan memeluk petani miskin di kebun karet atau pedagang tua di pasar tradisional.
Sejak memimpin Provinsi Jambi, Februari 2016, beberapa kali aktivitas Zola menyematkan kagum warganya. Ia kerap menjenguk anak kecil sakit parah, penderita tumor, atau lansia pengidap kanker. Ia pun cekatan menengok dan membantu para korban banjir atau kebakaran, meskipun harus menempuh jarak hingga 400 kilometer di ujung barat provinsi itu.
Yang paling viral sewaktu Zola menyelamatkan seorang anak kecil dari terjangan banjir, pertengahan tahun lalu. Foto-fotonya menggendong anak kecil melintasi banjir setinggi satu meter itu dipuji-puji publik. Sekaligus pula dikritik kalangan netizen karena dianggap bagian dari upaya pencitraan diri.
Yang paling viral sewaktu Zola menyelamatkan anak kecil dari terjangan banjir, pertengahan tahun lalu. Foto-fotonya menggendong anak kecil melintasi banjir setinggi satu meter itu dipuji-puji publik
KPK merilis penetapan status tersangka Zola pada Jumat (2/2) lalu, dua hari setelah menggeledah rumah dinasnya di Jambi. Penyidik juga telah menggeledah ruang kerja Zola di kompleks Kantor Gubernur Jambi, Telanaipura. Selain itu, dua kali Zola diperiksa di Gedung KPK pada 5 dan 22 Januari lalu.
Penetapan status itu menyusul operasi tangkap tangan yang dilakukan KPK pada 29 November terhadap Asisten Daerah III Pemprov Jambi Saifuddin, Ketua Fraksi PAN DPRD Provinsi Jambi Supriyono, Plt Kepala Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Jambi Arfan, dan Plt Sekretaris Daerah Pemprov Jambi Erwan Malik. Dari hasil pengembangan, Zola diduga menerima grativikasi hingga Rp 6 miliar terkait proyek pekerjaan umum dan perumahan rakyat sejak menjadi gubernur Jambi. Uang yang diduga diterima dari pihak swasta tersebut mengalir kepada pimpinan DPRD Provinsi Jambi, dengan tujuan untuk memuluskan pengesahan RAPBD (Kompas, 3 Februari 2018).
Acara peringatan HPN yang dijadwalkan berlangsung 08.30 WIB, berlangsung molor. Diah tetap sabar menunggu dua jam ketika akhirnya melihat Zumi Zola datang. Acara baru dimulai menjelang pukul 11.00 WIB. Di acara itu, Zola memberi sambutan dan ucapan selamat memperingati hari pers bagi para jurnalis. Ia juga mewakili Pemerintah Provinsi Jambi menerima penghargaan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Award Provinsi Jambi karena kooperatif terhadap media.
Zola pun sempat menemui wartawan. Ia menyatakan siap menjalani seluruh proses hukum. Namun, terkait dugaan dirinya menerima grativikasi sebesar Rp 6 miliar selama masa jabatan, Zola enggan berkomentar lebih jauh. Itu katanya akan dibuktikan dalam persidangan. Ia masih akan berkoordinasi dengan kuasa hukum.
Hingga acara berakhir satu jam kemudian, Diah tak punya kesempatan sekalipun bersalaman dengan sang idola. Zola dijaga ketat oleh ajudannya. Namun, Diah tetap bersyukur. “Melihatnya dari jauh, itu sudah cukup,” tuturnya.