TANGERANG, KOMPAS — Kondisi salah satu korban longsor terowongan rel kereta Bandara Soekarno-Hatta, Mukhmainna Syamsuddin (25), cukup stabil. Namun, Mukhmainna masih trauma dengan kecelakaan yang dialaminya.
Syamsudin Ismail (55), ayah Mukhmainna, mengatakan, korban hanya keram di pinggang karena selama 13 jam duduk di dalam mobil dengan posisi miring.
”Saya sudah ketemu dokter saraf. Dari hasil X-ray dan rontgen mulai kepala sampai tulang punggung, Mukhmainna tidak perlu dioperasi,” kata Syamsuddin di Rumah Sakit Siloam Lippo Village Karawaci, Tangerang, Selasa (6/2).
Ia menjelaskan, Mukhmainna sudah dapat berkomunikasi. Bahkan, Mukhmainna sempat menelepon ibunya yang sedang sakit di rumah.
Mukhmainna sempat menanyakan kondisi Dianti Diah Ayu Cahyani Putri (24), korban lainnya yang meninggal.
Syamsuddin menceritakan kronologi sebelum kecelakaan. Pukul 16.30, Mukhmainna memberikan informasi kepada ayahnya melalui aplikasi Whatsapp dan menceritakan kondisi Perimeter yang gelap. Lima menit kemudian, Syamsuddin kehilangan kontak dengan Mukhmainna.
Setelah dua jam menunggu, Syamsuddin mendapatkan informasi dari grup Whatsapp jika mobil milik Putri yang ditumpangi Mukhmainna mengalami kecelakaan akibat tanah longsor. Syamsuddin segera menghubungi kantor PT GMF AeroAsia. Setelah mendapatkan kepastian, Syamsuddin menuju lokasi kejadian pada pukul 20.00. (DD08)