BOGOR, KOMPAS — Tiga korban tanah longsor di Kampung Maseng RT 002 RW 008, Desa Warung Menteng, Kecamatan Cijeruk, Kabupaten Bogor, ditemukan tewas oleh regu penyelamat (SAR) gabungan. Tim SAR masih melanjutkan evakuasi untuk menemukan dua korban lainnya.
Kepala Kepolisian Resor (Kapolres) Ajun Komisaris Besar Andi M Dicky, Selasa (6/2), mengatakan, tiga dari total lima korban yang hilang sejak tanah longsor di Cijeruk, Senin (5/2), ditemukan Selasa pukul 10.00. Mereka adalah Nani Nuraini (35), Aldi Muhammad Rizki (8), dan Aurel (2).
”Ketiganya berhubungan darah. Mereka adalah istri dan anak dari Asep Tajudin,” kata Dicky sambil melanjutkan bahwa seluruhnya ditemukan dalam timbunan tanah dan telah meninggal.
Adapun dua korban lain yang belum ditemukan bernama Adit (8) dan Alan (17). Keduanya juga anak dari Asep Tajudin.
Camat Cijeruk Hidayat Saputradinata mengatakan, ada 3 kepala keluarga, yang terdiri atas 11 orang, menjadi korban tanah longsor, tetapi 6 di antaranya selamat.
Ia menambahkan, warga RT 002 RW 008 terdiri atas 20 kepala keluarga yang berjumlah 100 jiwa. Seluruhnya tinggal di lahan milik PT KAI sejak 1980-an.
Lahan PT KAI itu terletak di jalur kereta api jurusan Sukabumi-Bogor Kilometer 13.800, dekat Stasiun Maseng. Wilayah yang ditempati warga berada di tebing, tepat di bawah rel.
”Kami tidak bisa memaksa mereka pindah karena sudah puluhan tahun mereka tinggal di sini,” kata Hidayat. Padahal, wilayah ini rawan longsor. Selama tiga tahun berturut-turut, tanah longsor selalu terjadi. Namun, hanya pada 2018 tanah longsor menimpa warga.
Jamsari (65), warga setempat, mengakui sudah tinggal di Kampung Maseng sejak lahir. Sejak kecil, ia mengetahui bahwa orangtuanya membayar uang sewa kepada PT KAI (dulu PT PJKA). ”Sekarang, yang saya ingat, saya selalu membayar uang sewa tahunan sebesar Rp 600.000 sejak 2011,” ucapnya. (DD01)